Museum Purbakala Pleret

Rahmad Ardiansyah

Sumber : pleret.museumjogja.org

Museum Pleret merupakan museum purbakala yang terletak di Dusun Kedaton, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul dan didirikan pada tahun 2004 sebelum terjadinya gempa DIY. Pada masa awal pendirian Museum Pleret hanya terdiri dari satu unit bangunan. Dengan luas 2.500 m2, Museum Pleret telah direnovasi dalam tiga tahap selama tiga tahun berturut – turut yakni pada tahun 2007 dibangun gedung pada sisi barat museum, setahun berikutnya gedung pada sisi tengah dan terakhir tahun 2009 dilakukan renovasi besar – besaran dengan membangun gazebo, perbaikan Sumur Gumuling, tempat parkir dan papan nama. Hingga saat ini, Museum Pleret belum diresmikan menjadi museum mandiri dan masih dalam pengelolaan Dinas Kebudayaan Provinsi DIY.

Museum Pleret menyimpan benda – benda bersejarah yang memiliki kaitan erat dengan sejarah di sekitar kawasan Pleret. Wilayah Pleret diduga memiliki nilai sejarah tersendiri karena pernah menjadi tempat berdirinya Keraton Kerto dan Keraton Pleret dari Kerajaan Mataram Islam. Keberadaan tempat tersebut kini memang tidak bisa dilihat lagi, namun sebagian bangunan dari Keraton tersebut masih terkubur didalam tanah. Beberapa bangunan keraton yang telah rusak kini tersebar disekitar wilayah di sekitar Museum Pleret yang kini berdiri.

Sumur Gumuling merupakan simbol adanya peradaban di tempat tersebut karena keberadaan sumur menandakan adanya lokasi bekas Keraton Pleret. Sumur Gumuling kini berada di dalam area museum. Dulu, Sumur Gumuling dalam kondisi tidak terawat dan terbengkalai, namun sekarang Sumur Gumuling telah dipugar dan masih berfungsi dengan baik.

 

 

Sumber : jalanjogja.com

Penemuan yang berkaitan dengan Keraton Pleret diantaranya berbagai macam batuan dan sisa – sisa bangunan keraton yang ditemukan di sekitar berdirinya Museum Pleret. Contoh benda – benda peninggalan Keraton Pleret adalah umpak, arca bercorak Hindu, antefik, berbagai benda logam seperti uang logam cina, talam, entong dan peralatan – peralatan rumah yang berusia ratusan tahun yang sempat terpendam dan kini menjadi koleksi Museum Purbakala Pleret.

Profil Museum
Museum Purbakala Pleret dibangun dengan tujuan untuk melestarikan benda – benda cagar budaya pada kawasan cagar budaya Pleret khususnya situs Sumur Gumuling, Masjid Kauman, situs Kedaton, Kerto, Keputren, dan lain – lain. Fungsi Museum Pleret adalah menyimpan, merawat dan memajang benda – benda bersejarah di sekitar Sumur Gumuling dan situs – situs lain di Kabupaten Bantul serta melakukan penelitian mengenai data terkait Kerajaan Mataram Islam yang didirikan pertama kali di Kota Gede dan selanjutnya dipindah ke Kerto lalu ke Pleret dan terakhir di Kartasura sebelum terpecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

Gedung sebelah barat Museum Pleret mengoleksi benda – benda cagar budaya yang sudah teridentifikasi. Sebanyak 71 koleksi berasal dari Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY dan ratusan koleksi lain yang diumpulkan oleh Dinas Kebudayaan DIY Ke – 81 yang terdiri dari : mata uang Cina, genda pendeta, talam, fragmen cepuk, beliung, bokor, batu dan batu putih pipih, entong, arca Ganesha, arca Agastya, pipisan, gandik dan lain – lain.

Selain difungsikan sebagai kantor, bangunan pada sisi tengah digunakan untuk menyimpan benda – benda cagar budaya yang telah ditemukan namun masih dalam tahap identifikasi. Nantinya sebagian bangunan ini juga digunakan untuk memajang dan menyimpan benda – benda koleksi museum yang telah teridentifikasi. Masih dilakukan pendataan dan pengumpulan benda cagar budaya di kawasan cagar budaya kelas C.

Selain koleksi benda – benda cagar budaya, Museum Pleret juga memamerkan peta perkiraan lokasi Keraton Mataram Pleret, silsilah raja – raja Mataram Islam dan masa pemerintahannya serta foto – foto terkini dan sekelumit sejarah tentang situs – situs yang berada di kawasan Pleret.

Waktu Kunjungan
Senin – Kamis 08.00 – 16.00 WIB
Jumat 08.00 – 14.30 WIB
Sabtu – Minggu 08.00 – 16.00
Tiket : Gratis

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah