Paleolitikum berasal dari dua kata yaitu paleos yang berarti tua dan litikum yang berarti batu. Maka zaman paleolitikum dapat diartikan sebagai zaman batu tua. Zaman paleolitikum diperkirakan berlangsung pada masa pleistosen awal kira – kira 600.000 tahun yang lalu. Manusia pendukung pada zaman ini diantaranya : Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus Robustus, Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
Ciri – ciri kehidupan pada zaman ini :
Teknologi
Alat batu, tulang dan kayu masih sangat sederhana dan kasar, belum banyak diolah. Manusia hanya menggunakan alat paling dekat, apa adanya, hampir tidak ada upaya mengolah. Alat batu kasar digunakan untuk berburu, membunuh binatang, sebagian lagi sebagai kapak genggam untuk memotong.
Kehiduan sosial dan ekonomi
Masyarakat pada masa ini masih hidup secara nomaden, tempat tinggal berpindah – pindah dari satu tempat ke tempat lainnya sesuai cadangan makanan yang ada secara alami. Apabila hewan buruan dan buah – buahan mereka habis, akan ditinggalkan untuk pindah ke tempat baru yang subur dan memiliki cadangan makanan. Ditinjau dari kehidupan sosial-ekonomi masyarakatnya, zaman batu tua juga dikenal sebagai zaman berburu dan mengumpulkan makanan tahap awal.
Hasil budaya
Masyarakat zaman batu tua menghasilkan Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong, keduanya berada di daerah Jawa Timur. Kebudayaan Pacitan berupa temuan – temuan alat – alat batu kasar bertangkai, diperkirakan banyak digunakan manusia Pithecanthropus Erectus. Sedangkan kebudayaan Ngandong menghasilkan alat – alat tulang binatang dan juga kapak genggam.
- Kebudayaan Pacitan
Pada tahun 1935, von Koenigswald yang berasal dari Belanda menemukan alat batu dan kapak genggam di daerah Pacitan. Kapak tersebut berbentuk kapak tetapi tidak bertangkai dengan bentuk kapak yang masih kasar. Para ahli menamaan kapak tersebut sebagai kapak penetak.
Alat – alat hasil budaya yang ditemukan di Pacitan, Jawa Timur diantaranya berupa kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak dan alat serpihan batu atau flake. Selain di Pacitan, alat – alat sejenis juga
ditemukan di wilayah lain seperti di Sukabumi, Jawa Barat; Perigi dan Gombong, Jawa Tengah; Tambangsawah, Bengkulu; Lahat, Sumatera Selatan; Kalianda Lampung, Cabenge Sulawesi Selatan; Awal Bangkal Kalimantan Selatan; Truyan, Bali dan Maumere Flores. Dengan adanya temuan di wilayah – wilayah Indonesia membuktikan bahwa telah terjadi migrasi manusia purba yang menyebar ke hampir semua wilayah Indonesia.
- Kebudayaan Ngandong
Alat – alat hasil budaya yang ditemukan di Ngandong, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur hampir serupa dengan alat – alat yang ditemukan di Pacitan. Yang membedakan adalah penemuan – penemuan di Ngandong selain ditemukan alat – alat yang terbuat dari batu juga ditemukan alat – alat yang terbuat dari tulang belulang hewan. Alat – alat dari kebudayaan Ngandong ini diantaranya alat – alat dari tulang, flakes, alat penusuk dari tanduk rusa dan ujung tombak bergigi yang ditemukan di Ngandong dan Sidoarjo.
Alat – Alat yang Terdapat Pada Zaman Paleolitkum
- Kapak Perimbas
Kapak perimbas ditemukan di Gombong, Jawa Tengah dan Sukabumi, Jawa Barat. Adapun lokasi yang paling banyak ditemukan kapak perimbas adalah di Pacitan, Jawa Timur, sehingga von Koeningswald menyebutnya sebagai alat kebudayaan Pacitan. Kapak perimbas berfungsi sebagai senjata, memahat tulang, merobek daging dan merimbas kayu.
- Kapak Genggam
Kapak genggam berbentuk persis dengan kapak namun tidak memiliki tangkai. Pembuatan kapak perimbas yaitu dengan memangkas salah satu sisi dari sebuah batu sampai berbentuk tajam. Sedangkan pada sisi lain dibiarkan apa adanya karena digunakan tempat menggenggam. Adapun fungsi kapak genggam adalah untuk memotong, menggali umbi – umbian serta menguliti binatang. Kapak genggam memiliki nama lain yaitu chooper yang berarti alat pemotong atau alat penetak.
- Alat – alat yang terbuat dari tanduk rusa dan dari tulang binatang
Alat yang terbuat dari tulang termasuk dalam kebudayaan Ngandong. Fungsi alat ini adalah untuk menggali keladi yang mana bentuk dari alat ini mirip dengan alat penusuk dan seperti ujung tombak bergerigi serta digunakan untuk menangkap ikan.
- Flakes
Flakes juga termasuk dalam kebudayaan Ngandong yang terbuat dari tulang binatang. Alat ini digunakan untuk menangkap ikan, berburu dan mengumpulkan buah – buahan.
Sistem kepercayaan
Pada zaman batu tua diperkirakan belum berkembang sistem kepercayaan. Ini tidak lain disebabkan belum munculnya kesadaran akan kekuatan lain
diluar kekuatan manusia. Masa ini masyarakat manusia masih sangat fokus pada kebutuhan pemenuhan biologis, utamanya makanan untuk dapat bertahan hidup dibelantara alam yang ganas. Manusia cenderung bertahan hidup dengan mengandalkan nalurinya (insting).