Situs Selodiri salah satu situs megalitikum yang ada di daerah Rembang. Situs ini berada di daerah perbukitan kawasan tambang kapur di desa Terjan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang. Pengetahuan minim tentang benda cagar budaya membuat masyarakat sekitar acuh bahkan beberapa peninggalan tersebut ada yang hilang dikarenakan tangan – tangan jahil. Ancaman serius adalah dari pertambangan kapur yang ada di sekitar situs ini yang sewaktu – waktu dapat menghancurkan situ yang sangat penting di Kabupaten Rembang.
Nama Selodiri sendiri berasal dari kata “selo” yang berarti batu dan “diri” yang berarti berdiri, jadi Selodiri dapat diartikan “batu yang berdiri“, sayangnya penulis belum sempat mengambil gambar batu yang berdiri di bukit Selodiri ini. Letak astronomis bukit Selodiri terletak pada 111 derajat 34′ 51″ bujur timur dan 6 derajat 41′ 2” lintang selatan. Peneliti dari mancanegara pernah meneliti situs Selodiri, diantaranya FDK Bosch peneliti asal Belanda pada tahun 1915 dan Orsoy de Flines pada tahun 1940. Sedangkan dari dalam negeri, penelitian sudah pernah dilakukan oleh PUSLITARKENAS pada tahun 1977 dan dilanjutkan tahun 1981 dengan agenda ekskavasi situs Selodiri, Terjan. Dari hasil ekskavasi ditemukan fosil manusia serta adanya temuan permukaan lain yang menguatkan bahwa tempat ini merupakan situs megalitikum. Temuan permukaan tersebut diantaranya kursi – kursi batu, arca kepala binatang dan penataan batu yang merupakan temu gelang (Laporan Penelitian Terjan dan Plawangan Jawa Tengah Tahap I dan I dalam Berita Arkeologi tahun 1981).
Penataan kursi – kursi batu menunjukkan adanya aktivitas pemujaan. Sedangkan kepala arca dimaksudkan sebagai penolak bala tempat suci seperti wujud kala yang ada pada candi. Berdasarkan pernyataan dari masyarakat sekitar, terjadi kehilangan arca sejumlah 38 buah dan cuma tersisa 2 buah. Terlebih kini bukit Selodiri sangat terancam dengan adanya penambangan di sekitar situs selodiri ini.
Dokumentasi