Review Buku : Gerakan Rakyat Kelaparan Gagalnya Politik Radikalisasi Petani

Rahmad Ardiansyah

TINJAUAN BUKU SEJARAH (HISTORIGRAFI) HASIL PENELITIAN 

A. Identitas Buku

Judul buku                       : Gerakan Rakyat Kelaparan Gagalnya Politik Radikalisasi Petani
Penulis                             : Fadjar Pratikto
Pengantar                        : Dr. Soegijanto Padmo
Penerbit                           : Media Presindo
Tahun Terbit                    : 2000
Kota Terbit                      : Yogyakarta
Jumlah Halaman              : xxxvi + 224 hlm.                                        

B.  Latar Belakang Penulis

Gerakan Rakyat Kelaparan :  Gagalnya Politik Radikalisasi Petani ditulis oleh Fadjar Pratikto. Dia lahir di Brebes 44 tahun silam, tepatnya tanggal 26 Juli 1970. Setelah tamat dari SMA Negeri 1 Brebes, dan melanjutkan studinya di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra, Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan berhasil meraih gelar sarjana sastra pada tahun 1995. Selama menuntut ilmu di UGM, dia pernah aktif di organisasi dan gerakan kemahasiswaan. Dia juga mengelola pers kampus karena hobinya dalam menulis. Banyak tulisannya yang di-post di surat kabar seperti harian Bernas, Surya maupun Kompas. Selain itu, dia juga aktif di LSM-LSM yang ada di Yogyakarta. Saat ini, dia mengelola tabloid dan website Era Baru dan bekerja secara professional di Transparency International Indonesia.

C.  Metode Penelitian yang Digunakan

Buku ini merupakan skripsi penulisa yang digunakan untuk memperoleh gelar sarajana sastar dari Jurusan Sejarah Fakultas Sastra, Universitas Negeri Yogyakarta. Sebagai sebuah skripsi dan penelitian sejarah, tentu metode penelitin yang digunakan sesuai dengan tahapan-tahapan dalam penelitian sejarah. Dimulai dengan penelusuaran sumber, kritik sumber, interpretasi dan penulisan/penyajian. Untuk penelusuran sumber, dilakukan dengan metode wawancara kolektif.

D.  Sumber

Sumber yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber lisan yang diperoleh dengan wawancara kolektif pelaku atau saksi. Selain itu, penulis juga menggunakan buku-buku yang relevan, baik dari segi isi atau substansi maupun waktu. Arsip, koran harian, majalah, hasil-hasil statisktik dan sumber hukum seperti UU, juga digunakan sebagai sumber dalam penelitian ini.

E.  Teori yang Digunakan

Buku yang merupakan karya skripsi ini, meruapakan buku tentang politik lokal. Penulis menggunakan teori Scott (1981) tentang ekonomi moral petani, teori Landsberger dan Alexandrov (1981) tentang pergolakan petani dan perubahan sosial, teori Prosteman (1976) tentang ketidakstabilan masyarakat pedesaan dan teori Paige (1975) tentang kondisi yang memungkinkan terjadinya revolusi agrarian.

F.  Isi

Fenomena Gerayak merupakan puncak dari berbagai persoalan ekonomi, sosial, dan khususnya politik di pedesaan Gunung Kidul dari tahun 1959-1964. Sedang faktor kelangkaan pangan yang terjadi merupakan momentum bagi gerakan tersebut. Keadaan masyarakat Gunung Kidul yang mayoritas penduduknya miskin dan kekurangan pangan serta mengalami kegagalan dalam produksi pangan, kemudian menjadi agenda politik yang menarik dan potensial bagi partai-partai politik dan organisasi petani. Salah satu partai yang mendapat keuntungan dari keadaan tersebut adalah PKI dengan organisasi petaninya yakni BTI. Dominasi PKI dan BTI dalam konstelasi politik local Gunung Kidul tentu saja membuat partai-partai lain menjadi khawatir akan kekuasaannya. Dalam hal ini PNI dengan petani-nya merupakan partai yang secara terbuk menjadi lawan politiknya, karena mereka merasa tersaingi dan terancam kedudukannya di jajaran pemerintah daerah dan kelurahannya. Gerayak sebagai strategi politik PKI dan BTI di tingkat local Gunung Kidul secara umum tidaklah berhasil memperhebat ketengangan sosial (kelas) di daerah pedesaan, serta tidak mampu menjadi gerakan politik yang terpadu bagi kaum tani. Padahal kalau kita melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat desa disana pada waktu itu sangatlah kondusif, di mana kehidupan para petani sudah melewati ambang batas subsistensi, dan sudah masuk dalam kategorinya Scott yakni “kerawanan structural”. Namun karena kondisi itu tidak mampu digunakan oleh PKI dan BTI dalam membolisir para petani secara terarah, dan membuat tuntutan-tuntutan yang realities bagi mereka, maka aksi protes yang dilakukan lewat Gerayak tidaklah bisa memiu radikalisasi massa petani secara lebih besar. Ketidakmampuan PKI dan BTI dalam memicu radikalisasi massa petani secara luas, dimungkinkan juga kalau kita paralelkan dengan penjelasan ekonomi politik tentang gerakan petani bahwa protes-protes merupakan tindakan kolektif dan tergantung kepada kemampuan kelompok untuk mengorganisir dan membuat tuntutan-tuntutan. Di sini PKI dan BTI tidak mampu memenuhi semua tuntutan objektif itu, sehingga wajar kalau Gerayak mengalami kegagalan total. Di samping faktor  taktis organisasi, kegagalan Gerayak juga disebabkan oleh faktor structural yakni masih terpeliharanya hubungan patron-klien antara petani miskin yang kelaparan dengan para petani kaya (tuan rumah) yang seringkali memberikan makan kepada mereka, sehingga mereka sudah dimobilisasi dalam suatu gerakan yang frontal menyerang tuan-tuannya. Di samping itu, faktor cultural masih kuatny nilai-nilai dan norma-norma di daerah pedesaan telah membuat para petani menjadi ragu dan sungkan untuk bersikap “tidak sopan” dan ”kurang ajar” kepadaorang yang pernah berbaik hati kepadanya.

G. Bahasa

Buku ini menggunakan bahasa yang komunikatif, menggunakan kata-kata yang baku, serta kalimat yang efektif. Adapaun jika tedapat kata-kata asing, penulis menandainya dengan memringkan tulikan (italic).

H.  Referensi

Referensi yang digunakan dalam buku ini beberapa diantaranya:
Kuntowijoyo. 1993. Radikalisme Petani. Yogyakarta: Bentang Offset.
___________. 1984. Ratu Adil. Jakarta: Sinar Harapan.
Pelzer, Karl J. 1991. Sengketa Agraria. Jakarta: Sinar Harapan.
Mubyarto. 1982. Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan. Jakarta: Sinar Harapan.
Sumarno, P.J. 1994. Hamengku Buwono IX dan Sistem Birokrasi Pemerintahan Yogyakarta 1942-1974. Yogyakarta: Kanisius.
Scott, James C. 1981. Moral Ekonomi Petani. Jakarta: LP3ES.

I.    Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan dari buku ini, dituliskan secara jelas dari mana sumber penelitian dan referensi yang digunakan, sehingga dapat dipertanggungjawabkan asal-usul dari teori yang digunakan. Selain itu, karya ini juga cukup informative untuk mereka yang ingin memahami dinamika sosial-politik pedesaan di Jawa pada kurun pra-1965. Selain itu, karya ini juga ditulis dengan pendekatan multidimensional yang dikenal dengan sejarah deskriptif-analitis yang dipelopori oleh Kuntowijoyo dan pemakain frame of thought membuat rekontruksi dari karya ini mudah dipahami. Dari segi bahasa, karena ini merupakan sebuah karya ilmiah tentu menggunakan bahasa yang komunikatif dan efektif sehingga mudah untuk dipahami. Dari segi kekurangannya, awalnya yang merupakan sebuah skripsi yang kemudian dicetak ulang sebagai sebuah buku, maka tentu mengalami beberapa perumahan dari segi formatnya sehingga terlihat kurang sistematis dan kurangnya ilustrasi gambar mengenai materi yang dipaparkan yang dapat menguatkan materi. Selain pemanfaatan lembar-lembar informasi yang dicantumkan dalam lampiran belum optimal sehingga terkesan mubazir.

Bagikan:

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah