Pemikiran Karl Marx Mengenai Filsafat Sejarah

Rahmad Ardiansyah

Karl Marx
Karl Marx adalah seorang ahli filsafat, sosiolog, ekonom, wartawan, dan sejarawan kelahiran jerman. Karl Marx adalah pelopor utama gagasan “sosialisme ilmiah” dilahirkan tahun 1818 di kota Trier, Jerman, Ayahnya ahli hukum dan di umur tujuh belas tahun Karl masuk Universitas Bonn,juga belajar hukum. Belakangan dia pindah ke Universitas Berlin dan kemudian dapat gelar Doktor dalam ilmu filsafat dari Universitas Jena.

Entah karena lebih tertarik, Marx menceburkan diri ke dunia jurnalistik dan sebentar menjadi redaktur Rheinische Zeitung di Cologne. Tapi, pandangan politiknya yang radikal menyeretnya ke dalam rupa-rupa kesulitan dan memaksanya pindah ke Paris. Di situlah dia mula pertama bertemu dengan Friederich Engels. Tali persahabatan dan persamaan pandangan politik mengikat kedua orang ini selaku dwi tunggal hingga akhir hayatnya.

Marx tak bisa lama tinggal di Paris dan segera ditendang dari sana dan mesti menjinjing koper pindah ke Brussel. Di kota inilah, tahun 1847 dia pertama kali menerbitkan buah pikirannya yang penting dan besar The poverty of philosophy (Kemiskinan filsafat). Tahun berikutnya bersama bergandeng tangan dengan Friederich Engels mereka menerbitkan Communist Manifesto, buku yang akhirnya menjadi bacaan dunia. Pada tahun itu juga Marx kembali ke Cologne untuk kemudian diusir lagi dari sana hanya selang beberapa bulan. Sehabis terusir sana terusir sini, akhirnya Marx menyeberang Selat Canal dan menetap di London hingga akhir hayatnya.

Meskipun ada hanya sedikit uang di koceknya berkat pekerjaan jurnalistik, Marx menghabiskan sejumlah besar waktunya di London melakukan penyelidikan dan menulis buku-buku tentang politik dan ekonomi. (Di tahun-tahun itu Marx dan familinya dapat bantuan ongkos hidup dari Friederich Engels kawan karibnya). Jilid pertama Das Kapital, karya ilmiah Marx terpenting terbit di tahun 1867. Tatkala Marx meninggal di tahun 1883, kedua jilid sambungannya belum sepenuhnya rampung. Kedua jilid sambungannya itu disusun dan diterbitkan oIeh Engels berpegang pada catatan-catatan dan naskah yang ditinggalkan Marx.

Karya tulisan Marx merumuskan dasar teoritis Komunisme. Ditilik dari perkembangan luarbiasa gerakan ini di abad ke-20, sangat layaklah kalau dia mendapat tempat dalam urutan tinggi buku ini. Masalahnya, seberapa tinggi?

Faktor utama bagi keputusan ini adalah perhitungan arti penting Komunis jangka panjang dalam sejarah. Sejak tumbuhnya Komunisme sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah masa kini, terasa sedikit sulit menentukan dengan cermat perspektif masa depannya. Kendati tak seorang pun sanggup memastikan seberapa jauh Komunisme bisa berkembang dan berapa lama ideologi ini bisa bertahan, yang sudah pasti dia merupakan ideologi kuat dan tangguh serta berakar kuat menghunjam ke bumi, dan sudah bisa dipastikan punya pengaruh besar di dunia untuk paling sedikit beberapa abad mendatang.

Pada saat kini, sekitar seabad sesudah kematian Marx, jumlah manusia yang sedikitnya terpengaruh oleh Marxisme sudah mendekati angka 1,3 milyar banyaknya. Jumlah penganut ini lebih besar dari jumlah penganut ideologi mana pun sepanjang sejarah manusia. Bukan sekedar jumlahnya yang mutlak, melainkan juga sebagai kelompok dari keseluruhan penduduk dunia. Ini mengakibatkan kaum Komunis, dan juga sebagian yang bukan Komunis, percaya bahwa di masa depan tidak bisa tidak Marxisme akan merebut kemenangan di seluruh dunia. Namun, adalah sukar untuk memantapkan kebenarannya dengan keyakinan yang tak bergoyah. Telah banyak contoh-contoh ideologi yang tampaknya sangat punya pengaruh penting pada jamannya tapi pada akhirnya melayu dan sirna. (Agama yang didirikan oleh Mani bisa dijadikan misal yang menarik). Jika kita surut ke tahun 1900, akan tampak jelas bahwa demokrasi konstitusional merupakan arus yang akan jadi anutan masa depan. Berpegang pada harapan, tampaknya memang begitu, tapi sekarang tak ada lagi orang yang yakin segalanya sudah terjadi sebagaimana bayangan semula.

Sekarang menyangkut Komunisme. Taruhlah seseorang percaya sangat dan tahu persis betapa hebatnya pengaruh Komunis di dunia saat ini dan di dunia masa depan, orang toh masih mempertanyakan arti penting Karl Marx di dalam gerakan Komunis. Politik pemerintah Uni Soviet sekarang kelihatannya tidak terawasi oleh karya-karya Marx yang menulis dasar-dasar pikiran seperti dialektika gaya Hegel dan tentang teori “nilai lebih.” Teori-teori itu kelihatan kecil pengaruhnya dalam praktek perputaran roda politik pemerintah Uni Soviet, baik politik dalam maupun luar negerinya.

Komunisme masa kini menitikberatkan empat ide:

  1. Sekelumit kecil orang kaya hidup dalam kemewahan yang berlimpah, sedangkan kaum pekerja yang teramat banyak jumlahnya hidup bergelimang papa sengsara.
  2. Cara untuk merombak ketidakadilan ini adalah dengan jalan melaksanakan sistem sosialis, yaitu sistem di mana alat produksi dikuasai negara dan bukannya oleh pribadi swasta.
  3. Pada umumnya, satu-satunya jalan paling praktis untuk melaksanakan sistem sosialis ini adalah lewat revolusi kekerasan.
  4. Untuk menjaga kelanggengan sistem sosialis harus diatur oleh kediktatoran partai Komunis dalam jangka waktu yang memadai.

Tiga dari ide pertama sudah dicetuskan dengan jelas sebelum Marx. Sedangkan ide keempat berasal dari gagasan Marx mengenai “diktatur proletariat.” Sementara itu, lamanya masa berlaku kediktatoran Soviet sekarang lebih merupakan hasil dari langkah-langkah Lenin dan Stalin daripada gagasan tulisan Marx. Hal ini tampaknya menimbulkan anggapan bahwa pengaruh Marx dalam Komunisme lebih kecil dari kenyataan yang sebenarnya, dan penghargaan orang terhadap tulisan-tulisannya lebih menyerupai sekedar etalasi untuk membenarkan sifat “keilmiahan” daripada ide dan politik yang sudah terlaksana dan diterima.

Sementara boleh jadi ada benarnya juga anggapan itu, namun tampaknya kelewat berlebihan. Lenin misalnya, tidak sekedar menganggap dirinya mengikuti ajaran-ajaran Marx, tapi dia betul-betul membacanya, menghayatinya, dan menerimanya. Dia yakin betul jalan yang dilimpahkannya persis di atas rel yang dibentangkan Marx. Begitu juga terjadi pada diri Mao Tse Tung dan pemuka-pemuka Komunis lain. Memang benar, ide-ide Marx mungkin sudah disalah-artikan dan ditafsirkan lain, tapi hal semacam ini juga berlaku pada ajaran Yesus atau Buddha atau Islam. Andaikata semua politik dasar pemerintah Tiongkok maupun Uni Soviet bertolak langsung dari hasil karya tulisan Marx, dia akan peroleh tingkat urutan lebih tinggi dalam daftar buku ini.

