Yang tersisa di candi ini hanya bagian batur atau dasar dari struktur candi yang masih terlihat utuh di tempatnya. Sedangkan bagian lain seperti bagian tubuh dan atap candi tercecer di sekitar candi. Candi ini menghadap ke barat yang ditandai dengan adanya undak atau tangga masuk menuju ruang utama pada candi. Ukuran dari bagian bawah candi atau dinamakan batur candi adalah panjang 7,5 meter, lebar 6 meter dan tinggi 0,75 meter dengan hiasan relief di sisi – sisinya berupa binatang binatang seperti singa, angsa, merak, burung garuda, babi hutan dan kera. Di tengah bangunan candi terdapat sebuah batu tempat abu jenazah Raden Wijaya disemayamkan berbentuk kubus yang memiliki panjang, lebar dan tinggi 75 cm. Pada bagian atas batu kubus tersebut ada relief bulus dan naga yang saling mengaitkan seolah mengitari batu ini.
Dulu di candi ini terdapat sebuah arca bernama Arca Hariharayang yang merupakan perwujudan dari raja Majapahit pertama. Arca ini memiliki ukuran dengan tinggi kurang lebih dua meter dan kini disimpan di Museum Nasional Republik Indonesia, Jakarta karena mempertimbangkan keamanan apabila di taruuh di Candi Simping. Menurut Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) yang telah membuat rekonstruksi gambar menuturkan bahwa candi ini konon memiliki bentuk dengan arsitektur yang indah khas candi – candi Jawa Timur yang meninggi dengan relief di sisi sisinya. Reruntuhan Candi Simping sebagian ditempatkan di sebelah barat candi yang terlihat masih bagus dan terawat. Balok – balok tersebut merupakan batu andesit yang tertumpuk rapi dan sangat memungkinkan kalau batu – batu tersebut adalah tubuh dan atap candi simping. Sedangkan dibagian utara terdapat empat buah makara berupa kepalaraksasa. Sebagian tubuh dan atap candi diletakkan di timur lantai candi. Bagian selatan candi di dekat gapura terdapat sebuah lingga.
Peta Candi Simping