Pengertian Model Pembelajaran
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada.[1]
Sedangkan tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.tujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau diskripsi yang spesifik. Yang menarik untuk digaris bawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanga dilaksanakan secara tertulis ( written plan).
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun peserta didik. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu :
- Siswa bisa lebih mandiri dalam proses belajarnya
- Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar
- Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran.
- Memudahkan guru melakukan penilaian.
Model pembelajaran adalah bentuk atau tipe kegiatan yang digunakan untuk menyampaikan bahan ajar oleh guru kepada siswa. Di dalam model pembelajaran terdapat unsur:
- filosofi atau teori yang menjadi landasan atau ruh dari rumusan teoritis dan praktis sebuah metode pembelajaran;
- rumusan teoritis metode pembelajaran; dan
- prosedur praktis penerapan metode pembelajaran.
Macam- macam Model Pembelajaran
Berikut ini adalah beberapa model pembelajaran sejarah :
1. Model Pembelajaran Example Non Example
Model Pembelajaran Example Non Example atau juga biasa di sebut example and non-example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Metode Example non Example adalah metode yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Kelebihan:
- Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
- Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
- Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
- Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
- Memakan waktu yang lama.
2. Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar.
Kelebihan
- Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.
- Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.
- Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.
- Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.
- Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.[2]
Kelemahan
- Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai dengan materi pelajaran.
- Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.
- Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.
- Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukanatau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.
3. Numbered Heads Together
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah
Kelebihan Model Number Heads Together :
- Setiap siswa menjadi siap semua
- Dapat melakukan diskusi mengajari siswa yang kurang pandai
Kelemahan Model Number Heads Together :
- Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru
- Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
4. Pembelajaran Cooperative Script
Pembelajaran cooperative script adalah model pembelajaran yang menghadirkan interaksi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa melalui pencarian ide/gagasan baru dari apa yang mereka pelajari kemudian menyimpulkannya secara lisan. Kelemahan metode ini dalam penerapannya di dalam kelas adalah kesulitan guru dalam menghidupkan kerjasama antar siswa dan sulitnya mendorong siswa untuk mengeluarkan pendapatnya. Kita semua tahu bahwa sebagian siswa di Indonesia sangat pasif ketika belajar, malu dan takut salah menghantui mereka. Jadi jika ingin menerapkan metode pembelajaran cooperative script ini, para guru harus terlebih dulu mengenalkannya pada para peserta didik yang tentu saja menyita banyak waktu.
5. Jigsaw
Pembelajaran kooperatif jenis Jigsaw adalah satu jenis pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Jigsaw menggabungkan konsep pengajaran pada teman sekelompok atau teman sebaya dalam usaha membantu belajar. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab untuk pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
Kelebihan
- Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
- Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengerjakan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain, sehingga pengetahuannya jadi bertambah.
- Menerima keragaman dan menjalin hubungan sosial yang baik dalam hubungan dengan belajar
- Meningkatkan berkerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
Kekurangan
- Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi.
- Jika anggota kelompoknya kurang akan menimbulkan masalah.
- Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk merubah posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan.
6. Problem Based Introductuon
Model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) disebut juga Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Model pembelajaran ini mengangkat satu masalah aktual sebagai satu pembelajaran yang menantang dan menarik. Peserta didik diharapkan dapat belajar memecahkan masalah tersebut secara adil dan obyektif.
Kelebihan
- Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
- Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
- Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
- Siswa berperan aktif dalam KBM
- Siswa lebih memahami konsep matematika yg diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.
- Melibatkan siswa secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi
- Pembelajaran lebih bermakna
- Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran matematika sebab masalah yang diselesaikan merupakan masalah sehari-hari
- Menjadikan siswa lebih mandiri
- Menanamkan sikap sosial yang positif, memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain
- Dapat mengembangkan cara berfikir logis serta berlatih mengemukakan pendapat
Kelemahan
- Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
- Membutuhkan banyak waktu dan dana.
- Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
7. Mind Mapping
Model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) disebut juga Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Model pembelajaran ini mengangkat satu masalah aktual sebagai satu pembelajaran yang menantang dan menarik. Peserta didik diharapkan dapat belajar memecahkan masalah tersebut secara adil dan obyektif. Secara garis besar PBI terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang otentik danbermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Peranan guru dalam PBI adalah mengajukan masalah, memfasilitasi penyelidikan dan dialog siswa, serta mendukung belajar siswa. PBI diorganisasikan di sekitar situasi kehidupan nyata yang menghindari jawaban sederhana dan mengundang berbagai pemecahan yang bersaing.
Kelebihan
- Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
- Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
- Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
- Siswa berperan aktif dalam KBM
- Siswa lebih memahami konsep matematika yg diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.
- Melibatkan siswa secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi
- Pembelajaran lebih bermakna
- Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran matematika sebab masalah yang diselesaikan merupakan masalah sehari-hari
- Menjadikan siswa lebih mandiri
- Menanamkan sikap sosial yang positif, memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain
- Dapat mengembangkan cara berfikir logis serta berlatih mengemukakan pendapat
Kelemahan
- Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
- Membutuhkan banyak waktu dan dana.
- Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
- Membutuhkan waktu yang banyak
- Tidak setiap materi matematika dapat diajarkan dengan PBI
- Membutuhkan fasilitas yang memadai seperti laboratorium, tempat duduk siswa yang terkondisi untuk belajar kelompok, perangkat pembelajaran, dll
- Menuntut guru membuat perencanaan pembelajaran yang lebih matang.
- Kurang efektif jika jumlah siswa terlalu banyak, idealnya maksimal 30 siswa perkelas.
Pengertian Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah didudun dalam bentuk kegiatan yang nyata dan praktis. Untuk mencapai tujuan pembelajaran pada umumnya metode pembelajaran klasikal hanya memperhatiakan satu aspek saja yaitu aspek penyampaian informasi. Sedangkan sebagai pendidik profesional, maka dituntut harus dapat merangsang terjadinya proses berpikir, harus membantu tumbuhnya sikap kritis, serta mampu mengubah pola pikir peserta didiknya, sehingga diperlukan penggunaan metode mengajar lainnya yang lebih efekti dan efisien Berikut merupakan pengertian
Metode Pembelajaran menurut para ahli :
- Nana Sudjana : metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengedakan hubungan dengan siswanya pada saat berlangsungnya pengajaran.
- Ahmad Sabri : metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran baik individual maupun kelompok.
- M. Sobri Sutikno : metode pembelajaran adalah cara-cara penyajian materi pelajaran yang dilakukan pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam mencapai tujuan
- Gerlach dan Elly : metode pembelajaran adalah rencana yang sistematis untuk menyampaikan informasi
- Bayiruddin Usman : metode pembelajaran adalah salah satu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dari pengertian metode pembelajaran menurut para ahli di aatas, proses pembelajaran dapat dilakukan didalam maupun diluarkelas. Ada berbagai macam metode pembelajran yang bisa diterakan dalam mengajar siswa di kelas termasuk di dalam pembelajaran sejarah. Metode yang dipilih dapat dipengaruhi oleh banyak hal, misalya jenis materi yang disampaikan, jumlah siswa yang mengikuti pelajaran, situasi saat pembelajaran, dan kemampuan rata-rata siswa dalam kelas.
Pemilihan dan Penentuan Metode
Metode mengajar yang digunakan guru dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai, akan tetapi setelah melakukan seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan intruksional khusus, oleh karena itu berikut merupakan masalah yang harus dipahami dalam pemilihan dan penentuan metode dalam kegiatan belajar mengajar.
1. Nilai Strategis Metode
Guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di kelas
2. Efektivitas Penggunaan Metode
Efektivitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam suatu pelajaran, sebagai persiapan tertulis.
3. Pentingnya Pemilihan dan Penentuan Metode
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemulihan dan penetuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jjika memahami sifst – sifst masing – masing metode tersebut. Winarno Surahmad (1990; 97) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut :
a. Anak Didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang mengahajatkan pendidikan.
b. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini metode harus tunduk pada kehendak tujuan dan buakn sebaliknya. Karena itu kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya.
c. Situasi
Situasi kegiatan belajar-mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari, disisi lain metode yang baik adalah sesuai dengan situasi yang ada, oleh sebab itu situasi yang ada mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
d. Fasilitas
Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akna mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
e. Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Seseorang guru misalnya kurang suka berbicara dan ada yang suka berbicara. Oleh sebab itu maka kepribadian guru akan menentukan pemilihan dan penentuan metode yang akan dipakai.[3]
Macam-macam Metode Pembelajaran
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, terutama dalam pembelajaran sejarah diantaranya:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Kelebihan
- Guru mudah menguasai kelas.
- Dapat diikuti siswa dengan jumlah yang banyak.
- Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
- Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.
Kekurangan
- Membuat siswa pasif.
- Mengandung unsur paksaan terhadap siswa.
- Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
- Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
- Bila terlalu lama membosankan.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana para siswa dihadapkan pada suatu maslah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan secara bersama. Didalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat juga semuanya aktif. Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
- Mendorong siswa berpikir kritis.
- Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
- Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama.
- Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan
- Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan,dan terobosan baru dalam memecahkan suatu masalah.
- Mengembangkan sikap menghargai pendapat orag lain.
- Memperluas wawasan.
- Membina sisiwa untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.
Kekurangan
- tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
- Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
- Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
3. Metode Karyawisata
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
Kelebihan
- Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
- Membuat apa yang dipelajari disekolalebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat.
- Lebih merangsang kreativitas siswa.
- Informasi sebagai bahan pelajaran lebih aktual dan luas.
Kekurangan
- Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
- Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
- Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
- Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
- Memrlukan biaya yang mahal.
Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.
4. Metode Problem Solving
Metode problem solving bukan sekedar metode mengajar, tetapi merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam metode solving dapat menggunakan metode lainnya yang dimulai dari mencari data hingga menarik suatu kesimpualan.
Kelebihan :
- Metode ini bisa membuat pendidikan disekolah lebih relevan dengan kehidupan
- Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa
- Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah yang nantinya dapat membiasakan siswa dalam menyelesaikan masalah.
Kekurangan :
- Dalam penggunaan metode ini banyak memakan waktu
- Mengubah kebiasaan siswa yang belajar dengan mendengar dan menerima informasi
- Menentukan masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa
5. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dpat pula dari siswa ke guru. Metode tanya jawab adalah yang tertua dan paling banyak dalam proses pendidikan, baik dilingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.
Kelebihan
- Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika siswa tersebut sedang ribut.
- Merangsang daya pikir dan daya ingat siswa.
- Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
Kekurangan
- Membuat siswa menjadi tegang
- Waktu sering terbuang percuma, ketika tidak ada siswa yang menjawab pertanyaan.
- Pertanyaan tidak bisa merata untuk semua siswa.
Daftar Pustaka
[1] Uno, Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran,
Jakarta, Penerbit PT Bumi Aksara, 2008, hlm. 2.
[2] Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran). (Medan: Media Persada, 2011), hlm. 8.
[3] Syaiful Bahri djamarah dan Aswan zain, Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 75