Museum Trowulan, Museum Peninggalan Kerajaan Majapahit

Rahmad Ardiansyah

Museum Trowulan terletak di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Museum ini didirikan pada tahun 1987 yang berfungsi untuk menyimpan benda bersejarah, artefak serta berbagai temuan yang berasal dari daerah Trowulan. Trowulan merupakan salah satu kawasan penting bagi sejarah Indonesia yaitu dianggap sebagai pusat dari kerajaan adidaya Majapahit Wilwatikta. 

Secara umum peninggalan – peninggalan di Trowulan merupakan benda peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Selain itu koleksi di museum ini juga menyimpan benda peninggalan dari kerajaan lain seperti Kerajaan Kahuripan, Kerajaan Kediri, Kerajaan Singasari. Museum Trowulan berada di sebelah barat dari Kolam Segaran. Museum ini merupakan museum terlengkap dengan koleksi reliknya yang berasal dari Kerajaan Majapahit.

Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala (BP3) adalah organisasi yang mengelola Museum Trowulan. Peninggalan – peninggalan Majapahit yang ada di museum ini dilengkapi dengan informasi untuk mempermudah pengunjung memahami peninggalan tersebut. Museum Trowulan memiliki beberapa bagian bangunan yaitu bangunan utama yang berfungsi untuk menyimpan koleksi peninggalan bersejarah, kantor administratif, serta bangunan berupa joglo yang tak memiliki dinding yang difungsikan untuk menyimpan arca – arca berukuran besar.

Bentuk koleksi peninggalan di Museum Trowulan terdiri dari beberapa jenis diantaranya miniatur atau maket candi, koleksi arca, mata uang kuno, guci tanah liat, koleksi keramik, peralatan rumah tangga, serta sejumlah patung Hariti baik yang sempurna maupun yang tidak sempurna. Pada lorong ruangan terdapat koleksi berupa tempayan yang berbahan tanah liat, poster yang  terdapat di sisi kiri dan pada sisi kanan, terdapat replika sumur kuno yang terbuat dari batu bata dan juga koleksi gerabah berbentuk bundar dan persegi. Pada zaman dahulu penempatan sumur persegi berada dekat dengan bangunan suci sedangkan yang berbentuk bundar berada di pemukiman kuno warga.

Arca yang berada di Museum Trowulan diantaranya arca Wisnu yang menunggang Garuda dalam ukuran besar, arca Gajasura Samhara Murti serta jenis arca lain yang memiliki kisah – kisah tersendiri. Pada halaman Museum Trowulan terdapat pohon maja yang buahnya berwarna hijau dengan ukuran satu kepal tangan orang dewasa. Menurut cerita yang beredar penamaan Majapahit berasal dari buah ini. Saat itu Raden Wijaya  mendapat tanah Tarik dari Kerajaan Kediri dan pengikut dari Raden Wijaya membabat tanah tarik tersebut. Salah satu pengikut Raden Wijaya kemudian memakan buah maja yang rasanya pahit. Dari hal inilah kemudian tanah tarik tersebut dinamakan Majapahit.

Harga masuk ke Museum Trowulan tergolong murah, yaitu Rp 1.500 per orang untuk pelajar dan Rp 2.500 per orang untuk umum (harga mungkin sudah berubah). Jam berkunjung Museum Trowulan dibatasi yaitu dari Selasa sampai Minggu mulai jam 07.30 sampai 15.30 WIB.

Video Museum Trowulan

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah