Ronggolawe: Ajudan Setia Majapahit yang Dikhianati

Rahmad Ardiansyah

Seperti pembahasan sebelumnya tentang Arya Wiraraja seorang peracik taktik di tiga kerajaan sekaligus. Majapahit berhutang budi pada Arya Wiraraja karena dari taktik Wiraraja lah Majapahit bisa berdiri. Kalau posting sebelumnya menjelaskan bagaimana taktik Arya Wiraraja menggulingkan kerajaan Singasari dan Kediri dengan taktiknya. Kali ini saya akan menceritakan abdi setia Raden Wijaya yang disebut 9 arya yang telah membantu Raden Wijaya dari pelariannya ke daerah Sumenep, Madura hingga bahu membahu membangun hutan di Trowulan hingga mengubahnya menjadi basis militer yang bertujuan menggulingkan Kediri serta menjadi cikal bakal Majapahit. Mereka adalah sembilan arya terkemuka dari Singasari yang setia pada Raden Wijaya. Kesembilan arya ini adalah Ranggalawe, Nambi, Sora, Gajah Pagon, Banyak, Kapuk, Pedang, dangdi dan Peteng. Dalam postingan ini dan postingan selanjutnya akan membahas peran serta cerita dari ke sembilan tokoh arya yang kontroversial di Majapahit.

Ilustrasi Wajah Ronggolawe

Ranggalawe
Ronggalowe dalam buku – buku pelajaran sekolah menjelaskan bahwa seorang Ranggalawe adalah sosok yang kejam, bengis serta pengkhianat. Dari pemberontakannya kepada Majapahitlah yang kemudian merusak nama baik Ranggalawe sebagai abdi setia Raden Wijaya. Seakan dari pemberontakan tersebut mengubur jasa – jasa Ranggalawe kepada kerajaan Majapahit. Padahal dia merupakan seorang yang sangat setia dengan Raden Wijaya, pendiri dari Kerajaan Majapahit. Namun Raden Wijaya yang gelap mata akibat tahtanya membuat Ranggalawe melakukan pemberontakan.

Ranggalawe merupakan pemimpin dari 8 arya lain. Ia merupakan orang yang membunuh Mahisa Mudarang, patih Kediri ketika melakukan penyerangan ke Kerajaan Kediri yang dibantu oleh Mongol. Ranggalawe juga menolong Raden Wijaya dalam pelariannya setelah Singasari di kalahkan, dan berhasil meyakinkan Arya Wiraraja, ayahanda dari Ranggalawe untuk berpihak serta berkenan membantu Raden Wijaya merebut kembali tahta Jawadwipa. Begitu pentingnya peran dari Ranggalawe sehingga membuat Raden Wijaya berjanji kelak ketika Majapahit berdiri menjadi sebuah negara, ia akan mengangkat Ranggalawe menjadi Mahapatih di Kerajaan Majapahit.

Namun, janji hanyalah janji, Raden Wijaya mengkhianati janji tersebut. Setelah naik tahta dan bergelar Sri Kertarajasa Jayawardana, janjinya kepada Ranggalawe diabaikan begitu saja. Yang kemudian diangkat menjadi Mahapatih malah rekan Ranggalawe  sendiri dari arya terkemuka Singasari yaitu Nambi yang juga berjasa kepada Majapahit namun jasanya tidak bisa dibandingkan dengan jasa Ranggalawe.

Tidak hanya Ranggalawe yang dikhianati janjinya, Arya Wiraraja ayah dari  Ranggalawe yang dijanjikan akan diberikan wilayah Jawa bagian timur ternyata hanya diberikan tanah Lumajang. Sedangkan Ranggalawe yang semula dijanjikan menjadi Mahapatih, hanya diberikan tanah di Tuban dan mengangkat Ranggalawe menjadi Adipati Tuban. Letak dari Tuban dan Lumajang sangat jauh, Raden Wijaya memiliki rencana dibalik penempatan ayah dan anak tersebut. Raden Wijaya terhasut oleh omongan Dyah Halayuda atau Mahapati. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Arya Wiraraja merupakan seorang yang mampu meracik taktik dengan sempurna, Raden Wijaya khawatir Arya Wiraraja akan melakukan makar dengan membimbing Ranggalawe menggunakan taktiknya untuk merebut Majapahit. Karena alasan tersebut, keduanya diasingkan jauh dari pusat pemerintahan Majapahit. Padahal keduanya tak ada sedikitpun niatan untuk mengkhianati Raden Wijaya.

Karena sakit hati Ranggalawe yang dikhianati orang yang dipercayainya hingga melakukan pengorbanan yang tak terhingga, orang yang telah ia tolong dari masa kelam, serta membantunya dalam mendirikan Majapahit di tanah Trowulan. Rasa sakit hati ini kemudian menimbulkan dendam serta amarah hingga timbul niatan untuk makar atau melakukan kudeta terhadap Raden Wijaya. Setelah merasa pasukannya cukup untuk menyerang Majapahit, Ranggalawe kemudian menyerang pusat Majapahit secara tiba – tiba. Raden Wijaya dengan sigap mengerahkan seluruh prajurit Majapahit beserta 8 bekas arya terkemuka Majapahit. Kekuatan yang tak sebanding membuat Ranggalawe kalah. Ranggalawe meninggal secara mengenaskan melalui pertarungan yang tidak jantan melawan Kebo Anabrang. Dikatakan tidak jantan karena dalam sebuah pertarungan, hanya boleh dilakukan dua orang saja namun Kebo Anabrang memerintah prajuritnya untuk melawan Ranggalawe hingga tewas mengenaskan. Sora salah satu arya Singsari yang juga kerabat Ranggalawe yang melihat kejadian tersebut tidak terima dengan apa yang dilakukan Kebo Anabrang. Kemudian Sora membunuh Kebo Anabrang sesaat setalah tewasnya Ranggalawe.

Dari sinilah kemudian terjadi peristiwa – peristiwa memilukan diantara para arya Singasari yang menjadi sahabat Raden Wijaya di kemudian hari.

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah