Perjanjian Kapitulasi Tuntang – Latar Belakang dan Dampaknya

Rahmad Ardiansyah

Perjanjian Kapitulasi Tuntang atau terkadang disebut juga Perjanjian Tuntang adalah perjanjian antara pihak Inggris dan Belanda dalam hal penyerahan kekuasaan dari pemerintah Belanda kepada Inggris. Perjanjian ini dilaksanakan di Desa Tuntang, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang pada 1811. Dari Perjanjian Tuntang inilah, Inggris mulai menjajah Indonesia yang diawali oleh Gubernur Raffles yang berkedudukan di Batavia.

Latar Belakang Kapitulasi Tuntang

Kebangkrutan VOC pada 1799 membuat VOC terpaksa dihapuskan dan kemudian pemerintahan di Indonesia diserahkan kepada pemerintah Belanda. Adapun faktor yang menyebabkan VOC bangkrut antara lain :

  • Adanya korupsi di tubuh VOC
  • Kurangnya keahlian oleh para pegawai VOC berimbas pada tidak berjalannya perdagangan dengan baik
  • Adanya peperangan dengan pribumi secara berkepanjangan
  • Menurunnya moral penguasa akibat diadakannya sistem monopoli
  • Tidak berjalannya sistem verplichte leverentie

Pada 1800 M, Perancis dipimpin oleh Napoleon Bonaparte hampir menguasai daratan Eropa sehingga negara jajahan bangsa – bangsa di Eropa harus diserahkan kepada Perancis tak terkecuali Hindia Belanda. Napoleon kemudian mengirim utusan Willem Daendels untuk menjadi Gubernur di Batavia dengan tugas mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris serta mengisi kas Hindia Belanda.

Herman Willem Daendels kemudian menjual tanah – tanah negara kepada swasta, untuk menstabilkan keuangan Hindia Belanda. Namun hal tersebut melanggar undang – undang, maka dengan adanya pelanggaran tersebut Daendels digantikan oleh Jansens. Napoleon Bonaparte sebenarnya telah memperhitungkan bahwa Indonesia akan segera berpindah tangan ke Inggris, maka dari itu ia menarik Daendels, salah satu prajuritnya yang berpotensi dan mengganti Jansen yang pernah gagal mengemban tugas.

Pada tanggal 26 Agustus 1811 pasukan Inggris menyerang Hindia Belanda. Tidak banyak yang bisa dilakukan Jansens dalam membendung serangan Inggris. Jansens menarik mundur pasukannya ke Semarang. Di Semarang, pasukan Jansens dibantu oleh pasukan Eropa yang berada di Semarang dan Surabaya, serta prajurit dari Kraton Surakarta dan Yogyakarta. Namun Inggris terlalu kuat dan mengharuskan Jansens mundur sekali lagi ke Tuntang.

Pada akhirnya Jansens menyatakan menyerah kepada Jenderal Auchmuty. Belanda dibawah pemerintahan Prancis mengaku kalah oleh Inggris dan berpindahlah kekuasaan dari tangan pemerintahan Jansens ke Pemerintahan Inggris.

Isi Perjanjian Tuntang

  1. Seluruh pulau Jawa dan semua pangalan – pangkalan yang dimiliki Belanda yang terdapat di daerah Madura, Palembang, Makasar dan sunda kecil harus diserahkan kepada pemerintahan Inggris.
  2. Seluruh tentara atau militer – militer Belanda harus menjadi tawanan pemerintahan Inggris
  3. Bagi pegawai sipil yang ingin bekerja, bisa bekerja pemerintahan Inggris termasuk didalamnya orang – orang Belanda.

Dampak diadakannya Perjanjian Tuntang

Adanya perjanjian tuntang membuat sejarah baru perpindahan kekuasaan bangsa Indonesia ke tangan Inggris. Penjajahan Inggris tidak berlangsung lama yaitu dari 1811 sampai dengan tahun 1816. Gubernur yang menjabat di Batavia adalah Thomas Stanford Raffles. Ada beberapa kebijakan yang dikeluarkan Raffles, diantaranya :

  1. Menghapuskan wajib pajak serta kerja paksa
  2. Rakyat diberikan keleluasaan jenis tanaman yang akan di tanam
  3. Tanah adalah milik dari pemerintah sedangkan para petani adalah tenaga penggarap
  4. Memasukkan bupati sebagai pegawai pemerintahan dan digaji

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah