A. Konsep Kronologis (Diakronis)
Kronologi diambil dari bahasa Yunani yaitu kronos / chronos yang berarti waktu dan logos yang berarti ilmu. Maka kronologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari waktu atau sebuah kejadian pada waktu tertentu. Kronologi adalah catatan kejadian – kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya.
Sejarah mengajarkan kepada kita untuk berfikir kronologis (diakronis) yaitu berfikir secara runtut, teratur dan berkesinambungan. Konsep kronologis dalam sejarah akan memberikan gambaran secara utuh tentang suatu peristiwa bersejarah dari tinjauan aspek tertentu sehingga kita dapat dengan mudah memahami, menarik manfaat dan makna dari suatu peristiwa. Adapun dalam keseharian, berfikir diakronis atau berfikir secara kronologis sangat diperlukan jika kita ingin memecahkan suatu masalah. Tanpa berfikir secara runtut dan berkesinambungan dalam mengidentifikasi suatu permasalahan, kita akan kesulitan memecahkan suatu masalah atau bahkan mendapatkan solusi yang tidak tepat.
Galtung mengemukakan, diakronis berasal dari bahasa Yunani. kata “dia” berarti melintasi atau melewati dan “kronos” berarti perjalanan waktu. Dengan demikian diakronis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa – peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau timbul secara tiba – tiba. Sebab dalam sejarah, selain meneliti gejala – gejala yang memanjangkan waktu, tetapi juga ruang yang terbatas.
Konsep diakronis melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami perkembangan dan bergerak sepanjang masa. Dari proses inilah manusia dapat membandingkan dan melihat perkembangan kehidupan manusia dari zaman ke zaman.
Contoh berpikir kronologis diakronis :
Peristiwa proklamasi kemerdekaan RI dilatarbelakangi oleh menyerahnya Jepang kepada sekutu, kemudian para pemuda bereaksi atas menyerahnya Jepang, terjadilah peristiwa Rengasdengklok yaitu penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, dan pada akhirnya diputuskan untuk penyusunan teks proklamasi serta melakukan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
ciri – ciri diakronis
- Mengkaji dengan berlalunya masa
- Menitikberatkan pada pengkajian peristiwa sejarahnya
- Bersifat historis atau komparatif
- Bersifat vertikal
- Terdapat konsep perbandingan
- Cakupan kajian lebih luas
Cara Berfikir Diakronis / Kronologis
- Mempelajari kehidupan sosial secara memanjang dan berdimensi waktu
- Memandang masyarakat sebagai sesuatu yang terus bergerak dan memiliki hubungan kausalitas atau sebab akibat
- Menguraikan proses transformasi yang terus berlangsung dari waktu ke waktu kehidupan
- Menguraikan kehidupan masyarakat secara dinamis
- Digunakan dalam ilmu sejarah
B. Konsep Sinkronik
Konsep berfikir sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah pada kurun waktu tertentu saja dan khas ilmu sosial. Cara berfikir ilmu – ilmu sosial sinkronik melebar dalam ruang, serta mementingkan struktur dalam satu peristiwa.
Berbeda dengan peristiwa diakronik dimana satu peristiwa memiliki hubungan dengan peristiwa lain, pada konsep sinkronik tidaklah demikian. Dalam konsep berfikir sinkronik yang akan dipelajari dalam kurun waktunya saja secara mendetail tanpa perlu membandingkan dengan peristiwa sejarah lain.
Contoh :
Ketika kita mengkaji mengenai peristiwa G30SPKI, maka konsep sinkronik akan mempelajari peristiwa tersebut secara mendetail dengan menggunakan konsep 5 W + 1 H.
C. Konsep Ruang
Konsep ruang meliputi aspek lingkungan, lokasi, dan tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah. Kajian yang diambil pada konsep ruang lebih dititik beratkan pada aspek tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah. Konsep ruang dalam sejarah akan membantu dalam membandingkan antara peristiwa yang terjadi di satu lokasi dengan peristiwa sejarah di lokasi lainnya serta mengetahui apakah ada hubungan antara peristiwa di lokasi satu dengan yang lain. Sejarah lokal dapat diangkat menjadi sejarah nasional karena pengaruhnya pada wilayah lain, begitu juga sejarah nasional dapat dijadikan sejarah internasional karena mempengaruhi daerah lain yang berpengaruh sangat besar.
Contoh:
Peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya merupakan sejarah lokal yang diangkan menjadi sejarah nasional karena pengaruhnya yang sangat besar terhadap daerah lain dalam rangka mempertahankan kemerdekaan RI pada saat itu.
Perang Dunia I dan II merupakan sejarah negara bagi negara – negara yang berkonflik. Namun Perang Dunia I dan II dijadikan sebagai sejarah internasional karena mempengaruhi negara – negara lain di dunia.
D. Konsep Waktu
Konsep waktu dalam sejarah sangat diperlukan sebagai pengelompokan – pengelompokan berdasarkan waktu (pembabakan / periodisasi) suatu peristiwa sejarah dan urutan waktu terjadinya peristiwa sejarah (kronologis / diakronis). Konsep waktu sangat penting untuk menghindari terjadinya tumpang tindih peristiwa sejarah (anakronis).
Contoh Periodisasi masa pra aksara :
- Zaman batu tua (Paleolitikum)
Masa dimana peralatan manusia masih menggunakan peralatan dari batu yang belum dihaluskan. - Zaman batu menengah (Mesolitikum)
Pada zaman ini batu sebagai alat yang digunakan pada kegiatan sehari – hari sudah dihaluskan pada salah satu sisinya. - Zaman batu muda (Neolitikum)
Pada zaman ini peralatan manusia sudah dihaluskan kedua sisinya. - Zaman batu besar Megalitikum)
Zaman batu besar yaitu penggunaan batu – batu berukuran besar yang difungsikan sebagai upacara kepercayaan.
Dari periodisasi tersebut dapat dilihat bahwa ada perkembangan kemampuan manusia bertahap dari waktu ke waktu. Pembabagan tersebut didasarkan pada rentang waktu peristiwa sejarah.
E. Konsep Perubahan dalam Sejarah
Perubahan dalam sejarah dapat diartikan sebagai aspek kehidupan yang bergerak seiring dengan perjalanan kehidupan manusia. Seorang filsuf bernama Heraclitus mengatakan “Panta rei“, artinya tidak ada yang tidak berubah, semua mengalir, masyarakat sewaktu – waktu bergerak dan berubah. Wertheim juga menuliskan, History is continuity and change yang berarti sejarah adalah peristiwa yang berkesinambungan dan perubahan.
Perkembangan dalam kehidupan ada yang berjalan lambat dan ada yang berjalan cepat. Arah perubahan dibedakan menjadi dua yaitu yang lebih baik (progres) dan yang lebih buruk (regres).
F. Konsep Keberlanjutan dalam Sejarah
Dalam peristiwa sejarah, satu peristiwa sejarah akan berlanjut pada peristiwa sejarah yang lain. Peristiwa sejarah akan berdiri sendiri namun tidak terpisah dari peristiwa sejarah lain.
G. Video Pembahasan