Prasasti adalah sumber tertulis yang sangat penting dari masa lalu yang isinya antara lain mengenai kehidupan masyarakat seperti tentang administrasi dan birokrasi pemerintahan, kehidupan ekonomi, pelaksanaan hukum dan keadilan, sistem pembagian bekerja, perdagangan, agama, kesenian, maupun adat idtiadat (Noerhadi, 1997:22). Berikut ini adalah prasasti – prasasti pada zaman Majapahit, diantaranya :
Prasasti Kudadu (1294 M)
Prasasti Kudadu membahas tentang pengalaman Raden Wijaya sebelum menjabat sebagai Raja Majapahit yang ditolong oleh Rama Kudadu dari tentara Jayakatwang setelah Raden Wijaya mengangkat dirinya menjadi raja Majapahit, warga desa Kudadu serta Rama Kudadu kemudian diberi tanah perdikan.
Prasasti Sukamerta (1296 M) dan Prasasti Balawi (1305 M)Kedua prasasti ini membahas tentang persitiwa Raden Wijaya yang memperistri para putri Kertanegara diantaranya Sri Paduka Parameswari Dyah Sri Tribuwaneswari, Sri Paduka Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita, Sri Paduka Jayendradewi Dyah Dewi Prajnaparamita, serta Sri Paduka Rajapadni Dyah Dewi Gayatri, selain itu juga menyebutkan adanya raja muda di Daha dari anaknya dari permaisuri yang bernama Sri Jayanegara.
Prasasti Wringin Pitu (1447 M)
Prasasti ini menceritakan bentuk pemerintahan serta sistem birokrasi Majapahit yaitu yang terdiri dari 14 kerajaan bawahan dengan Bhre sebagai pemimpin kerajaan bawahan tersebut diantaranya, Bhre Kelinggapura, Bhre Keling, Bhre Singhapura, Bhre Kabalan, Bhre Jenar, Bhre Tanjungpura, Bhre Jagrag, Bhre Tumapel, Bhre Matahun, Bhre Wirabhumi, Bhre Wengker, Bhre Pajang, Bhre Kahuripan, dan Bhre Daha.
Prasasti Canggu (1358 M)
Prasasti ini berisi tentang aturan tempat penyebrangan di Sungai Bengawan Solo.
Prasasti Biluluk (1366 M) Biluluk II (1395 M) Biluluk III (1395 M)Prasasti Biluluk berisi tentang aturan sumber air asin yng diperuntukkan keperluan ketentuan pajak dan pembuatan garam.
Prasasti Karang Bogem (1387 M)
Prasasti ini menyebutkan adanya pembukaan daerah perikanan di Karang Bogem
Prasasti Marahi dan Prasasti Parung
Prasasti ini berisi tentang sengketa tanah, peraturannya yaitu persengketaan tanah diputuskan oleh pejabat kehakiman yang telah menguasai kitab hukum adat setempat.
Prasasti Katiden I (1392)
Berisi pembebasan pajak bagi desa Katiaden yang meliputi 11 wilayah desa. Pembebasan ini dikarenakan 11 wilayah desa memiliki tugas yang berat yaitu memeilihara hutan dai daerah Gunung Lejar.
Prasasati Alasantan (939 M)
Berisi perintah Sri Maharaja Rakai Halu Dyah Sindok Sri Isanawikrama untuk tnah Alasasntan dijadikan menjadi tanah perdikan kepada Rakryan Kabayan pada 9 September 939 M.
Prasasti Kamban (941 M)
Prasasti ini menyebutkan Sri Maharaja Rake Hino Sri Isanawikrama Dyah Matanggadewa yang meresmikan desa Kamban menjadi tanah perdikan pada 19 Maret 941 M.
Prasasti Hara – Hara (Trowulan VI) (966 M)
Berisi tentng Mpu Mano yng menyerahkan tanah kepada Mpungku Susuk Pager srta Mpungku Nairanjana yang diperuntukkan membiayai sebuah rumah doa (Kuti) pada 12 gustus 966 M.
Prasasti Wurare (1289 M)
Prasasti ini menyebutkan bahwa raja Sri Jnamasiwabajra berhasil menyatukan Jenggala dan Panjalu. Gelar raja ini adalah Kertanegara pada 21 September 1289.
Prasasti Maribong (Trowulan II) (1264 M)
Menyebutkan Wisnuwardhana menjadikan desa Maribong sebagai tanah perdikan pada 28 Agustus 1264 M.
Prasasti Canggu (Trowulan I)
Prasasti ini menyebutkan aturan serta ketentuan hukum dsa di tepi sungai Brantas dan SOlo yang menjadi tempat penyebrangan.
Sastra Zaman Awal Majapahit
– Kitab Negara Kertagama yang dikarang oleh Mpu Prapanca
– Kitab Sutasoma yang dikarang oleh Mpu Tantular
– Kitab Arjunawiwaha yang dikarang oleh Mpu Tantular
– Kitab Kunjakarna
– Kitab Parhayajna
Sastra Zaman Akhir Majapahit
- Kitab Prapanca yang menceritakan raja Singasari dan Majapahit
- Kitab Sundayana yang menceritakan tentang perang Bubat
- Kitab Ranggalawe yang menceritakan tentang pemberontakan Ranggalawe
- Panjiwijayakrama yang menceritakan tentang kisah Raden Wijaya hingga menjadi raja di Majapahit
- Kitab Usana Jawa yang menceritakan tentang penaklukan Pulau Bali yang dilakukan Gajah Mada, para arya Majapahit dan Arya Damar, pemindahan Keraton Majapahit ke Gelgel serta penumpasan raja raksasa yang bernama Maya Denawa.
- Kitab Usana Bali yang menceritakan tentang kekacauan di pulau Bali.