Pada dasarnya, candrasa memiliki mata kapak lebih melebar ke samping dan kedua ujungnya melengkung ke bagian dalam. Sementara itu, pada pegangan tangannya terdapat sebuah motif geometris yang digabungkan bersama motif lengkung berukuran kecil. Candrasa selalu digunakan sebagai salah satu perlengkapan penting saat menyelenggarakan upacara karena keunikan, kehalusan serta keindahan jenis kapak ini membuktikan bahwa kemampuan seseorang yang tinggi untuk membuat beragam benda yang terbuat dari perunggu.
Alat-alat yang diciptakan telah dihaluskan dan memiliki motif indah dan unik dimana candrasa adalah salah satu benda prasejarah terbuat dari perunggu dan keberadaannya digunakan untuk kegiatan tertentu dan sakral. Candrasa sendiri memiliki fungsi yang beragam dalam kehidupan masyarakat tertentu, salah satunya adalah sarana upacara adat maupun keagamaan. Pasalnya, jenis kapak perunggu ini dinilai sebagai alat kebesaran untuk kegiatan tersebut yang dilangsungkan beberapa orang agar dapat mengikuti tradisi mereka.
Bahkan, sebagian besar dari para ahli menganggap bahwa candrasa berfungsi sebagai salah satu alat yang biasa dimanfaatkan sebagai senjata perang. Hal ini telah dibuktikan karena Prabu Dasamukan di Kerajaan Ajalengka sering menggunakan candrasa sebagai senjata di masa lampau untuk berperang. Tak hanya itu, fungsi sebenarnya atau pertama kali ditemukannya candrasa adalah sebagai alat pertanian dan pertukangan sebelumnya akhirnya bergeser menjadi kebutuhan untuk upacara keagamaan sekaligus tanda kebesaran.
Hal ini membuktikan bahwa candrasa adalah salah satu benda prasejarah yang sangat bermakna pada zaman nenek moyang. Sebab, suku tidak akan pernah berhasil menggelar upacara adat apabila tidak menggunakan candrasa sebagai alat atau sarana utamanya. Fungsinya yang sangat penting membuat benda pusaka ini tidak bisa digunakan sembarangan dan menjadi salah satu benda pusaka yang patut dilestarikan untuk tetap dikenal para generasi selanjutnya lantaran candrasa berperan sebagai perlengkapan atas ritual keagaamaan.