Perang Dingin, Latar Belakang, Sejarah dan Dampaknya

Rahmad Ardiansyah

Perang Dingin merupakan perang berlatarbelakang ideologi liberalisme dan komunisme yang terjadi pasca Perang Dunia II. Terjadi perebutan hegemoni antara Amerika Serikat dan Unis Soviet untuk saling mempengaruhi negara – negara dalam periode 1947 – 1991. Secara umum kedua negara inilah yang menjadi aktor dibalik peristiwa Perang Dingin.

Perang Dingin tidak pernah terjadi secara fisik antara Amerika Serikat dan Uni Soviet melainkan saling mempengaruhi negara – negara untuk memeluk ideologi Uni Soviet dan Amerika Serikat. Pada pembahasan Perang Dingin disinggung pula negara yang pecah akibat perbedaan pandangan di suatu negara seperti Cekoslovakia, Yugoslavia, Vietnam, dan Korea. Perang Dingin juga diwarnai perlombaan kekuatan militer, teknologi nuklir, dan pengiriman ekspedisi ke luar angkasa.

Latar Belakang Perang Dingin

Penyebutan Perang Dingin dikarenakan adanya ketegangan politik yang terjadi antara Amerika Serikat bersama Blok Barat dan Uni Soviet bersama Blok Timur. Peristiwa ini terjadi pasca Jepang dan Nazi menyatakan menyerah pada Sekutu. Pasca PD II berakhir muncullah Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai dua negara adidaya yang lahir. Pasca PD II juga diwarnai perebutan hegemoni antara AS dan Uni Soviet. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi munculnya Perang Dingin, yaitu :

1. Munculnya Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai Pemenang Perang Dunia II

Perang Dunia II berakhir dengan ditandatanganinya Perjanjian Postdam dimana Jerman menandatangani pernyataan menyerah terhadap Sekutu pada tanggal 2 Agustus 1945. Isi dari perjanjian Postdam adalah membagi wilayah Jerman atas pendudukan Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Uni Soviet. Amerika Serikat dan Uni Soviet sangat menonjol pasca PD II karena kedua negara ini relatif tidak mendapatkan dampak yang berat dalam PD II.

Amerika Serikat dengan paham liberalnya berusaha menyebarkan liberalisme kepada negara Eropa Barat dan Uni Soviet berupaya menyebarkan ideologi komunisme ke berbagai negara di Eropa Timur. Maka terbentuklah istilah Eropa Barat sebagai Blok Barat dan Eropa Timur sebagai Blok Timur atas basis penyebaran ideologi.

2. Munculnya Negara – Negara Merdeka Setelah Perang Dunia II di Luar Eropa

Pasca Perang Dunia II berakhir banyak negara terjajah memerdekakan diri termasuk salah satunya Indonesia. Negara – negara ini merupakan negara yang sangat rapuh, maka sangat mungkin pengaruh Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk masuk dan menyebarkan ideologinya.

Faktor – Faktor Pendorong Terjadinya Perang Dingin

Berikut adalah faktor – faktor pendorong munculnya Perang Dingin :

1. Perbedaan Ideologi

Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai negara pemenang PD II masing – masing menganut ideologi berbeda. Amerika Serikat dengan faham liberalis kapitalis yang mengagungkan kebebasan individu. Serta Uni Soviet yang berideologi sosialis komunis yang mengedepankan kesetaraan dalam segala aspek serta keyakinan negara mengendalikan rakyat demi kesejahteraan bersama. Keduanya saling berlomba mempengaruhi negara – negara lain untuk menganut ideologinya.

2. Keinginan Berkuasa

Amerika Serikat dan Uni Soviet masing – masing berlomba merebut simpati negara – negara di dunia untuk memeluk ideologi liberalis dan komunis. Sebagai contoh Amerika Serikat yang memberi bantuan kepada Eropa Barat melalui program Marshall Plan yang difungsikan untuk membangun ulang Eropa Barat. Disisi lain, Uni Soviet juga menganggarkan uangnya untuk Eropa Timur dalam bentuk program Molotov Plan.

3. Berdirinya Pakta Pertahanan

Guna melancarkan penguasaan hegemoni di dunia, antara Amerika Serikat dan Uni Soviet membentuk organisasi pakta pertahanan untuk memperkuat basis pertahanan keduanya. Amerika Serikat bersama Eropa Barat membentuk NATO (North Atlantic Treaty Organization) untuk menggabungkan negara Eropa Barat.

Disisi lain, Uni Soviet pada tahun 1955 membentuk Pakta Warsawa dengan keanggotaan dari Eropa Timur. Berdirinya dua organisasi pakta pertahanan ini memunculkan sentimen diantara keduanya.

Sejarah Perang Dingin

Perang Dingin berlangsung selama 44 tahun dimulai 1947 hingga 1991. Selama kurun waktu tersebut terjadi perpecahan kedua blok, Blok Barat dan Blok Timur. Kemenangan Sekutu dalam Perang Dunia II tidak diimbangi dengan terciptanya perdamaian. Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai negara adidaya yang lahir pasca Perang Dunia II masing masing berlomba menyebarkan pengaruh. Amerika Serikat dengan faham liberalis sangat kontras dengan Uni Soviet yang berfaham komunis.

Hal tersebut diperparah dengan adanya konferensi The Big Three yang diselenggarakan Teheran, Iran pada November 1943. Pertemuan ini dihadiri oleh Inggris, Uni Soviet dan Amerika Serikat yang bertujuan membahas strategi untuk menghancurkan Jerman.

Pada bulan Juli 1945, pasca perang di Postdam, terjadi perbedaan pandangan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang dianggap sebagai awal dari Perang Dingin. Pada saat itu, Harry S Truman menginginkan adanya pemilu yang bebas di negara Eropa Timur. Hal tersebut ditolak oleh Stalin karena dianggap akan membentuk pemerintahan yang anti terhadap Uni Soviet. Sejak saat itu mulai ada intrik diantara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Kondisi diperparah dengan usulan penghentian bantuan Amerika Serikat ke Uni Soviet. Terlebih Truman berpendapat menentang pemerintahan yang berdiri atas dasar paksaan.

Pada bulan Maret 1946, Perdana Menteri Inggris Churchil dalam kunjungannya ke Amerika Serikat menyatakan Iron Curtain atau tirai besi sedang digelar di daratan Eropa beserta Jerman yang terbagi dalam dua blok yang saling berlawanan. Melihat hal tersebut, Amerika Serikat segera merespon dengan cepat. Apalagi ditambah dinas intelegen Uni Soviet yang menyuarakan anti kapitalis.

Keadaan di Eropa terpecah atas dasar ideologi. Amerika Serikat menyikapi dengan menggunakan Doktrin Truman untuk melakukan politik containing terhadap wilayah dengan faham komunis di Eropa. Selain Doktrin Truman, Amerika Serikat juga melancarkan program ekonomi seperti Marshall Plan ke Eropa Timur.

Stalin merespon dengan mendirikan pemerintahan partai tunggal komunis seperti di Cekoslovakia. Stalin juga membentuk blokade semua jalur lintas barang dan manusia di zona pendudukan Jerman ke Berlin.

Hal – hal tersebut membuat keadaan semakin memanas. Di Berlin, keadaan tercepit oleh wilayah Jerman Timur yang berkiblat pada komunis membuat Amerika Serikat harus menerbangkan makanan dan obat obatan (air lift) untuk warga Berlin Barat.

Amerika Serikat berhasil membentuk suatu pakta pertahanan dengan Eropa Barat sebagai anggotanya. Organisasi tersebut dinamakan NATO (North Atlantic Threaty Organization) dengan anggota diantaranya Denmark, Norwegia, Islandia, Irlandia, Inggris, Kanada, Amerika Serikat, Portugal, Perancis, Luxemburg, Belanda, Belgia, dan Jerman Barat. Disisi lain, Uni Soviet merespon dengan mendirikan organisasi pakta pertahanan Pakta Warsawa dengan anggota Uni Soviet, Albania, Cekoslovakia, Jerman Timur, Bulgaria, Polandia, Hungaria dan Rumania.

Munculnya kedua pakta pertahanan tersebut membuat keadaan semakin memanas. Hal inilah yang dimaksud periode Perang Dingin dimana kedua blok saling memata matai, saling berlomba dalam pengembangan senjata, dan mempertahankan pengaruhnya di negara satelit.

Fase – Fase dalam Perang Dingin

Berikut adalah fase – fase dalam Perang Dingin

Periode 1947 hingga 1953

Periode ini merupakan awal munculnya Perang Dingin yang ditandai dengan pembagian Jerman atas blok negara Sekutu. Pada periode ini juga muncul program ekonomi baik dari Amerika Serikat maupun Uni Soviet seperti Dokrin Truman, Marshall Plan, Molotov Plan, blokade berlin dan lain – lain. Selain itu terbentuk pula organisasi pakta pertahanan seperti NATO dan Pakta Warsawa.

Periode 1953 hingga 1956

Pada periode ini terjadi beberapa peristiwa penting seperti ekspansi NATO, perang Indocina, krisis Suez hingga pembentukan pakta pertahanan di luar Eropa seperti SEATO, CENTO, dan ANZUZ.

Periode 1956 hingga 1958

Dua tahun yang menjadi masa memuncaknya krisis Perang Dingin ditandai dengan adanya peristiwa penindasan terhadap revolusi Hungaria oleh Uni Soviet, krisis di Irak, krisis Jordania dan Lebarnon, serta krisis di Taiwan.

Periode 1958 hingga 1962

Pada tahun – tahun ini terjadi peningkatan dukungan Uni Soviet terhadap gerakan komunis di Vietnam. Selain Vietnam terjadi pula gerakan revolusioner di Kongo, Kuba dan Laos.

Periode 1962 hingga 1985

Terjadi ancaman nuklir oleh Kuba kepada Amerika Serikat dan agresi militer yang dilakukan Uni Soviet ke Afganistan.

Periode 1985 hingga 1990

Perang Dingin mulai mereda pasca munculnya Gorbachev di Uni Soviet serta mulai meredanya hubungan Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Tahun 1991

Perang dingin berakhir.

Peredaan Perang Dingin

Pada tahun 1970 Perang Dingin mulai mereda. Isu Berlin Barat yang diselesaikan dalam meja perundingan pada tahun 1971 mengurangi panasnya persaingan Perang Dingin. Dalam Quardripatite Agreement of September 3, 1971. Kesepakatan antara Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris dan Perancis selaku pihak yang menduduki Jerman menyetujui dibukanya akses blokade. Selain pembukaan blokade atas Jerman Barat dan Timur, berikut adalah faktor lain yang meredakan Perang Dingin :

  1. Mulai bergabungnya Inggris dengan Masyarakat Ekonomi Eropa
  2. Pada tahun 1973, masyrakat Eropa mulai terbuka dan menjalin hubungan diplomatik dengan RRC yang merupakan negara berfaham komunis
  3. Adanya kesepakatan pembatasan senjata dalam persetujuan Strategi arm limited Task I dan Strategi Arm Limited Task II.
  4. Mikhail Gorbachev dan Ronald Reagan menyetujui pembatasan senjata nuklir rudal balistik.
  5. Keberhasilan Deng Xiaoping menguasai partai Komunis Cina pasca meninggalnya Mao Tse Tung. Deng Xiaoping menghendaki adanya reformasi ekonomi Cina.

Akhir Perang Dingin

Pada tanggal 2-3 Desember 1989, dilakukan pertemuan di Malta yang bertujuan untuk mengakhiri Perang Dingin. Konferensi ini dilakukan di kapal layar Soviet, Maxim Gorky. Keduanya menyatakan akan mengurangi jumlah pasukan dan persenjataan yang berada di Eropa. Lebih lanjut Gorbachev menyatakan tidak akan menyulut perang terbuka kepada Amerika Serikat.

Disisi lain, George W Bush yang merupakan presiden Amerika Serikat menyatakan bahwa akan melakukan perdamaian dan kerjasama dengan Uni Soviet.

Dampak Perang Dingin

Perang Dingin memberi dampak luas bagi perkembangan di segala bidang di dunia. Berikut akan kami rangkum dampak positif dan negatif Perang Dingin.

Dampak Positif

Bidang Ekonomi

Pasca Perang Dunia II muncul banyak negara baru yang lepas dari kolonialisme bangsa Barat. Amerika Serikat dan Uni Soviet berlomba memberi pengaruh kepada negara berkembang yang baru merdeka dengan memberi bantuan ekonomi. Perkembangan negara berkembang relatif pesat.

Meskipun demikian, perkembangan ekonomi yang dipengaruhi Amerika Serikat dan Uni Soviet juga membawa nilai politik. Amerika Serikat dan Uni Soviet melancarkan bantuan Marshall Plan dan Molotov Plan guna meminta bantuan negara berkembang. Keadaan yang semakin baik di negara berkembang membuat pendapatan naik dan perdagangan menjadi semakin massif hingga bermuara pada globalisasi. Globalisasi memungkinkan perdagangan dengan mata uang yang telah ditentukan seperti di Eropa yang menggunakan Euro.

Bidang Sosial Budaya

Isu hak asasi manusia yang di gaungkan oleh Amerika Serikat mulai diakui. Dengan adanya HAM sedikit demi sedikit penindasan atas kaum yang lemah berkurang dan demokrasi semakin mendunia.

Bidang Militer

Perang Dingin meningkatkan perkembangan persenjataan di dunia baik melalui persenjataan fisik maupun kerjasama pakta pertahanan seperti NATO, SEATO, CENTO, ANZUS dan Pakta Warsawa.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perlombaan teknologi memungkinkan Amerika Serikat dan Uni Soviet berlomba untuk menjadi terbaik. Hal tersebut tergambar dalam perlombaan peluncuran roket luar angkasa.

Dampak Negatif

Bidang Militer

Perkembangan persenjataan nuklir dalam Perang Dingin menjadi momok terbesar bagi masyrakat dunia. Negara satelit seperti Kuba dan Turki menjadi negara yang siap meluncurkan rudal balistik untuk memulai perang secara fisik.

Bidang Politik

Perang Dingin memecah Eropa menjadi dua kubu, Eropa Barat dan Timur yang didasarkan pada ideologi liberalis dan komunis. Begitu pula Jerman yang terpecah menjadi dua atas dasar ideologi. Perang Dingin menghasilkan perang berkepanjangan terutama di Eropa Tangah yang seringkali terjadi pelawanan terhadap Uni Soviet.

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah