Pendirian Ratu Boko bisa dilihat dari prasasti – prasasti yang ditemukan di sekitar Ratu Boko.Dahulu Ratu Boko adalah sebuah wihara bernama Abhayagiriwihara yang diperuntukkan para biksu. Abhayagiriwihara menurut prasasti Walaing didirikan pada 792 M. Kemudian pada 856 M komplek Ratu Boko dialih fungsikan sebagai kraton oleh Rakai Walaing Pu Khumbayoni yang beragama Hindu.
Ratu Boko memiliki dua unsur agama yaitu dari agama Hindu dan Budha. Unsur agama Hindu terlihat pada adanya yoni, arca ganesha dan durga, tiga miniatur candi, serta lempengan perak yang bertuliskan mantea agama Hindu. Sedangkan unsur Budha terlihat pada adanya arca buddha, reruntuhan stupa dan stupika.
Penyebutan Ratu Boko sebagai kraton tertera dalam prasasti serta kemiripan struktur bangunan yang lebih menyerupai kraton dari pada candi. Dalam kitab – kitab kasusastraan tertera bahwa kraton adalah kompleks bangunan yang dikelilingi pagar bergapura, hal ini tertera di kasusastraan Bharatayudah, Kresnayana, Gatotkacasraya serta Bhomakawya.
Di dalam kompleks Ratu Boko terdapat kolam serta bangunan – banguna lain. Dahulu bangunan Ratu Boko terbuat oleh kayu terlihat pada adanya umpak dan batur – batur di kompleks ini. Kraton Ratu Boko terbagi menjadi tiga bagian diantaranya, kelompok barat, tenggara dan timur. Bangunan – bangunan tersebut berupa teras – teras dan puncak bukit. Letak gerbang dari Ratu Boko terletak di bagian Barat yang memiliki pagar berupa batu andesit. Pada bagian tenggara terdapat struktur lantai, gapura, batur pendopo, batur pringgitan, miniatur candi, tembok keliling, dua kelompok kolam serta reruntuhan stupa. Terakhir pada bagian timur terdapat sebuah kolam dan dua buah gua yang bernama Gua Lanang dan Gua Wadon. Ratu Boko diperkirakan adalah istana yang dimaksud pada legenda Roro Jongrang.
Peta Ratu Boko