Akulturasi Kebudayaan Lokal Indonesia, Hindu Buddha dan Islam

Rahmad Ardiansyah

Akulturasi merupakan percampuran dua kebudayaan yang melahirkan kebudayaan baru tanpa menghilangkan kebudayaan lama. Jauh sebelum kedatangan Hindu dan Buddha, bangsa Indonesia sudah memiliki kebudayaan yang maju. Menurut JLA. Brandes, bangsa Indonesia memiliki 10 unsur kebudayaan asli Indonesia diantaranya : 

  1. Kemampuan mengatur masyarakat
  2. Kemampuan berlayar
  3. Kemampuan astronomi
  4. Kepandaian berlayar
  5. Sistem macapat (tata kota)
  6. Kesenian wayang
  7. Seni gamelan
  8. Seni membatik
  9. Membuat barang dari logam
  10. Perdagangan

Dengan masuknya ajaran Hindu dan Buddha membuat perubahan di indonesia baik dalam segi aspek kehidupan sosial dan kebudayaan begitu pula ketika Islam masuk. Unsur – unsur yang masuk ke Indonesia tidak begitu saja diterapkan secara mentah – mentah namun disesuaikan dengan kondisi Indonesia, hal ini dikarenakan :

  1. Bangsa Indonesia memiliki dasar – dasar kebudayaan yang cukup tinggi
  2. Local genius (kemampuan untuk menerima, memilih dan mengambil kebudayaan asing) telah dimiliki bangsa Indonesia

Akulturasi di Indonesia pada masa awal persebaran Islam yang masih ada dan dapat dilihat hingga sekarang, diantaranya :

A. SENI BANGUNAN

1. Masjid 
Masjid di Indonesia memiliki unsur baik lokal, Hindu-Buddha maupun Islam. Ciri – ciri dari masjid di Indonesia diantaranya :

  • Beratap tumpang (bertingkat) dan ada puncaknya (mustaka)
  • Memakai bedug atau kentongan
  • Letak masjid berada pada bagian barat alun – alun atau didirikan dekat dengan istana kerajaan atau ibu kota bahkan ada juga yang didirikan di sekitar makam (sistem macapat)
  • Ruang masjid berbentuk bujur sangkar

 Gaya arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh Islam diantaranya :

  • Hiasan kaligrafi
  • Kubah
  • Bentuk Masjid
Masjid Agung Demak

Contoh bangunan yang dikategorikan masjid tradisional diantaranya : Masjid Agung Demak (Demak), Masjid Sendang Duwur (Tuban), Masjid Agung Kasepuhan (Cirebon), Masjid Sunan Ampel (Surabaya), Masjid Baiturrahman (Aceh), Masjid Katangka (Sulawesi Selatan), Masjid Angke dan Tambora (Jakarta)

2. Makam
Makam Islam yang sering kita jumpai adalah makam berbentuk kijing jirat yang disertai cungkup diatasnya. Pada aturan ajaran agama Islam tidak ada yang menyebutkan hal tersebut. Kijing atau jirat pada masa pra-Islam didirikan untuk mengenang raja atau pembesar kerajaan. Makam biasanya dibuat satu kompleks pada makam raja dan pembesar – pembesarnya. Masing – masing kompleks disekat menggunakan tembok dengan gapura sebagai penghubung. Gapura pada makam Islam mengadopsi bangunan tipe candi bentar (candi kembar tanpa atap dan tanpa pintu). Contoh makam kuno antara lain makam Fatimah binti Maimun (Leran Gresik), makam Malik Al Shaleh (Aceh), makam Syeh Maulana Malik Ibrahim (Gresik) dan komplek makam Bayat (Klaten). Selain itu ada juga makam yang ditempatkan di tempat – tempat yang tinggi diatas bukit seperti makam raja – raja Mataram di Imogiri.

Ada pula bentuk makam yang menjadi satu dengan kompleks masjid. Umumnya yang dimakamkan di kompleks ini adalah orang – orang yang memiliki strata tinggi di bidang keagamaan seperti wali, kyai maupun raja. Masjid – masjid dengan tipe ini diantaranya Masjid Agung Demak, Masjid Menara Kudus, Masjid Ampel Surabaya dan Gunung Jati Cirebon.

3. Menara
Menara pada masa awal Islam di Indonesia digunakan sebagai tempat adzan. Pada umumnya masjid – masjid tradisional dibangun dengan dilengkapi menara yang berada di bagian luar masjid. Contoh masjid yang menggunakan menara adalah Masjid Menara Kudus dan Masjid Banten.

B. SENI UKIR

Islam tidak mempebolehkan penggambaran makhluk hidup secara nyata, namun diperbolehkan menggambar secara samar – samar dengan berbagai hiasan. Sehingaa hasilnya tidak lagi jelas menyerupai manusia maupun hewan. Sedangkan seni patung dalam Islam tidak diperbolehkan. Seni ukir mendapat pengaruh dari pra-Islam seperti daun – daunan, bunga – bungaan, bukit karang, garis geometri dan binatang. Contoh seni ukir yang menggunakan kaligrafi seperti di Masjid Mantingan Jepara, gapura di candi bentar (Tembayat, Klaten), pintu Masjid Agung Demak atau yang disebut Lawang Bledek dan lain – lain.

C. SENI KALIGRAFI

Kaigrafi merupakan huruf arab yang ditulis dengan indah. Kaligrafi kurang begitu berkembang di Indonesia namun masih ada peninggalan kaligrafi di Indonesia seperti masjid – masjid kuno di Indonesia. Kaligrafi dapat berbentuk manusia, hewan dan tumbuhan.

D. SENI SASTRA

Pada bidang sastra, perkembangan sastra Islam di Indonesia dipengaruhi oleh sastra Persia dan sastra pra Islam. Di Indonesia, sastra Islam yang banyak ditemukan yaitu dari Jawa dan Melayu. Jenis – jenisnya diantaranya :

  • Hikayat
    Hikayat merupakan karya sastra yang berisi cerita atau dongeng. Isi dari hikayat diantaranya bersifat menarik, ajaib dan hal – hal yang tidak masuk akal. Hikayat yang terkenal diantaranya Hikayat Raja – Raja Pasai, Hikayat Si Miskin, Hikayat 1001 Malam, dan lain – lain.
  • Babad
    Babad merupakan tulisan yang berisi sejarah namun isinya tidak selalu berdasarkan fakta. Babad berisi campuran antara fakta, mitos dan kepercayaan. Di Melayu, Babad sama dengan tambo atau silsilah. Contoh babad diantaranya Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Mataram dan Babad Surakarta.
  • Syair
    Syair merupakan karya sastra yang berupa sajak – sajak. Syair terdiri dari empat baris pada setiap baitnya. Contoh syair terdapat pada batu nisan makam putri Pasai di Minje Tujuh, Syair Ken Tambunan, dan Syair Panji Semirang.
  • Suluk
    Suluk merupakan karya sastra berupa kitab – kitab. Kitab – kitab ini merupakan kitab – kitab hasil karangan tasawuf yang berisi hal – hal mistik yang berbentuk tembang dan berupa tanya jawab. Contoh suluk diantaranya Suluk Sukarsa, Suluk Wujil, dan Suluk Malang Sumirang.

E. SENI PERTUNJUKAN

Perpaduan antara tradisi lokal, Hindu-Buddha, dan Islam melahirkan karya seni pertunjukan yang nampak pada wayang yang dikenal dengan wayang suluk, tarian seudati, dan seni pertunjukan debus.

F. AKSARA DAN BAHASA

Seiring datangnya Islam di Indonesia, maka bahasa dan aksara di Indonesia pada perkembangan Islam di Indonesia pun semakin beragam.Huruf arab yang ada kemudian disesuaikan hingga muncul istilah huruf arab gundul atau arab gondil.

 G. SISTEM KALENDER

Umar bin Khatab menetapkan kalender Islam berdasarkan peredaran bulan, penanggalan ini diebut penanggalan Hijriyah. Tahun 1 Hijriyah bertepatan dengan tahun 622 M. Disisi lain, Indonesia pada saat yang sama menggunakan penanggalan Saka yang didasarkan pada peredaran matahari. Tahun 1 Saka bertepatan dengan 78 M. Pada tahun 1633 M, Sultan Agung, raja terbesar Mataram menetapkan tahun Jawa atas dasar perhitungan bulan (1 tahun 354 hari). Penamaan bulan – bulan diadopsi dari nama – nama bulan Arab yaitu Muharram (Sura), Shafar (Sapar), dan lain lain.

H. SISTEM PEMERINTAHAN

Jika pada masa Hindu Buddha, raja diibaratkan sebagai titisan dewa,pada masa Islamraja dianggap sebagai penegak atau khaifah yang perintahnya harus dituruti.

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang. Sejak menjadi pelajar saya hobi terkait IT terkhusus pengelolaan blog. Selain mengelola website Idsejarah.net, saya juga menjadi admin web mgmpsejarahsmg.or.id, admin web sma13smg.sch.id sekaligus menjadi salah satu penulis LKS di Modul Pembelajaran MGMP Sejarah SMA Kota Semarang. Saat ini saya sedang menjalankan program Calon Guru Penggerak angkatan 10. Projek web Idsejarah.net saya harapkan akan menjadi media untuk mempermudah guru sejarah dalam mengakses artikel, video, dan media pembelajaran terkait pembelajaran sejarah. Website ini akan terus dikelola dan dikembangkan agar semakin lengkap. Kedepannya besar harapan saya untuk mengembangkan aplikasi android untuk guru sejarah. Selain mengelola website, saya juga aktif mengelola channel Youtube Idsejarah sebagai media berekspresi platform video online.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah