Pengertian dan Sejarah Cultuur Procenten

Rahmad Ardiansyah

Pengertian Cultuur Procenten

Cultuur procenten (prosenan tanaman) adalah sistem pemberian hadiah oleh Hindia Belanda kepada kepala pemerintah pelaksana tanam paksa (penguasa pribumi dan kepala desa) yang dapat menyerahkan hasil panen melebihi ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak Belanda.

Sejarah Cultuur Procenten

Sistem Cultuur Procenten tidak terlepas dari sistem tanam paksa yang telah ditetapkan oleh Johannes Van Den Bosch pada tahun 1830. Tanam paksa sendiri pada praktinya rakyat dipaksa untuk menanam tanaman tanpa mendapatkan imbalan. Tanaman yang wajib ditanam oleh para pribumi diantaranya kopi, teh, lada, kina dan tembakau.

Tujuan dari sistem tanam paksa ini adalah untuk memperoleh keuntungan pendapatan sebesar – besarnya dalam waktu singkat yang bertujuan untuk mengisi kekosongan kas milik kerajaan Belanda akibat adanya perang di Eropa.

Baca Juga : Kebijakan Ekonomi VOC : Contingenten, Verplichte Leverentie, Ekstirpasi

Aturan Sistem Tanam Paksa

Sistem tanam paksa sendiri memiliki aturan diantaranya :

  1. Kewajiban atas penanaman seperlima dari lahan garapan untuk menanam tanaman wajib berkualitas ekspor.
  2. Tanah yang disediakan untuk tanah wajib dibebaskan dari pembayaran pajak tanah
  3. Hasil panen tanaman wajib harus diserahkan kepada pemerintah kolonial. Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayar kembali kepada rakyat.
  4. Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menggarap tanaman wajib tidak boleh melebihi tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menanam padi atau kurang lebih 3 bulan
  5. Bagi mereka yang tidak memiliki lahan maka wajib bekerja kepada pemerintah selama 66 hari atau seperlima tahun
  6. Apabila terjadi kegagalan panen maka menjadi tanggung jawab pemerintah (bukan kesalahan petani)
  7. Pelaksanaan tanam paksa sepenuhnya dikelola kepada kepala desa.

Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa

Pada kenyataannya, pelaksanaan sistem tanam paksa mengalami penyelewengan – penyelewengan. Hal tersebut terjadi akibat adanya penguasa lokal yang tergiur atas janji Belanda atas sistem Cultuur Procenten. Sistem cultuur procenten sendiri memberlakukan hadiah kepada para pelaksana tanam paksa yang dapat memberikan hasil panen melebihi dari ketentuan yang diharapkan. Akibatnya para pemimpin pemerintahan melakukan penyimpangan – penyimpangan guna mengejar hadiah dari Belanda.

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah