Pada dasarnya, kapak perimbas adalah kapak yang tidak memiliki tangkai dan cara pemakaiannya adalah digenggam memakai jari tangan. Kapak ini sering disebut sebagai kapak penetak atau chopper dan kapak perimbas biasanya dibuat dengan meruncingkan batu pada satu sisi permukaannya terlebih dahulu untuk menghasilkan sudut yang tajam. Selain itu, kulit batu yang masih menempel di seluruh anggota permukaan batu yang tidak ditajamkan supaya bisa digenggam dengan aman dan nyaman tanpa melukai jari-jari tangan.
Untuk membuat kapak perimbas biasanya harus menggunakan dua batu untuk membuat sisi batu yang sisinya sangat tajam, serta memungkinkan untuk memotong batu intinya. Kapak ini sangat banyak tersebar di tanah air dan dibuat dengan menggunakan batuan basal, kuarsit, obsidian serta kuarsa yang sama seperti batu rijang maupun jenis bebatuan lainnya yang bobotnya lebih ringan. Kapak perimbas juga mempunyai fungsi penting sejak zaman paleolitikum hingga saat ini dan memiliki nilai sejarah yang begitu tinggi.
Fungsi Kapak Perimbas
Fungsi utama kapak perimbas pada zaman paleolitikum bisa dikatakan memiliki manfaat besar untuk keberlangsungan manusia pada masa paleolithikum. Pasalnya, kapak perimbas difungsikan sebagai alat memperoleh sumber makanan seperti buah-buahan dan biji-bijian rupanya bermanfaat sebagai alat memotong daging dari hasil buruan setiap hari. Kegunaan lainnya adalah sebagai peralatan untuk menghancurkan serat-serat dari pepohonan yang selalu digunakan sebagai pakaian semua orang pada zaman itu agar dapat menutupi tubuh mereka dengan sempurna.
Meski begitu, kegunaan kapak perimbas selalu menjadi bahan perdebatan karena orang-orang menggunakan sebagai alat berburu binatang maupun senjata untuk menyerang orang lain atau musuh beberapa orang yang hidup pada zaman paleolitikum. Kala itu, banyak sekali alat-alat yang dibuat dengan menggunakan batu dan fungsinya lebih beragam dan mampu menunjang kebutuhan hidup sehari-hari, tetapi kapak perimbas biasanya tidak layak digunakan sebagai alat memburu karena tidak mudah dibawa kemana saja.
Kapak perimbas banyak ditemukan di Ciamis, Gombong, Bengkulu, Lahat, Bali, Flores dan daerah Timor. Berdasarkan penemuannya, para ahli menyimpulkan bahwa kapak perimbas adalah hasil budaya Pithecanthropus erectus. Selain di Indonesia, kapak perimbas juga ditemukan di Myanmar, Vietnam, Thailand, dan China, sehingga sering dikelompokkan dalam kebudayaan Bacson-Hoabinh.