Pada tanggal 29 mei 1453 kota ini berhasil berpindah tangan ke salah satu kerajaan terkuat di Turki yaitu kerajaan Ottoman. Dibawah kerajaan Ottoman wilayah ini lebih dikenal dengan nama Instanbul meskipun pengantian nama yang dilakukan pada tahun 1930 tidak dilakukan secara resmi. Pada masa kekuasaan kerajaan Ottoman inilah kota Instanbul menjadi kota terluas yang ada di Turki meskipun bukan merupakan Ibukota Turki. Kota Istanbul juga digunakan sebagai titik penyeberangan antara dua benua yaitu Eropa dan Asia yang pada perkembangannya membuat kota ini memiliki daya tarik komersial, kultural dan diplomatik. Karena letak strategis ini kota Istanbul dapat mengendalikan rute pelayaran antara Asia dan Eropa, dan pelayaran dari laut Mediterania ke Laut Hitam. Sehingga tidak heran kota ini mencapai puncak kemakmuran.
Kejatuhan Konstantinopel terjadi ketika kota ini berhasil ditaklukan oleh bangsa utsmaniyah dibawah komando sultan Muhammad Al-Fatih dimana kota Konstantinopel pada saat itu dipimpin oleh bangsa Eropa. Peristiwa keruntuhan kota Konstantinopel merupakan tonggak awal berubahnya keadaan global. Setelah adanya monopoli jalur laut oleh bangsa utsmaniyah, bangsa Eropa pada akhirnya mencari jalur lain yang menggiring mereka sampai kewilayah lain salah satunya Indonesia. Berikut adalah beberapa hal yang menyebabkan terjadinya keruntuhan Konstantinopel:
- Perang saudara. Pada saat kota Konstantinopel masih dikuasai oleh bangsa Eropa. Terjadinya Perang Salib ke 4 yang melibatkan sesama Umat Katolik berakibat kota Konstantinopel mengalami kegoyahan dalam pemerintahan dan krisis ekonomi akibat perang.
- Kota masih dalam tahap pembangunan. Karena mengalami perpindahan kekuasaan selama tiga kali yaitu, dari bangsa kolonial Yunani, kemudian berpindah ke tangan kekaisaran Yunani dan yang terakhir jatuh ketangan kerajaan Ottoman dan kita tentu tidak dapat melupakan bahwa pergantian kekuasaan ini harus diawali dengan serangan penaklukan yang menimbulkan kerusakan pada kota tersebut, sehingga harus dilakukan pembangunan infrastruktur, fasilitas dan tatanan kehidupan masyarakatnya dari awal. Karena dampak yang ditimbulkan saat perang cukup parah dan memiliki dampak besar.
- Ketidak matangan pemerintahan. Kasus ini sama dengan yang dialami oleh Bangsa Indonesia pada saat penjajahan. Sebagaimana kepemimpinan bangsa Eropa. Kepemimpinan Eropa di Kota Konstantinopel merupkan kepemimpinan tidak langsung. Pusat pemimpin mereka ada di negara mereka, sedangkan pemegang kekuasaan di wilayah lain adalah wakilnya. Sehingga pemerintahan yang dilaksanakan mudah goyah.
- Serangan bangsa Utsmaniyah dibawah kepemimpinan sultan Muhammad Al-Fatih, kekuatan besar yang dimiliki oleh bangsa utsmaniyah membuat Kota Konstantinopel semakin terdesak. Ditambah mereka belum sepenuhnya pulih dari dampak perang saudara. Sehingga akhirnya kota ini jatuh ke tangan Bangsa Utsmaniyah.
Dengan kata lain dapat kita simpulkan bahwa kejatuhan Konstantinopel ditangan pasukan Islam merupakan hal yang telah diprediksi baik dari bangsa Konstantinopel maupun oleh Rasulullah. Keruntuhan Konstantinopel adalah babak baru bagi sejarah dunia. Dimana Eropa yang telah terdesak oleh monopoli jalur laut yang dilakukan oleh Bangsa Utsmaniah membuat mereka mencari jalur lain dan membuat Eropa menjelajah lebih jauh. Hingga akhirnya mereka sampai di Indonesia. Keruntuhan yang terjadi di Konstantinopel adalah bagian dari awal sejarah dunia.