Prasasti Ligor adalah bukti sahih atas sumber sejarah pada masa Kerajaan Sriwijaya, serta kekuasaannya tidak hanya berlaku di Pulau Sumatra melainkan ke mancanegara. Sriwijaya adalah kerajaan bahari yang sempat berkuasa di wilayah Sumatra dan bukti kekuasaannya bisa dilihat atas catatan dari I Tsing, yakni seorang pendeta asal China yang berasal dari Dinasti Tang. Prasasti Ligor sendiri memiliki keterkaitan khusus dengan kejayaan Sriwijaya lantaran berperan sebagai bukti atas kekuasaan sang pemimpin pada era tersebut.
Tidak sedikit dari mereka belum mengetahui bahwa prasasti ligor pertama kali ditemukan di kawasan bernama Ligor, sedangkan wilayah tersebut sudah berubah nama menjadi Nakhon Si Thammarat, tepatnya di Thailand bagian selatan. Prasasti tersebut ditemukan di Negeri Gajah Putih dan sangat jauh dari titik utama Kerajaan Sriwijaya, yaitu di Palembang, Sumatra Selatan dan terutama di sekitar Sungai Musi yang kini menjadi simbol dari ibukota provinsinya dimana prasasti ini dibuat dari pahatan yang ditulis dari dua sisi yang berbeda.
Bagian pertamanyaa disebut sebagai Prasasti Ligor A alias manuskrip Viang Sa dan bagian kedua bernama Prasasti Ligor B. Hal menarik yang harus anda ketahui adalah keduanya menggunakan aksara Kawi dan berasal pada tahun 775 masehi. Sebagian besar dari para ahli berpendapat bahwa Prasasti Ligor B diciptakan oleh Maharaja Dyah Pancapana Kariyana Panamkarana, yaki salah satu raja yang berasal dari Wangsa Sailendra yang sebelumnya sempat memimpin Kerajaan Sriwijaya beberapa abad silam.
Selain itu, isi prasasti ligor A menjelaskan tentang raja Sriwijaya dan dikenal sebagai raja dari semua raja di seluruh dunia. Raja adalah pendiri Trisamaya Caitya bagi Kajara dan isi bagian keduanya mengenai nama Visnu yang menyandang status sebagai Maharaja. Visnu sendiri berasal dari keluarga Sailendravamsa dan berjulukan Sesavvarimandavimathana, yakni pembunuh untuk beberapa musuh yang bersikap angkuh dan sombong yang tidak tersisa pada masa kepemimpinan Sriwijaya di masa lalu. Banyak sekali prasasti yang ditemukan pada masa Kerajaan Sriwijaya dan bukan sekadar Prasasti Ligor semata. Kemudian, isinya menjelaskan tentang pengukuhan wilayah dimana beberapa prasasti yang mungkin tidak asing ditemukan sejak era Sriwijaya antara lain Prasasti Kota Kapur, Karang Birahi, Telaga Batu, Talang Tua serta Palas Pasemah yang masing-masing mempunyai isi beragam dengan penjelasan tertentu yang mungkin belum diketahui beberapa orang dimana mereka sendiri berasal dari wilayah penemuannya saat ini.