Candi Ijo adalah satu – satunya candi tertinggi di Jogjakarta. Candi ini adalah alasan kenapa bandara adisucipto tidak diperpanjang ke timur. Candi Ijo berdiri sekitar abad ke 9 M. Candi ijo berada pada sebuah bukit bernama Gumuk Ijo yang memiliki ketinggian sekitar 410 mdpl. Dengan ketinggian ini kita dimanjakan dengan pemandangan di sekitar candi ijo yang mempertontonkan panorama menawan dari ketinggian.
Candi Ijo merupakan sebuah komplek percandian yang memiliki tingkatan untuk masuk ke candi utama. Di sebelah barat candi utama terdapat reruntuhan candi. Sedangkan bergeser ke sebelah timur terdapat candi utama bersama tiga candi perwara. Peletakan candi didasarkan pada kesakralan tiap bangunan. Terdapat lingga di dalam candi utama.
Candi Ijo merupakan candi Hindu. Namun disini terdapat suatu pertukaran budaya atau akulturasi dengan agama budha yang terlihat pada adanya kala makara dengan motif kepala ganda yang biasanya hanya terdapat pada candi budha. Candi lain yang memiliki kalamakara serupa yakni candi plaosan, ngawen, dan candi sari.
Selain itu pula terdapat arca perempuan dan lelaki yang melayang yang menggambarkan adanya harmonisme dewa siwa dan dewi uma, serta sebagai penolak roh – roh jahat. Selain itu juga kedua patung tersebut adalah perlambang terciptanya alam semesta.
Untuk alamatnya sendiri, Candi ijo berjarak sekitar 4 kilometer dari Ratu boko. Berada pada dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.