Mungkin bisa diperdebatkan bahwa Lenin, politikus praktis yang sesungguhnya mendirikan negara Komunis, memegang saham besar dalam hal membangun Komunisme sebagai suatu ideologi yang begitu besar pengaruhnya di dunia. Pendapat ini masuk akal. Lenin benar-benar seorang tokoh penting. Tapi, menurut hemat saya, tulisan-tulisan Marx yang begitu hebat pengaruhnya terhadap jalan pikiran bukan saja Lenin tapi juga pemuka-pemuka Komunis lain, jelas punya kedudukan lebih penting.

Juga ada peluang untuk diperdebatkan apakah penghargaan atas terumusnya Marxisme tidak harus dibagi antara Karl Marx dan Friederich Engels. Mereka berdua menulis “Manifesto Komunis” dan Engels jelas punya pengaruh mendalam terhadap penyelesaian final Das Kapital. Meskipun masing-masing menulis buku atas namanya sendiri-sendiri tapi kerjasama intelektual mereka begitu intimnya sehingga hasil keseluruhan dapat dianggap sebagai suatu karya bersama. Memang, Marx dan Engels diperlakukan sebagai satu kesatuan dalam buku ini walaupun yang dicantumkan cuma nama Marx karena (saya pikir saya benar) dia dianggap partner yang dominan dalam arti luas.

Akhirnya, sering dituding orang bahwa teori Marxis di bidang ekonomi sangatlah buruk dan banyak keliru. Tentu saja, banyak dugaan-dugaan tertentu Marx terbukti meleset. Misalnya, Marx meramalkan bahwa dalam negeri-negeri kapitalis kaum buruh akan semakin melarat dalam perjalanan sang waktu. Jelas, ramalan ini tidak terbukti. Marx juga memperhitungkan bahwa kaum menengah akan disapu dan sebagian besar orang-orangnya akan masuk ke dalam golongan proletar dan hanya sedikit yang bisa bangkit dan masuk dalam kelas kapitalis. Ini pun jelas tak pernah terbukti. Marx juga tampaknya percaya, meningkatnya mekanisasi akan mengurangi keuntungan kaum kapitalis, kepercayaan yang bukan saja salah tapi sekaligus juga tampak tolol. Tapi, terlepas apakah teori ekonominya benar atau salah, semua itu tidak ada sangkut-pautnya dengan pengaruh Marx. Arti penting seorang filosof terletak bukan pada kebenaran pendapatnya tapi terletak pada masalah apakah buah pikirannya telah menggerakkan orang untuk bertindak atau tidak. Diukur dari sudut ini, tak perlu diragukan lagi Karl Marx punya arti penting yang luarbiasa hebatnya.

Pemikiran Karl Marx
Dalam filsafatnya, Karl Marx mengajarkan teori perubahan yang disebut dialektik historis materialisme. Dalam hal ini Marx mengembil dari teori Hegel. Teori dialektik historis materialism menjelaskan bahwa filsafat, sejarah, dan masyarakat itu mempunyai hubungan. Marx memandang dunia ini sebagai dunia yang masih dalam proses dan belum jadi. Dunia ini selalu dalam proses maju tetapi selalu ada pengulangan-pengulangan, serta melalui tahap-tahap yang pernah dilalui. (purnomo,2009: 28).

Inti dari ajaran Marx adalah “materialism historis”. Pemikiran Marx sangat dipengaruhi oleh filsafat “Hegelian sayap kiri” yang menitik beratkan pada materi.

Pemikiran Karl Marx tidak hanya sekedar teori melainkan ideologi Marxisme dan Komunisme. Ideologi dalam sejarah telah menjadi kekuatan sosial dan bahkan kekuatan politik. Dalam sejarah filasafat barat hanya Marx yang mengembangkan sebuah pemikiran yang pada dasar filosofis namun kemudian menjadi perjuanagan gerakan pembebasan. Motor perubahan dan perkembangan antara kelas-kelas sosial bukan oleh individu-individu. Menurutnya sejarah tidak tepat jika di pandang sebagai hasil tindakan orang-orang besar dan raja-raja.

Yang menjadi pokok pikiran dalam matrerialisme historis yaitu: Faktor yang paling penting yang menyebabkan perkembanagan sejarah adalah faktor ekonomis. Dari hal tersebut timbul yang namanya perbuatan rohani seperti, kebudayaan, kesenian, agama dll. Sebagaimana pidatonya di makam Marx, Engels menyatakan bahwa “ manusia pertama kali harus makan, minum, mempunyai tempat tinggal dan pakaian, sebelum berpolitik, ilmu pengetahuan, seni, agama, dan sebagainya.

Menurut Marx, perkembangan masyarakat ditentukan oleh bidang ekonomi. Ciri khas bidang ekonomi konflik antara para pemilik alat-alat produksi dan para pekerja. Yang pertama adalah kelas atas karena mereka menguasai bidang produksi dan hidup dari penghisapan kaum buruh. Kaum buruh adalah kelas bawah yang terpaksa menjual tenaga kerja mereka kepada para pemilik. Negara (bangunan atas politik) dikuasai oleh ekonomi dan oleh karena itu melayani kepentingan mereka. Agama, pandangan-pandangan moral, dan nilai-nilai budaya (bangunan atas ideologis) memberikan legitimasi pada struktur kekuasaan kelas tersebut. Konflik antara kelas atas dan kelas bawah selalu memuncak dalam sebuah revolusi yang menjungkirbalikkan seluruh tatanan lama dan meletakkan dasar tatanan baru yang akan berkembang menurut hukum yang sama. Oleh karena itu, manifesto komunis (1848) menyatakan bahwa sejarah semua masyarakat sampai sekarang adalah sejarah perjuangan kelas. (Suseno,1992: 63).

Makna Gerak Sejarah serta Penggerak dalam gerak sejarah menurut Karl Marx
Masalah tentang gerak sejarah muncul karena manusia berusaha untuk merefleksikan dirinya. Namun bagi Karl Marx yang paling penting adalah Sejarah pasti bergerak. Mengenai Gerak Sejarah, Marx berpendapat bahwa yang pasti adalah gerak sejarah digerakkan oleh manusia itu sendiri. (Hadiwijono,2011: 123).

Mengenai sumber (motor) yang menggerakkan proses sejarah berbeda-beda menurut para ahli, begitu juga dengan Karl Marx. Menurut Karl Marx motor penggerak sejarah merupakan adanya pertentangan kelas, dimana pertentangan kelas tersebut akan berhenti dan bermuara pada suatu masyarakat tanpa kelas. (Daliman,2012: 28-29)

Karl Marx juga berpendapat bahwa geraak sejarah berpangkal pada kemajuan manusia dimana manusia sebagai penggerak utamnya. Karena sejarah merupakan medan perjuangan manusia, perjuangan menuju kemajuan. Keadaan yang memaksa manusia untuk selalu maju ini berpangkal pada kemajuan dalam bidang ekonpmi dan menjauhkan manusia dari Tuhan. Hal inilah yang menjadikan manusia berjuang lebih keras tanpa mengenal menyerah sehingga sejarah yang terjadi digerakkan oleh manusia. (Tamburaka,2002: 55)

Karl Marx memang memandang bahwa realitas sejarah bersumber dari materi, yaitu ekonomi yang menggerakkan hidup manusia. Menurut karl marx gerak sejarah tidak menuju ahirat tetapi menuju arah duniawi. Dalam hal ini faham yang sangat terkenal dari karl marx (1818-1875) adalah faham histories matrerialisme. Pandangannya di dasarkan pada faham determinisme ekonomi atau lebih terkenal dengan “histories matrerialisme”. Gerak sejarah ditentukan oleh cara menghasilkan barang untuk keperluan masyarakat. Cara produksi ini menentukan perubahan dalam masyarakat yang selalu bertentangan satu sama lain. (subagyo, 2011: 189).

Hal ini senada dengan penjelasan dari Harun Hadiwijono dalam bukunya Sari Sejarah Filsafat Barat 2 yang menjelaskan bahwa yang menjadi pendorong semangat Karl Marx yang luar bisa dan menjiwai sampai masa kini adalah caranya menggabungkan cara berpikir hegel dan cara berfikir Feuerbach, yang disertai dengan keharusan mendalam terhadap keadaan sosial. Matearialisme yang dijelaskan Karl Marx jauh lebih mendalam dari yang dijelaskan oleh para matearilisme pada masa itu. (Hadiwijono,2011: 123).

Selain Hegel dan Feuerbach, Karl Marx juga sependapat dengan F.Engles (1820-1895). Pandangan mereka bersifat dialektis menunjukkan persamaan dengan Hegel. Meskipun ada perbedaan yang cukup mendasar, jika Hegel memandang roh (ide/akal) sebagai hal dasar dalam proses sejarah, berbeda dengan Karl Marx dan F.Engles yang lebih menitik beratkan pada historisme-materialisme sebagai inti karena proses sejarah bersumber dari materi, yaitu ekonomi. Proses sejarah dikuasai oleh hubungan ekonomi, ialah hubungan produksi. Produksi merupakan dasar struktur politik, sosial, bahkan keagamaan, serta seluruh hubungan manusia. (Daliman,2012: 38)

Keadaan masyarakat yang dimaksud adalah produksi dan pekerjaan manusia. Manusia ditentukan oleh produksi, baik hasil produksinya maupun cara berproduksi. Pandangan inilah yang disebut materialisme, yang berarti kegiatan dasar manusia adalah kerja manusia. Dalam hal ini pandangan Marx menerima Feurbach Menurut Feurbach, kenyataan indrawi yang konkret adalah Alam Material. Alam adalah dasar dasar terakhir dari kenyataan. Artinya serluru kenytaan dapat dikembalikan pada Alam Material sebagai sebagai kenyataan terakhir. (Hardiman, 2004: 228).

Bahwa kenyataan terakhir adalah objek indrawi dalam pengertian objek indrawi ini dipahami sebagai kerja atau produksi. Namun perbedaan dari Feurbach adalah dunia indrawi yang mengelilinginya itu bukan sesuatu yangada begitu saja, melainkan alam merupakan produk dari industri dan masyarakat dalam arti alam adalah produk dari sejarah

Pola Sejarah

Fanz Magnis dalam bukunya Berfilsafat dari Konteks menuliskan bahwa teori gerak sejarah yang dianut Karl Marx adalah teori siklus. Hal ini dikarenakan adanya revolusi yang mampu merubah tatanan sosial yang awalnya oleh kaum Borjuis justru bisa dikuasai oleh kaum proletar. (Magnis Franz, Suseno. 1992. Berfilsafat Dari Konteks. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal.63). teori siklus menyatakan bahwa peristiwa sejarah tidak akan mengalami akhir, melainkan akan terjadi semacam pengulangan, sehingga tidak terdapat sesuatu yang baru. Tiap-tiap kejadian, peristiwa, dan fakta, tentu dan pasti akan terjadi lagi seperti yang telah terjadi sebelumnya. Denga pemikiran seperti ini, maka negeri dan kebudayaan , timbul dan tenggelam dalam urutan ulangan yang sama. Laksana tanaman, negeri dan kebudayaan iotu tumbuh lagi tanaman lain, berkembang, tua dan mati, dan seterusnya. (Purnomo,2009: 16).

Dalam aliran syclis atau siklus ada tiga aliran atau konsepsi pengkajian sejarah yang berpengaruh dalam ilmu sejarah:

  1. Aliran pertama, yang memandang kejadian sejarah (peristiwa) sebagai ulangan (syclis) dari kejadian terdahulu. Perulangan itu terjadi secara mekanis, merupakan lingkaran ulang. Pencerminan dari pandangan pada ucapan: Sejarah berulang (bahasa Prancis) “histoire seperete”. Jadi menurut pandangan ini, sejarah tidak mempunyai tujuan dan tak ada perkembangan. Manusia di dalam sejarah tinggal menunggu perulangan kejadian saja, kurang berikhtiar. Zaman yang akan datang terjadi seperti telah dikodratkan, manusia tidak akan mampu mengubah kadar itu. Peristiwa ynag terjadi karena sudah harus demikian.
  2. Aliran religius (ketuhanan); yang menafsirkan bahwasegala kejadian dalam sejarah semata-mata karena kehendak Tuhan. Manusia hanyalah merupakan pemegang peranan dari kehendak Tuhan. Manusia hanyalah merupakan pemegang peranan dari kehendak Tuhan. Aliran ini terutama dalam kalangan agama Kristen, yang dinamakan aliran: “Redemtive Philosopical viewpoint” pandang sejarah menurut kepercayaan atau dogma” penebusan dosa (bahasa inggris: to redeem artinya menebus), menuju ke arah meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan.
  3. Aliran evolusi, yaitu aliran yang memandang seluruh kejadian dalam panggung sejarah manusia adanya suatu garis yang menaik dan meningkat ke arah kemajuan dan kesempurnaan. Gerak sejarah merupakan garis linear, garis lurus yang menuju ke progress dan perfeksi. Karena itu aliran ini disebut “progressive philosophical viewpoint of history”. Timbulnya aliran ini dimulai dengan munculnya pendapat-pendapat baru dalam berfikir di zaman renaissance (abad pencerahan) setelah abad pertengahan yang diliputi suasana kegelapan dengan cirri dominannya pengaruh gereja.

Ahli-ahli filsafat beralih dari dunia akhirat ke dunia fana ini saja. Timbul kepercayaan diri sendiri dan menebal, manusia harus menghargai dan memperuangkan dirinya sendiri. Dengan demikian sifat menyerah pada nasib berkurang dan muncullah rasa percaya diri unutk memperkuat rasa otonomi manusia. Karl Marx sebagai pendukung aliran ini melahirkan sifat ekstrim dengan mengesampingkan Tuhan dan sepenuhnya bergantung pada hokum ekonomi atau materi. (Tamburaka,2002: 54-55)

Dalam sumber lain, yaitu Prof. A. Daliman dalam bukunya Pengantar filsafat sejarah menyebutkan Karl Marx irama atau pola sejarah itu mengikuti pola garis lurus (linear). Proses sejarah yang mengikuti garis lurus (linear) ini dalam pandangan Karl Marx berkembang melalui tiga tahap, yaitu pertama adalah tahap primitive atau tahap antic, kedua tahap abad Pertengahan, dan ketiga tahap borjuis-kapitalis. Dalam pandangan karl marx bersifat progres/linier. Pemikiran ini sangat dipengaruhi ileh hegel. Hegel memahami sejarah sebagai gerak ke arah rasionalitas dan kebebasan yang makin besar. Disebutkan dalam manifesto komunis bahwa sejarah umat manusia dulu dan kini adalah merupakan sejarah pertentangan kelas dimana motor perubahan dan perkembangan masyarakat adalah pertentangan antar kelas. Menurut marx yang menentukan jalannya sejarah bukan individu- individu tertentu, melainkan kelas-kelas sosial yang masing-masing mamperjuangkan kepentingan mereka. Kepentingan mereka bukan apa yang kebetulan diminati oleh orang-orang tertentu, melainkan ditentukan secara obyektif oleh kedudukan kelas masing-masing dalam proses produksi. Fase perkembangan sejarah masyarakat menurut Marx dimulai dari mesyarakat komunal primitive, masyarakat feodal, masyarakat yang sistemnya kapitalisme, masyarakat sosialis dan terakhir adalah masyarakat komunis. Marx melihat bahwa dari lima tahap perkembangan sejarah yang dihampiri lewat analisis ekonomi itu, ditemukan adanya dua factor kunci yang mendasari segala proses didalamnya. Pertama adalah kekuatan produksi (orang, alat, bahan baku, pengalaman, teknologi). Yang kedua adalah hubungan produksi (antar individu dengan individu juga antara individu dengan alam). (Suseno,1977: 25-26).

Dari teori diatas, lebih tepat pada Karl Marx adalah penganut teori linear. Dalam hal ini teori linear sama dengan teori evolusi dari teori siklis.

Penerapan Pemikiran Karl Marx dalam Sejarah
Pemikiran Karl Marx dalam dunia sejarah ialah materilasme historis, yang berarti semua gerak sejarah dan semua peristiwa dalam sejarah di latar belakangi oleh motif ekonomi. Hal ini berarti setiap peristiwa yang terjadi disebabkan karena faktor ekonomi dari para pelaku sejarah.

Seperti kedatangan Belanda ke Indonesia.Bangsa Belanda datang ke Indonesia adalah akibat dari meletusnya perang delapan puluh tahun antara Belanda dan Spanyol (1568-1648). Pada awalnya, perang antara Belanda dan Spanyol bersifat agama karena Belanda mayoritas beragama kristen protestan sedangkan orang Spanyol beragama kristen katolik. Perang tersebut kemudian menjadi perang ekonomi dan politik. Raja philip II dari Spanyol memerintahkan kota Lisabon tertutup bagi kapal Belanda pada tahun 1585 selain karena faktor tesebut juga karena adanya petunjuk jalan ke Indonesia dari Jan Huygen Van Lischoten, mantan pelaut Belanda yang bekerja pada Portugis dan pernah sampai di Indonesia.

Tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia adalah untuk berdagang rempah-rempah. Setelah berhasil menemukan daerah penghasil rempah-rempah dan keuntungan yang besar, belanda berusaha untuk mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah dan menjajah. Untuk melancarkan usahanya, belanda menempuh beberapa cara seperti pembentukan VOC dan pembentukan pemerintahan kolonial Hindia-Belanda.

VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie) didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk aktifitas perdagangan di Asia.Disebut Hindia Timur karena ada pula VWC yang merupakan perserikatan dagang Hindia Barat.Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan pertama yang mengeluarkan pembagiaan saham.Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja,tetapi badan dagang ini istimewa karena di dukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa.Misalkan VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain.Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara.VOC terdiri 6 bagian (kamers),yang terdapat di Amsterdam,Miiddelburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoom dan Rotterdam. VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.

Tujuan utama dari pembentukan VOC adalah sebagai berikut :

  1. Menguasai pelabuhan penting.
  2. Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
  3. Melaksanakan monopoli perdagangan di Indonesia.
  4. Mengatasi persaingan antara Belanda dengan pedagang Eropa lainnya

Meskipun tujuan VOC sudah dijelaskan seperti diatas, tetapi tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala. VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.

Kemudian mengenai Revolusi Perancis. Sebagian besar sejarawan berpendapat bahwa sebab utama Revolusi Perancis adalah ketidakpuasan terhadap Ancien Régime. Lebih khusus, para sejarawan juga menekankan adanya konflik kelas dari perspektif Marxis; hal yang umum terjadi pada akhir abad ke-19. Perekonomian yang tidak sehat, panen yang buruk, kenaikan harga pangan, dan sistem transportasi yang tidak memadai adalah hal-hal yang memicu kebencian rakyat terhadap pemerintah. Rentetan peristiwa yang mengarah ke revolusi dipicu oleh kebangkrutan pemerintah karena sistem pajak yang buruk dan utang yang besar akibat keterlibatan Perancis dalam berbagai perang besar. Upaya Perancis dalam menantang Inggris – kekuatan militer utama di dunia pada saat itu – dalam Perang Tujuh Tahun berakhir dengan bencana, menyebabkan hilangnya jajahan Perancis di Amerika Utara dan hancurnya Angkatan Laut Perancis. Tentara Perancis dibangun kembali dan kemudian berhasil menang dalam Perang Revolusi Amerika, namun perang ini sangat mahal dan secara khusus tidak menghasilkan keuntungan yang nyata bagi Perancis. Sistem keuangan Perancis terpuruk dan kerajaan tidak mampu menangani utang negara yang besar. Karena dihadapkan pada krisis keuangan ini, raja lalu memanggil Majelis Bangsawan pada tahun 1787, pertama kalinya selama lebih dari satu abad.

Sementara itu, keluarga kerajaan hidup nyaman di Versailles dan terkesan acuh tak acuh terhadap krisis yang semakin meningkat. Meskipun secara teori pemerintahan Raja Louis XVI berbentuk monarki absolut, namun dalam prakteknya ia sering ragu-ragu dan akan mundur jika menghadapi oposisi yang kuat. Louis XVI memang berusaha mengurangi pengeluaran pemerintah, namun lawannya di parlement berhasil menggagalkan upayanya untuk memberlakukan reformasi yang lebih luas. Penentang kebijakan Louis semakin banyak dan berupaya menjatuhkan kerajaan dengan berbagai cara, misalnya dengan membagikan pamflet yang melaporkan informasi palsu dan dilebih-lebihkan untuk mengkritik pemerintah dan aparatnya, yang semakin memperkuat opini publik dalam melawan monarki.

Faktor lainnya yang dianggap sebagai penyebab Revolusi Perancis adalah kebencian terhadap pemerintah, yang muncul seiring dengan berkembangnya cita-cita Pencerahan. Ini termasuk kebencian terhadap absolutisme kerajaan; kebencian oleh masyarakat petani, buruh, dan kaum borjuis terhadap hak-hak istimewa yang dimiliki oleh kaum bangsawan; kebencian terhadap Gereja Katolik atas pengaruhnya dalam kebijakan publik dan di lembaga-lembaga negara; keinginan untuk memperjuangkan kebebasan beragama; kebencian para pendeta perdesaan miskin terhadap uskup aristokrat; keinginan untuk mewujudkan kesetaraan sosial, politik, ekonomi, serta (khususnya saat Revolusi berlangsung) republikanisme; kebencian terhadap Ratu Marie Antoinette, yang dituduh sebagai seorang pemboros dan mata-mata Austria; serta kemarahan terhadap Raja karena memecat bendahara keuangan Jacques Necker, salah satu orang yang dianggap sebagai wakil rakyat di kerajaan.

Sumber :
Daliman, Ahmad. 2012. Pengantar Filsafat Sejarah. Yogyakarta: Ombak
F. Budi Hardiman. 2004. Filsafat Barat Modern, Jakarta : Gramedia
F. Magnis suseno. 1977 Ringkasan Sejarah Marxisme dan Komunisme, Jakarta : Diktat STF
Driyarkara, Franz Magnis-Suseno. 1992 Berfilsafat dari Konteks Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama Hadiwijoyo, Harun. 2011. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: KANISIUS
Purnomo, Arif. 2009. Filsafat Sejarah. Semarang: Unnes Press
Subagyo. 2011. Membangun kesadaran sejarah. Semarang: widya karya.
Tamburaka, Rustam E. 2002. Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah Sejarah Filsafat & Iptek. Jakarta: PT Rineka Cipta

Bagikan:

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah