Situs Plawangan terletak di Desa Plawangan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang. Situs ini merupakan situs megalitikum dengan temuan kerangka manusia dari zaman logam tua atau paleometalic. Fosil – fosil kerangka manusia di Desa Plawangan ditemukan pada tahun 1977 dan dilakukan penggalian pada tahun berikutnya oleh Dinas Purbakala. Dari hasil penggalian tersebut ditemukan kerangka manusia purba yang terkubur di dalam tempayan atau belangga dengan keadaan duduk. Bersama kerangka manusia ditemukan juga manik – manik, gerabah, benda terbuat dari logam, keramik dan sebagainya yang berada di dalam tempayan. Sayangnya hasil penggalian tersebut kini disimpan di Museum Pusat Purbakala Jakarta, namun sebagian dari penemuan yang lain masih di sisakan di Plawangan untuk keperluan penelitian lanjutan.
Situs Plawangan ditemukan secara tidak sengaja oleh tim Balai Arkeologi Jakarta. Pada tahun 1976 tim tersebut melakukan penelitian situs Selodiri yang berada di Desa Terjan, Kecamatan Kragan atau berjarak sekitar 5 km ke selatan dari situs Plawangan. Penelitian di bukit Selodiri ini tidak menemukan adanya fosil manusia. Kemudian pada tahun 1977, ada seorang warga dari Desa Plawangan yang melaporkan temuan sebuah tulang kepada tim arkeolog tersebut. Tulang inilah yang sebenarnya dicari – cari oleh tim Balai Arkeologi. Selanjutnya pada tahun 1977 hingga tahun 1983 dilakukan penggalian hingga menemukan ribuan fosil serta benda purbakala.
Pada tahun 1985 di Desa Plawangan seorang nelayan menemukan dua fosil manusia yang terkubur di dalam nekara perunggu. Penemuan nekara perunggu ini memiliki keuinkan yang sangat jarang sekali ditemukan di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Keistemaan dari temuan nekara ini adalah kubur nekara ditemukan dalam penggalian (ekskavasi) secara sistematis yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang sudah berlangsung tahun 1977 hingga tahun 1990.
Nekara perunggu tersebut ternyata adalah wadah kubur untuk anak – anak. Di dalam nekara perunggu ditemukan kerangka manusia yang diperkirakan berumur 8-10 tahun. Di bawah nekara ini ditemukan juga satu rangka anak – anak yang lebih muda.
Diperkirakan Situs Plawangan adalah sebuah necropolis atau bisa disebut tempat penguburan. Dari ekskavasi situs Plawangan menunjukkan bahwa kerangka manusia berusia sekitar 2000 tahun lampau yang terbilang maju dalam cara penguburan. Penguburan dilakukan dengan memasukkan tubuh manusia ke dalam tempayan yang disertai bekal berupa manik – manik, periuk serta kendi dan kemudian di kubur.
Pada 1980-an Balai Arkeologi pernah menawarkan kepada pemerintah Rembang untuk menjadikan Situs Plawangan sbagai museum purbakala. Namun, tawaran tersebut tidak ditanggapi oleh bapak Suratman selaku Bupati Rembang. Karena tidak ada persetujuan, kemudian Balai Arkeologi hanya membeli sebidang tanah tersebut untuk dibangun gedung penyimpanan temuan – temuan situs Plawangan.