Sinopsis Film Sparta vs Persia “300”

Rahmad Ardiansyah

Sparta dikenal sebagai negara pemegang kekuasaan militer artileri angkatan darat yang kuat di zaman Yunani Kuno. Kemiliteran Yunani sepenuhnya dipegang oleh Sparta terutama di Liga Peloponnesia. Sparta tidak pernah bekerja untuk mencari makan, kehidupan mereka hanyalah berperang dan mempertahankan negara. Sedangkan tugas mencari makan, mereka mempekerjakan para budak yang diperoleh dari kemenangan perang. Budak – budak ini diawasi oleh remaja Sparta agar mereka tidak kabur.

Baca Juga : Perang Peloponesos

Battle in Thermopylea adalah istilah perang antara Sparta melawan Persia. Leonidas, seorang raja Sparta hanya membawa 300 tentara Sparta dan harus melawan 2.500.000 prajurit Persia. Ia menyadari bahwa akan terjadi serangan besar bangsa Persia kepada daratan Yunani. Sedangkan disisi lain, negara – negara Yunani yang akan segera dikuasai Persia belum sepenuhnya bersatu. Leonidas memutuskan membawa 300 pasukan untuk menahan serangan Persia dan ia mengutus salah satu prajuritnya untuk memberitahukan adanya serangan Persia kepada negara – negara di Yunani dengan harapan agar mereka bersatu untuk melawan Persia.

Perang ini di filmkan dalam film berjudul “300”. Dalam film tersebut dikisahkan Sparta dengan jumlah 300 tentara dibantu pasukan Thespians berjumlah 700 orang dan Thebans 400 orang serta bantuan dari orang – orang non militer harus melawan prajurit Xerxes dengan jumlah jauh lebih besar.

 

Pasukan yang dipimpin Sparta pada garda depan dan Yunani dengan jumlah total mencapai 3000an harus menahan gempuran 2.500.000 pasukan Persia. Selama dua hari pasukan Sparta menahan gempuran pasukan Persia. Hingga akhirnya pada hari ke tiga, seorang yang berasal dari Yunani bernama Ephialtes yang sakit hati terhadap Leonidas karena merasa dipermainkan prajurit Sparta atas kecacatannya, membeberkan kelemahan pertahanan pasukan Sparta.

Ia membeberkan jalan rahasia dari belakang bukit untuk menjebol pertahanan dan mengepung para prajurit Sparta dari dua arah. Sparta terkepung sedangkan pasukan Yunani sebagian mundur. 300 prajurit Sparta didampingi 700 Thespians bertahan. Mereka diserang dari dua sisi. Sparta kalah, namun secara kalkulasi korban, mereka menang telak. Sebanyak 300 prajurit Sparta dan sekitar 1000 pasukan Yunani tewas dalam pertempuran. Sedangkan disisi lain, sebanyak 20.000 pasukan Persia dibawah pimpinan Xerxes tewas dalam pertempuran. Bisa dibayangkan, dengan 300 pasukan Sparta di bagian terdepan mampu mengalahkan sekitar 10.000 pasukan Persia, sedangkan pasukan Yunani membantu di belakang. Perang ini dimenangkan pihak Persia.

Setahun kemudian, seluruh Yunani bersatu dan melakukan perang balasan melawan pasukan Persia dibawah pimpinan Xerxes. Kali ini Persia kalah. Battle of Salamis (480 SM) dan Battle of Plataea, bahkan di perang – perang sebelumnya ketika invasi Persia sebelum Xerxes, Yunani dan Sparta memenangkan hampir di setiap pertempuran. Banyak perang tidak berimbang melawan Persia, namun tetap saja dimenangkan Yunani dengan korban jauh lebih sedikit seperti pada peperangan Battle of Mycale.

Sparta kembali melakukan peperangan pada tahun 371 SM dalam Battle of Leuctra. Dalam perang tersebut Sparta mengalami kekalahan walaupun sudah menyerang dengan kekuatan penuh. Inilah awal kemunduran Sparta. Sejak saat itu Sparta tidak pernah pulih dari kekalahannya. Faktor kehilangan banyaknya orang dewasa yang tewas dalam perang dan pemberontakan para budak akibat ketidak puasan terhadap makanan sisa yang diberikan kepada mereka membuat Sparta semakin lemah.

Alexander the Great bahkan pernah berusaha menghancurkan Sparta. Walaupun kekuatan Sparta melemah, namun keberadaan Sparta di daratan Eropa masih menjadi ancaman bagi negara – negara besar lainnya. Dari kisah ini terlahir sebuah anekdot dari raja Philip II yang mengirim sebuah berita, “Jika aku sudah memasuki Laconia, aku akan meratakan Sparta sama dengan tanah”. Dan Sparta membalas “Jika”.

Pada akhirnya Sparta tetap survive bertahan hingga zaman Romawi ketika Yunani ditaklukkan oleh jendral Romawi yang bernama Lucius Mummius. Sparta menjadi negara yang damai dan banyak dimasuki turis yang ingin melihat kebudayaan Sparta.
Sparta sempat berperang melawan bangsa Viking, Sparta memenangkan perang tersebut. Namun belum ada bukti tentang hal ini. Belum diketahui pada tahun berapa secara pasti Sparta hancur. Namun, adanya negara Sparta sebagai pemegang militer di Yunani memang perlu dikenang akan kehebatan dan keberanian mereka dalam perang.

Treiler Film 300

Bagikan:

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah