Peninggalan Kerajaan Majapahit

Rahmad Ardiansyah

Surya Majapahit merupakan ciri peninggalan kerajaan Majapahit yang didalamnya terdapat sembilan dewa penjaga mata angin yang disebut dengan “Dewa Naga Sanga”.

Peninggalan peninggalan yang ada di Majapahit (ada beberapa)

  1. Nandiswara
    Nandiswara merupakan salah satu pengiring dewa Siwa yang mempunyai kekuatan sebagai penolak bala. Biasanya ia digambarkan bertangan dua, yang kiri memegang sampur, yang kanan bertumpu pada miniatur bangunan. Dalam tuganya menjaga bangunan suci. Nandiswara ditempatkan direlung kiri pintu masuk.
  2. Nandi
    Nandi merupakan lembu yang menjadi wahana/kendaraan Dewa Siwa, dalam Mitologi Hindu. Candi yang memiliki arca Nandi adalah candi yang digunakan untuk pemujaan Hindu-Siwa, dan biasanya ditempatkan pada ruangan suci sebuah Candi (Garbhagrha). Nandi biasnya digambarkan dalam posisi duduk menghadap kekanan.
  3. Sapta Rsi
    Sapta Rsi adalah tujuh tokoh yang berkedudukan sebagai penyebar agama Hindu keseluruh dunia. Tokoh ini digambarkan dalam sikap duduk bersemedi dan kepalanya memakai surban.

Menurut apa yang dijelaskan oleh guide, makam tujuh Troloyo merupakan bukti dari diperbolehkannya Islam masuk di Majapahit, hal itu menyebabkan adanya bentuk toleransi yang dilakukan antar umat beragama. Mengapa bisa terjadi kerukunan? Karena dengan adanya semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti ”walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua”.

Runtuhnya Kerajaan Majapahit bukan karena adanya masuknya agama islam, tetapi disebabkan oleh adanya perang saudara atau yang lebih dikenal dengan perang “paragreg”. Hal itulah yang menjadi pemicu utama runtuhnya kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit dikelilingi oleh sungai Brantas dan empat sungai dan dipindahkan ke Trowulan. Trowulan awalnya adalah hutan tarih. Jarak Trowulan dari pintu gerbang kedalam memerlukan waktu yang lama, yaitu sekitar selama setengah hari. Untuk melestarikan jejak Kerajaan Majapagit yang ada di Trowulan, maka dibangunlah sebuah museum yang berisi tentang barang-barang peninggalan Majapahit.

Adapun fungsi museum Majapahit pada saat ini adalah:

  • Akademik atau pendidikan
  • Ekonomi
  • Ideologi

Dengan adanya museum Majapahit, presepsi masyarakat sangat bangga, sebab bagian dari benda cagar budaya yang menjadi kebanggan hasil nasional dan memajukan perekonomian masyarakat. Di masa Majapahit terdapat waduk yang airnya berasal dari empat gunung yang mengelilingi kerajaan Majapahit.

Berikut ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yang masih bisa kita kunjungi atau kita lihat

a. Kolam Segaran
Kolam segaran merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yang menunjukkan Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang kaya, dengan membuang peralatan makan seperti prirng emas, sendok emas dll. Namun didasar kolam terdapat sebuah jaring yang digunakan untuk menangkap peralatan makan yang dibuang agar bisa diambil kembali.

Bangunan kolam segaran dikelilingi tembok dari bata dengan tinggi dinding 3,16 meter dan lebar 1,6 meter. Pintu masuk ada disebelah barat. Fungsi dari kolam ini sebagai waduk penampung air, tetpi menurut berita Cina dan cerita rakyat, kolam ini sebagai tempat rekreasi dan menjmu tamu dari luar negeri. Diceritakan juga bila perjamuan selasai peralatan perjamuan seperti piring, sendok, dan sebagainnya dibuang dalam kolam untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Majapahit adalah kerajaan yang kaya. Tetapi, menurut cerita didalam kolam tersebut terdapat jaring yang
membentang sepanjang kolam. Jadi ketika tamu majapahit yang dari mancanegara sudah kembali ke negrinya, maka barang-barang yang sudah
dibuang tadi akan diambil kembali.

Ketika masa Majapahit dulu, dipojok-pojok kolam terdapat pintu-pintu untuk aliran air. Tetapi sekarang ditutup, suopaya tidak ditumbuhi rumput. Didalam kolam segaran sekarang tidak terdapat filter. Maka, apabila hujan terus menerus air dalam kolam tersebut akan mongering.

b. Candi Tikus
Candi Tikus sebenarnya bukan Candi Tikus namun tempat pemandian suci. Ditemukan pada tahun 1914 di desan Temon oleh Adipati Aryo Kromojoyo secara tidak sengaja. Penemuan tersebut diawali laporan bahwa didaerah itu terjangkit wabah tikius yang bersarang pada sebuah gundukan. Ketika gundukan itu dsibongkar ternyata didsalamnya ada sebuah candi yang dikelilingi delapan miniature candi lain yang menggambarkan gunung mahameru sebuah gunung suci yang merupakan sumber kehidupoan dengna dilambangkn oleh air yang mengalir dari btu candi.Setelah ditindak lanjuti oleh Bupati ditemukan penemuan – penemuan baru yaitu pemandian.Ternyata sebuah pemandian suci yang tengahnya terdapat Replika Mahameru dikelilingi oleh konsep Nawa Sanga (penjuru mata angin). Konsep airnya yaitu Gunung air sebagai konsep kehidupan artinya : upaya mendapatkan air amerta atau kebudian maknanya pendekatan diri kepada penguasa sehingga mendapatkan keamanan atau perlindungan

c. Candi Minakjinggo
candi Minakjinggo terbuat dari batu bata merah dan batu andesit. Candi ini digunakan sebagai tempat untuk melakukan upacara keagamaan. Mengapa disebut dengan “Minakjinggo?’ karena badannya yang besar, mata yang melotot dan berwatak jahat. Akhirnya masyarakat menamai dengan sebutan “Minakjinggo”

d. Sumur di Trowulan
Di Trowulan banyak ditemukan sumur – sumur kuno yang berbentuk lingkaran terbuat dari batu – bata lengkung. Bagian tepi sumur terbuat dari struktur batu bata dan tembikar (jobong) berbentuk lingkaran namun ada juga yang berbentuk segi empat.

Candi – Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit

  • Candi Sukuh
  • Candi Cetho
  • Candi Pari
  • Candi Jabung
  • Candi Brahu
  • Candi Tikus
  • Candi Surawana
  • Candi Bajangratu
  • Candi Wringin Branjang
  • Candi Minakjinggo
  • Candi Rimbi

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah