Sejarah Singkat Candi Mendut

Rahmad Ardiansyah

Candi Mendut merupakan salah satu candi dari tiga serangkai candi di Magelang yaitu Candi Borobudur, Pawon dan Mendut. Candi ini bercorak Buddha yang terlihat dari adanya stupa – stupa di atap Candi Mendut yang berjumlah 48. Candi mendut didirikan oleh dinasti Syailendra. Mendut sendiri didirikan pada 824M sesuai prasasti – prasasti yang ada di sekitar Desa Karangtengah. Dari prasasti tersebut disebutkan bahwa seorang raja yang bernama Raja Indra membangun bangunan suci yang bernama Venu Vana Mandira yang berarti candi ditengah rumpun bambu.

Candi Mendut dibangun menggunakan batu bata dengan campuran batu andesit sehingga sangat kokoh dengan ketinggian sekitar 26,4 meter serta berdiri diatas sebuah batur setinggi 2 meter yang permukaannya di dilengkapi dengan langkan. Candi Mendut hanya ada satu candi, candi ini menghadap ke barat. Di dalam Candi Mendut terdapat tiga buah arca Buddha serta sebuah patung Buddha Sakyamuni berposisi duduk.

Sejarah Candi Mendut
Belum bisa dipastikan kapan candi Mendut dibangun karena memang sumbernya belum akurat. Namun ada rujukan dari beberapa peneliti mengenai pembangunan candi mendut yaitu pada 824 M. Angka 824 M ini didapat oleh J.G. De Casparis atas dasar penemuan prasasti yang ditemukan di Karang Tengah yang menyebutkan bahwa raja Indra telah membangun bangunan suci bernama Venuwana.

Casparis menyebutkan bahwa Venuwana berarti hutan bambu sedangkan daerah Candi Mendut sendiri dahulu adalah hutan bambu maka dapat disimpulkan bangunan suci tersebut adalah Candi Mendut. Diperkirakan candi mendut berusia lebih tua dari pada Candi Borobudur.

Penemuan Candi Mendut
Candi mendut ditemukan pada tahun 1836 dan pada saat itu juga dilakukan penggalian namun pada saat penggalian pertama, atap Candi Mendut tidak diketemukan. Pada saat pemugaran pertama pada tahun 1897-1904  bertujuan untuk merekonstruksi bentuk dari Candi Mendut namun bagian atap masih belum ada dan bangunan belum sepenuhnya sempurna. Selanjutnya pada pemugaran kedua pada tahun 1908 oleh Theodor Van Erp difokuskan pada perbaikan dan penyempurnaan bangunan candi hingga pengembalian stupa – stupa. Pemugaran kedua ini mengalami kendala biaya sehingga terkendala masalah dan pada akhirnya dilanjutkan pada tahun 1925 sampa selesai.

Bagikan:

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah