Biografi Alexander Agung (Alexander The Great)

Rahmad Ardiansyah

Alexander Agung atau dalam dunia internasional dikenal dengan nama Alexander the Great adalah seorang penakluk dan pemimpin besar yang yang berasal dari Macedonia. Alexander merupakan salah seorang pemimpin militer yang paling cerdas sepanjang zaman. Daerah kekuasaannya hampir meliputi separuh bumi. Kehebatannya telah menginspirasi penakluk penakluk lain seperti Hannibal, Cesar dan Pompey dari Romawi, serta Napoleon dari Perancis. Meskipun masa pemerintahannya singkat, Alexander berhasil mewujudkan Kerajaan Macedonia menjadi salah satu kekaisaran yang terbesar di dunia.

Biografi dan Profil Alexander the Great

Alexander lahir tanggal 20 Juni 356 Sebelum Masehi di daerah Pella, ibukota Macedonia. Alexander adalah anak Raja Macedonia, yaitu Fillipus II, dan ibunya bernama Olympias, putri dari Epirus. Ketika masih kecil, dia melihat bagaimana ayahnya memperkuat pasukan Macedonia dan memenangkan berbagai peperangan di daerah Balkan.

Saat berusia 13 tahun, Raja Filipus mempekerjakan Aristoteles, seorang filsuf Yunani yang terkenal, sebagai guru pribadi Alexander. Dalam waktu 3 tahun, Aristoteles telah mengajarkan berbagai hal dan memotivasi Alexander agar mencintai ilmu pengetahuan, filosofi, dan kedokteran. Pada tahun 340 SM Raja Filipus mengumpulkan suatu pasukan besar Macedonia lalu menyerang Byzantium. Selama masa penyerangan, Raja Filipus memberikan kekuasaan sementara pada Alexander, anaknya yang berusia 16 tahun itu, untuk memimpin Macedonia.

Raja Filipus II meninggal pada tahun 336 SM dibunuh saat pernikahan putrinya. Alexander pun menjadi Raja Macedonia saat berusia 20 tahun, menggantikan ayahnya yang telah meninggal. Sesaat sesudah meninggalnya Filipus, kota kota di Yunani seperti Thebes dan Athena memberontak. Alexander bertindak dengan cepat dan berhasil mengatasi pemberontakan tersebut. Tahun beikutnya muncul pemberontakan kembali, Alexander memutuskan untuk melakukan tindakan tegas dengan menghancurkan kota Thebes dan menjual penduduknya sebagai budak. Peristiwa ini ternyata berhasil melemahkan keinginan kota kota yang lain untuk memberontak.

Memulai Ekspansi Untuk Menguasai Dunia

Tahun 335 SM, Alexander mulai melakukan ekspansi menyerang Persia dengan menggunakan 42.000 pasukan. Selama 2 tahun berikutnya Alexander memenangkan beberapa pertempuran melawan Persia sehingga akhirnya berhasil mengalahkan pasukan pimpinan Raja Persia Darius III pada tahun 333 SM. Darius berusaha damai dengan menawarkan Alexander harta dan wilayah tapi ia tolak. Alexander menjawabnya dengan mengatakan bahwa ia kini adalah Raja Asia dan hanya ia yang berhak memutuskan pembagian wilayah.

Alexander lalu melanjutkan ekspansi militernya sampai berhasil menguasai Mesir hingga ke perbatasan India, namun terpaksa berhenti sebab prajuritnya kelelahan akibat pertempuran terus menerus selama 10 tahun.

Alexander lalu kembali ke Macedonia untuk melakukan rencana ekspansi baru. Selama dalam perjalanan dia mengeksekusi banyak gubernur dan pejabat yang melenceng. Lalu sebagai bentuk terima kasih kepada para prajuritnya, Alexander memberikan uang pada mereka dan akan mengirim para prajurit veteran dan cacat untuk kembali ke Macedonia. Tindakan ini justru dimanfaatkan oleh para prajurit Alexander. Selain itu, mereka menentang beberapa keputusan Alexander, misalnya mengadopsi kebudayaan Persia kemudian dimasukkannya pasukan Persia ke dalam prajurit dari Macedonia. Beberapa prajurit lalu melakukan pemberontakan di kota Opis.

Alexander mengampuni prajurit prajurit pemberontak, tapi mengeksekusi pemimpin pemimpin pemberontakan tersebut. Dalam usaha mempertahankan perdamaian antara orang orang Macedonia dan Persia, Alexander melakukan pernikahan massal antara wanita bangsawan Persia dengan para perwiranya. Tapi, hanya sedikit pasangan pernikahan yang mampu bertahan lebih dari 1 tahun.

Meninggalnya Alexander Agung

Ketika di Babilonia, Alexander secara tiba tiba terkena sakit yang parah dan selama 11 hari mengalami demam, hingga akhirnya meninggal pada 10 Juni 323 SM, saat itu usianya 33 tahun. Penyebab kematiannya tidak begitu jelas.

Sesudah meninggalnya Alexander Agung, tidak adanya ahli waris mengakibatkan terjadinya perpecahan dan peperangan antara para bawahannya. Setelah perselisihan bertahun tahun, akhirnya tahun 300 SM, kekuasaan kerajaan Alexander dibagi menjadi 4 wilayah.

Alexander meskipun hanya berkuasa selama 13 tahun, ia mampu membangun imperium yang sangat besar dibandingkan dengan imperium yang pernah ada. Luas wilayah kerajaan Alexander ternyata 50 kali lebih besar dari wilayah yang diwariskan orang tuanya, mencakup 3 benua yaitu Eropa, Asia, dan Afrika.

Bersatunya wilayah dari Macedonia sampai Persia oleh Alexander menyebabkan terbentuknya perpaduan 4 kebudayaan, yaitu budaya Yunani, Mesir, Mediterrrania, dan Persia yang dikenal dengan kebudayaan Hellenisme.

Gelar di belakang namanya, berupa The Great atau Agung diberikan pada Alexander, karena kehebatannya dalam menjadi seorang raja dan pemimpin perang serta kesuksesannya menaklukkan beberapa wilayah yang luas hanya dalam 10 tahun.

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah