BUDAYA MASA KERAJAAN MAJAPAHIT

Rahmad Ardiansyah

Kerajaan majapahit yang dibangun raden wijaya 1293-1309 M hingga mencapai masa kejayaan Hayam Wuruk 1350-1389 M mampu melahirkan seni budaya yang bernilai seni maupun historis yang tinggi. Seni budaya masa majapahit tersebut beragam jumlahnya sebut saja tarian, wayang beber, jatilan dan beberapa kesenian khas majapahit hingga kini masih bertahan, bahkan seni budaya majapahit tidak hanya mampu melahirkan kesenian semata melainkan juga seni sastra, puisi hingga seni terakota, seni pahat serta seni patung. Seni budaya dimasa majapahit muncul ke permukaan yang jumlahnya beragam mencapai puluhan seperti: tarian bedhana surya, tarian bentengan, tarian golek sedayung dan puluhan lainnya.

Menariknya seni budaya majapahit mampu menciptakan kesenian rakyat atau tradisional bersifat adi luhung diantaranya: kesenian reog misalnya terbentuk bermula dari sikap ki ageng sunu yang memberontak bhre kerthabumi kemudian membentuk kesenian reog selanjutnya wayang beber yang juga kesenian peninggalan majapahit. Wayang beber berbentuk lembaran bergambar kemudian dibeberkan selanjutnya jatilan sekilas seperti drama tari yang melukiskan kegagahan prajurit majapahit dalam berperang dipadu dengan magis atau kesurupan.

Kesenian yang mengacu pada majapapit jumlahnya cukup banyak, namun kebanyakan kesenian-kesenian tersebut bersifat hiburan meski beberapa kesenian masa majapahit adalah sebuah gambaran dalam suatu peristiwa reog, jatilan, tarian wedhana surya majapahit misalnya kemudian dikembangkan dalam bentuk rangkaian gerakan tarian dipadu irama musik yang unik sehingga membentuk drama tari yang eksotif. Selain tarian pada masa kerajaan majapahit juga memberi perhatian terhadap seni budaya lainnya, bahkan seni budaya ini berkembang pesat dizamannya seni sastra yang jumlahnya cukup banyak seperti kitab kakawin negarakertagama karya empu prapanca misalnya yang berisi tentang keadaan ibukota majapahit, daerah jajahan majajahit dan kitab ini umumnya berbentuk puisi kuno berbahasa jawa kawi.

Sementara kitab-kitab lain sebut saja kitab pararathon, kitab sutasoma apalagi kitab maupun seni prosa, seni puisi kala itu tumbuh subur dimasa hayam wuruk sehingga tak heran bila beragam kitab hasil kebudayaan hayam wuruk dijadikan sumber sejarah oleh para ilmuwan hingga kini. Uniknya kemajuan seni budaya masa majapahit tidak terpaku pada bentuk seni tarian,puisi,sastra saja tetapi seni lain juga diberi ruang gerak yang luas yakni seni terakota ,sebuah kerajinan rakyat masa majapahit yang berbahan dasar tanah liat kemudian dikembangkan menjadi sebuah seni yang bernilai citra rasa tinggi. Seni terakota masa majapahit maju pesat mampu menciptakan anekaragam kerajinan tanah liat diantaranya: jambangan bunga, celengan, kendi, genting, batu bata dan lainnya.

Seni terakota ketika itu mampu menembus pasaran mancanegara sehingga tak heran kerajinan tanah liat ini memberi nilai plus bagi ekonomi rakyat selanjutnya seni pahat. Seni pahat masa majapahit mengalami kemajuan yang berarti terlihat ratusan ragam pahat telah banyak dihasilkan baik berbentuk arca, patung, candi tikus, candi kedhaton, gapura, relief yang indah eksotif dan sisa peninggalan tersebut dapat dijumpai dalam kawasan triwulan.

Seni budaya masa majapahit memang berkembang pesat dizaman pemerintahan hayam wuruk, namun sayangnya pasca majapahit mundur seni budaya masa majapahit sekarang hampir punah sebut saja tarian khas majapahit hingga kini tidak berbekas hanya tarian werdhana surya, golek sedayung diduga tarian khas majapahit yang masih bertahan. Sementara seni budaya lain kesenian tradisional khas majapahit yang masih eksis bisa dihitung dengan jari sebut saja reog ponorogo, wayang beber gunung kidul, jatilan dan beberapa kesenian tradisional lainnya kemudian seni terakota, seni pahat, seni patung kini masih dapat ditemui dalam kawasan Trowulan, mojokerto, jawa timur mengingat berlangsung turun temurun.

Budaya Majapahit

  • Peristiwa utama dalam kalender tata negara digeser tiap hari pertam bulan Caitra (Maret-April) ketika semua utusan dari semua wilayah tahlukkan Majapahit datang ke Istana untuk membayar upeti. 
  • Ibukota di Trowulan (Kota besar dan dan terkenal dengan perayaan besar keagamaan yang diselenggarakn). 
  • Candi-candi Majapahit berkualitas baik secara geometris dengan memanfaatkan getah tumbuhan merambat dan gula merah sebagai perekat batu bata. Contoh Candi Tikus dan Gapura Bajang Ratu di Trowulan, Mojokero. 
  • Raja (Jawa) memiliki bawahan tujuh raja bermahkota memiliki Pulau dengan penduduk yang banyak.

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah