Pada 14 februari 269 M meninggallah seorang tabib sekaligus pendeta yang bernama Valentine. Valentine hidup di istana yang pada saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Pendeta Valentine sangat membenci aisar tersebut. Kaisar Claudius menginginkan memiliki pasukan yang kuat dengan beranggtakan pemuda pria dari kerajaannya. Sayangnya pria dikerajaannya enggan menjadi prajurit perang dikarenakan tidak ingin meninggalkan keluarga serta kekasihnya. Hal inilah yang menjadikan Kaisar Claudius geram sehingga ia melakukan ide gila dengan melakukan larangan adanya pernikahan. Ia berfikir apabila ada larangan pernikahan maka para pemuda di kerajaan tersebut akan mau untuk bergabung sebagai prajurit kerajaan karena tidak memiliki kekasih yang memberatkannya. St. Valentine menolak keras kebijakan tersebut.
St. Valentine yang memiliki tugas menikahkan pasangan menghiraukan larangan tersebut dan tetap melaksanakan tugasnya yaitu menikahkan pasangan. Hingga pada akhirnya kaisar mengetahuinya sedang menikahkan pasangan di sebuah kapal kecil dengan dikelilingi cahaya lilin di sekitarnya. Kemudian Valentine ditangkap, dihukum mati dan dijebloskan ke penjara. Hingga akhirnya ia dipenggal kepalanya. Kematian Valentine pada 14 februari menyebar luas ke seantero romawi. Kisahnya dari mulut ke mulut menyebar menjadi dongeng sampai pada tingkat pengkultusan.
Ketika agama katholik berkembang, para pendeta gereja mencari pengganti dewa kasih sayang Lupercus dengan tokoh Santo Valentine. Pada tahun 494 M, Paus Galasius mengubah upacara Lupercaria yang dilakukan pada 15 Februari menjadi perayaan resmi gereja. 2 tahun yang akan datang paus mengganti perayaan tersebut menjadi 14 februari bersamaan dengan pengkultusan Santo Valentine. Dengan dijadikan satu dua hari besar tersebut kemudian 14 februari lebih dikenal dengan nama “Valentine Days”.
Jenazah st Valentinus diperkirakan ditemukan di sekitar makam Hyppolytus dekat Roma yang kemudian ditaruh di dalam sebuah peti emas dan disimpan di gereja Whitefriar Street Carnelite Chruch di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836.Tempat ini kemudian menjadi ramai ketika hari Valentine. Peti emas tersebut diarak ke sebuah altar dan dipersembahkan kepada mereka yang sedang menjalin cinta.