Pada masa perundagian manusia sudah memiliki berbagai peralatan berbahan logam. Masa perundagian bersamaan dengan zaman logam yaitu sekitar 10.000 tahun yang lalu. Pada periode ini peralatan yang digunakan adalah peralatan berbahan besi dan perunggu. Dengan peralatan berbahan logam, kehidupan masyarakat berjalan lebih baik dan menghasilkan jumlah barang dan makanan lebih banyak sehingga mengalami surplus.
A. Kehidupan Sosial Budaya
Diperkirakan masyarakat pada masa perundagian sudah mengenal pembagian kerja. Hal tersebut dapat dilihat dari pengerjaan barang – barang dari logam. Pengerjaan barang – barang tersebut membutuhkan keahlian khusus karena tidak semua orang bisa membuat peralatan ini.
Pembagian kerja tersebut merupakan bukti bahwa masyarakat pada masa perundagian menerapkan sifat responsif dan proaktif dalam mengatasi masalah sosial yang semakin kompleks. Masyarakat pada masa ini juga sudah mengenal sistem pelapisan sosial. Pada masa perundagian, tatanan masyarakat sudah teratur. Masyarakat pedesaan hidup dalam kelompok besar dengan penguasaan terhadap suatu wilayah. Kelompok tersebut dipimpin oleh seorang kepala suku dengan gelar datuk. Biasanya kepala suku tersebut didampingi seorang dukun yang berperan sebagai penasihat.
Benda yang dihasilkan pada masa perundagian mengalami kemajuan dalam hal bahan dan teknik pembuatan. Bila pada zaman sebelumnya menggunakan benda berbahan batu, kayu dan tulang, pada masa perundagian telah berhasil menggunakan logam sebagai alat penunjang kegiatan sehari – hari.
B. Kehidupan Ekonomi
Kegiatan ekonomi pada masa perundagian lebih kompleks daripada masa sebelumnya. Pertanian yang dikembangkan sudah maju. Pertaniannya sudah meninggalkan sistem berhuma dan beralih pada sistem pertanian lahan basah atau persawahan. Selain pertanian, pada masa ini juga berkembang perdagangan dan pertukangan. Keberadaan kaum undagi (tukang) menyebabkan perkembangan pada masa perundagian berkembang pesat. Benda logam yang dihasilkan bernilai tinggi. Benda – benda tersebut berupa komoditas alat pertanian, rumah tangga dan sebagai simbol status.
C. Teknologi
Terdapat dua teknik pembuatan pada masa perundagian, diantaranya :
Berikut benda – benda yang dihasilkan pada masa perundagian
1. Nekara Perunggu
Nekara merupakan genderang besar yang terbuat dari perunggu berpinggang dibagian tengahnya dan tertutup di bagian atasnya. Nekara dimungkinkan berfungsi sebagai sarana upacara (kesuburan dan kematian) dan dijadikan simbol status sosial. Fungsi lain dari nekara dimungkinkan untuk memanggil roh leluhur untuk turun kedunia memberi berkat serta memanggil hujan. Hal ini dapat terlihat dari hiasan yang terdapat dalam beberapa nekara.
Hiasan – hiasan pada nekara tersebut sangat indah berupa garis – garis lurus dan bengkok, pilin – pilin dan gambar geometris lainnya, binatang – binatang (burung, gajah, merak, kuda, rusa), rumah, perahu, orang – orang pemburu, tari – tarian, dan lain – lain. Dari berbagai lukisan tersebut dapat digambarkan tentang penghidupan dan kebudayaan yang ada pada saat itu.
Nekara ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Rote, Selayar, dan Kepulauan Kei. Nekara yang terbesar terdapat di Pura Penataran Sasih di desa Intaran daerah Pejeng, Bali. Nekara ini bergaris tengah 160 cm dan tingginya 198 cm. Di Alor ditemukan sejenis nekara yang kecil dan langsing yang disebut moko dan mako.
Pada nekara dari Sangean ada gambar orang menunggang kuda beserta pengiringnya, keduanya memakai pakaian Tartar. Gambar – gambar orang Tartar ini memberi petunjuk akan adanya hubungan dengan daerah Tiongkok. Pengaruh – pengaruh dari zaman itu kini masih nyata pada seni hias suku bangsa Dayak dan Ngada (Flores).
2. Kapak Corong
Kapak corong adalah kapak yang bagian tajamnya seperti kapak batu, hanya bagian tangkainya berbentuk corong. Corong itu digunakan untuk tempat memasang kayu yang bentuknya menyiku seperti bentuk kaki. Oleh karena itu, kapak ini sering disebut juga kapak sepatu. Bentuk dan ukuran kapak corong bermacam – macam. Ada yang bagian tajamnya lurus dan ada yang bagian tajamnya melengkung (candrasa). Ada juga yang tangkainya lurus, melengkung, atau terbelah dua seperti ekor burung layang – layang.
Kapak corong berfungsi sebagai cangkul, kapak corong kecil digunakan untuk mengerjakan kayu (dalam bahasa Jawa tatah) sedangkan kapak yang ujungnya melengkung digunakan sebagai alat upacara atau tanda kebesaran seorang kepala suku. Kapak yang digunakan untuk upacara biasanya terdapat hiasan pada bagian kapaknya. Kapak corong banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Kepulau Selayar, dan dekat Danau Sentani, Papua.
3. Bejana Perunggu
Bejana perunggu adalah benda berbentuk seperti gitar Spanyol yang tidak bertangkai. Pola hiasan dalam bejana perunggu adalah hiasan anyaman dan menyerupai huruf “J”. Di Indonesia bejana perunggu ditemukan oleh para ahli di daerah Madura dan Sumatra.
Bejana juga ditemukan di Pnom Penh (Kamboja), maka tidak dapat disangsikan lagi bahwa kebudayaan logam di Indonesia memang termasuk satu golongan dengan kebudayaan logam Asia yang terpusat di Dongson. Itulah sebabnya, zaman perunggu di Indonesia ini lebih sering disebut dengan kebudayaan Dongson.
4. Perhiasan Perunggu
Biasanya perhiasan ditemukan sebagai bekal kubur. Bentuk perhiasan beraneka ragam dan ditemukan di daerah Bogor, Bali dan Malang. Benda perhiasan dari besi banyak ditemukan bersamaan dengan benda – benda dari perunggu.
Manik – manik yang ditemukan di wilayah Indonesia memiliki bermacam – macam bentuk dan biasanya digunakan sebagai bekal kubur, tempat penemuannya antara lain di Sangiran, Pasemah, Gilimanuk, Bogor, Besuki dan Bone.
5. Arca Perunggu
Arca – arca perunggu yang menggambarkan tentang manusia dan binatang ditemukan di Bangkinang (Riau), Palembang, Bogor dan Lumajang (Jawa Timur). Bentuk arca beraneka macam, seperti menggambarkan orang sedang menari naik kuda, dan memegang busur panah, serta yang menarik arca tersebut di bagian kepalanya diberi tempat untuk mengaitkan tali atau menggantung.
6. Benda – Benda Besi
Penemuan benda – benda besi berbeda dengan benda perunggu, jumlah penemuan benda – benda besi terbatas. Sering benda – benda besi ditemukan sebagai bekal kubur, seperti di dalam kubur – kubur di Wonosari (Jawa Tengah) dan di Besuki (Jawa Timur). Benda besi yang ditemukan berupa mata panah, pisau, sabit, pedang, mata tombak dan gelang – gelang besi.
Pada masa perundagian, teknik pembuatan gerabah juga mengalami peningkatan. Bila dibandingkan pada masa bercocok tanam, teknik pembuatan pada masa perundagian lebih maju. Pengerjaannya lebih halus dan lebih tipis, karena sudah menggunakan teknik tatap batu dan pelarikan / roda berputar. Penggunaan gerabah pada masa perundagian juga semakin meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh adat atau tradisi masyrakat untuk menempatkan tulang-tulang mayat dalam tempayan – tempayan besar.
D. Kepercayaan
Kepercayaan pada masa perundagian dengan masa sebelumnya tidak berbeda jauh. Mereka masih mempraktikkan kepercayaan terhadap leluhur, hanya saja pada masa perundagian alat yang digunakan menggunakan bahan perunggu.