Sejarah Homo Rudolfensis
Homo Rudolfensis adalah manusia purba yang kerangkanya sendiri ditemukan pertama kali oleh Richard dan Meave Leakey pada tahun 1972. Tempat ditemukannya di Koobi Fora sisi timur Danau Rudolf (Sekarang disebut Danau Turkana) di Kenya.
Pada tahun 1978 dilakukan pengusulan nama ilmiah yaitu Phitecanthropus Rudolfensis oleh V.P. Alekseyev. Kemudian pada tahun 1986, pengubahan namanya diubah menjadi Homo Rudolfensis yang merupakan inovasi dari Fragmen tengkorak 1470 (KNM ER 1470). Penamaan Homo Rudolfensis sendiri artinya adalah homo berarti manusia, sedangkan rudolf merupakan nama kawasan ditemukkannya struktur kerangka pertama kalinya, yaitu di Danau Rudolf (Danau Turkana).
Penemuan struktur kerangka kuno dari Homo Rudolfensis ini ditemukan di situs Koobi Fora, situs lain seperti situs Chiwondo wilayah Malawi dan Ngarai Olduvai. Spesies Homo Rudolfensis ini banyak ditemukan di Kenya bagian utara hingga Tanzania dan Malawi.
Ciri-Ciri Fisik Homo Rudolfensis
- Punya rahang dan gigi besar.
- Punya otak besar.
- Volume otak rata-rata 751 CC.
- Punya bab temporal primitif.
- Bentuk molar panjang (mesiodistally).
- Punya bentuk wajah ortognatik.
Homo Rudolfensis menurut pendapat lainnya menyatakan bahwa manusia purba yang satu ini merupakan turunan dari Kenyanthropus Platyops. Kemudian terdapat pergantian nama dan memindahkan Platyop ke genus Homo. Penemuan tulang belulang dari Homo Rudolfensis ini sendiri hampir sama dengan yang ada di Olduvai, yaitu Homo habilis. Keduanya hampir punya kesamaan secara abjad fisiknya, karena itulah kemungkinan bahwa mereka hidup saling berdampingan menjadi pendapat tersendiri bagi sebagian ilmuan.
Karakteristik dari Homo Rudolfensis dengan Homo Habilis yaitu sama-sama punya bentuk wajah yang ortogonik. Tetapi manusia purba Homo Rudolfensis punya ukuran badan / fisik lebih besar serta lebih berpengaruh. Homo Rudolfensis juga dianggap memiliki rahang dan gigi yang besar, lebih tepatnya b Homo Rudolfensis punya gigi graham besar dan enamel yang kompleks serta tebal.
Cara Hidup Homo Rudolfensis
Cara hidup dari manusia purba Homo Rudolfensis sendiri hampir berbeda dengan manusia purba jenis lainnya. Karena mereka memakan masakan yang keras, karena itulah graham mereka diciptakan keras sehingga bisa mengunyah dengan baik. Punya graham yang besar dianggap berpengaruh ketika mengunyah, serta ada kemungkinan bahwa mereka masih makan makanan berupa tumbuhan (nabati). Tetapi tidak jarang juga dari manusia purba Homo Rudolfensis yang memakan daging. Manusia purba Homo Rudolfensis ini hidupnya dengan cara nomaden, atau berpindah-pindah tempat (tidak menetap). Mereka berpindah dari satu kawasan ke kawasan lain sehingga bisa mencari makanan yang lebih luas.