Sejarah Kebudayaan India

Rahmad Ardiansyah

Perjalanan sejarah India banyak sekali dipengaruhi, kalau tidak dapat ditentukan, oleh faktor geografis tempat bangsa-bangsa yang menempati kawasan itu. Dengan latar belakang geografis dimaksudkan sebagai batasan secara geografis yang merupakan panggung atau arena bagi bangsa-bangsa yang mendiami kawasan itu memainkan peranan sejarah mereka. Dengan sendirinya latar belakang geografis itu memberi fasilitas dan juga keterbatasan-keterbatasan bagi bangsa itu untuk mengembangkan diri mereka.

Lingkungan alam, misalnya, telah membagi anak-anak negeri itu kedalam yang disebut empat Mandala Budaya, atau lingkungan budaya, karena kesamaan ciri-ciri sosial budaya mereka dan yang membedakan dengan kelompok lainnya pada lingkungan alam yang lain. Hal itu antara lain akan muncul dalam perwatakkan kelompok serta penampilan mereka dalam arena sejarah.

Keempat Mandala Budaya yaitu Mandala Budaya yang berada di kawasan sekitar lembah aliran sungai-sungai yang lima atau Panjab. Mandala Budaya kedua mencakup lingkungan sosial budaya di kawasan dataran bangsawan Gangga. Sedangkan Mandala Budaya ketiga memangku kelompok sosial budaya di kawasan dataran tinggi Dekkan atau Tanah Selatan. Dan yang terakhir adalah Mandala Budaya yang memanjang menelusuri daerah pantai timur atau kawasan Tamil.

Di samping itu lingkungan alam telah pula memberikan kemudahan maupun hambatan bagi terjadinya hubungan antar bangsa di kawasan itu sendiri maupun antara bangsa-bangsa dari luar kawasan India. Sehingga misalnya, daerah India sebelah barat laut selalu saja kebanjiran dengan arus pendatang dari luar India, yang meskipun di bagian itu secara alami terdapat benteng raksasa berupa pegunungan Himalaya, namun karena adanya celah Khaiber selalu saja terbuka dari luar. Sementara itu batas laut di pantai-pantai landai di sebelah timur dan selatan, telah pula memberi peluang bagi terjadinya hubungan antara bangsa, baik ketika bernama hubungan dagang, hubungan diplomatik maupun penjajahan.

Mengenai asal-usul penduduk yang mendiami kawasan yang bernama India yang nampaknya sangat bervasi. Sulit memang menentukan batasan penduduk asli secara pasti bagi penduduk anak benua India ini, namun secara relatif dapatlah disebutkan, bahwa rumpun Dravida dapat dianggap sebagi penduduk tertua, yang telah mengembangkan kebudayaan secara mantap, jauh sebelum apa yang kemudian disebut sebagai bangsa Arya datang dan berkembang biak di negeri yang kemudian disebut sebagi bangsa Arya atau Aryavarta.

Berbagai teori maupun konsep diperlukan untuk memperjelas asal-usul bangsa pendatang, yang dikenal pula sebagai bangsa Indid atau Arya ini. Dalam hal ini diperlukan juga penjelasan dari sudut kepercayaan agama yang dianut oleh bangsa bersangkutan, yang berdasarkan Kitab Suci Veda maupun Tripitaka, untuk memberikan suasana ke-India-an dalam permasalahan ini.

Uraian latar belakang sosial akan menekankan pada sistem sosial dalam masyarakat India, baik yang mendasarkan pada keyakinan Hinduisme maupun Budisme, yang memberikan corak khas perilaku sosial mereka. Salah satu ciri khas dalam sistem sosial mereka adalah pelapisan sosial yang dikenal sebagai sistem kasta atau dalam istilah mereka ialah caturvarna yang membagi masyarakat ke dalam empat lapisan sosial: brahmana, ksatria, waisya dan sudra.

Beberapa konsep mengenai susunan masyarakat yang konon bersifat kerakyatan dikemukakan pula, yang merupakan sistem sosial Veda, ketika masyarakat India belum mengenal sistem kasta. Secara evolusionistik masyarakat berkembang ke arah penjenjangan sesuai dengan makin rumitnya profesi maupun tugas anggota masyarakat dalam yang melaksanakan peranan sosial mereka. Kebudayaan Tertua di India

Diawali selalu dengan kebudayaan Lembah Indus, seterusnya uraian berlanjut mengenai kebudayaan Lembah Bengawan Gangga, kebudayaan dataran tinggi Dekkan, serta kebudayaan di kawasan paling selatan anak benua India. Dalam pada itu kebudayaan India tidaklah utuh kalau tak mencakup alam fikiran maupun kepercayaan rakyatnya. Oleh karenanya di dalam bab tersebut diuraikan juga ajaran Veda, Budisme, Hinduisme, maupun berbagai aspek kepercayaan asli India yang menitikberatkan pada pemujaan terhadap Mothergoddness maupun dewa-dewa lokal serta roh tertentu.            

Dengan demikian maka seluruh uraian sejarah selama periode Veda, Budisme dan Hinduisme, yang ditandai oleh kerajaan-kerajaan pemunculan Chandragupta pendiri dinasti Maurya yang bertahta di linggasana kerajaan Magadha di Pataliputra, dan seterusnya dilanjutkan oleh raja Asoka yang menyamarkan nama agama Buda ke luar India. Dan pada pergantian abad Masehi, dari sebelum menjadi tahun Masehi, muncullah penguasa-penguasa dari dinasti Kushana, Harsha dan Gupta, yang memainkan peranan amat penting dalam arena sejarah di anak benua India.

Buku kedua akan berisi uraian mengenai sejarah selama periode Islam, yang ditandai oleh kejayaan kerajaan-kerajaan Delhi dan Moghul. Siapa pun merasakan adanya suasana baru dalam pengembangan diri bangsa-bangsa yang mendiami kawasan anak benua India setelah kedatangan Islam, tidak saja sebagai agama, melainkan juga sebagai peradaban dan semangatnya.

Dalam semangat baru itulah bangsa-bangsa di kawasan itu mengembangkan diri. Dengan sendirinya proses persaingan telah terjadi di antara dua agama itu, yang lahir di India dan yang akan datang dari luar India. Proses persaingan itu telah membentuk sejarahnya di bumi India.

Sejarah bangsa-bangsa di kawasan Asia Selatan sejak masa kedatangan bangsa-bangsa Eropa untuk mencari kekayaan di India, yang terus dengan masa penjajahan oleh mereka atas bangsa-bangsa di kawasan Asia Selatan tersebut.  

Bagikan:

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah