Isi Prasasti Ciaruteun, Informasi dan Lokasi Penemuannya

Rahmad Ardiansyah

Prasasti Ciaruteun atau dikenal sebagai prasasti Ciampea merupakan salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara dan pertama kali ditemukan di tepi sungai Ciaruteun, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Prasasti ini berbentuk bongkahan batu berukuran besar dan diprediksi terbawa arus sungai sepanjang beberapa meter dari tempat asalnya, sedangkan keberadaannya ditemukan dalam posisi terbalik setelah berada di sungai Ciaruteun dan mempunyai makna tersendiri dibalik pesan yang tersimpan didalamnya.

Prasasti Ciaruteun ditemukan sekitar tahun 1863 oleh seorang pemimpin dari Bataaviash Genootscap van Kunsten en Wetenscappen atau saat ini dikenal sebagai Museum Nasional yang berada di sekitar sungau Ciaruteun, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ketika ditemukan ternyata prasasti ini dalam kondisi terbalik dan tulisan pahatnya mengarah ke tanah. Masyarakat sekitar menilai bila keberadaannya tidak berbeda dengan batu biasa.

Prasasti Ciaruteun rupanya ditulis ke dalam bentuk seloka dan menggunakan aksara huruf Pallawa dalam bahasa Sansakerta. Selain itu, ada sepasang pahatan telapak kaki, sulur-suluran atau pilin, gambar umbi serta laba-laba dalam prasasti tersebut. Metrum atau irama Anustubh yang berada didalam seloka nya juga terdiri dari empat baris, sedangkan isi tulisan dari pahatan tersebut adalah “Inilah tanda sepasang telapak kaki bak kaki Dewa Wisnu, yakni pemelihara dan ia pun adalah telapak yang mulia dari sang Purnnawarmman, raja di negeri Taruma, raja yang begitu berani dan gagah di dunia.

Isi Prasasti Ciaruteun

  1. Cap telapak kaki Purnnawarmman yang melambangkan daerah penemuannya adalah salah satu wilayah kekuasaan Tarumanegara, 
  2. Isi tulisannya menegaskan bila raja Purnawarman merupakan raja yang mampu mengayomi serta melindungi seluruh rakyatnya bak Dewa Wisnu dan sangat baik hati. Bahkan, masa pemerintahan Purnawarman diprediksi adalah era kejayaan dari Kerajaan Tarumanegara beberapa tahun silam.
  3. Anustubh atau iramanya memiliki persamaan dengan prasasti Yupa dan ditemukan di kawasan Kutai. Hal itu mengartikan bahwa kebudayaan pada masa Kerajaan Kutai maupun Tarumanegara mempunyai persamaan khusus. 
  4. Nama Purnawarman yang diakhiri dengan kata ‘warman’ sama dengan nama-nama raja di masa Kerajaan Kutai, yaitu Asmawarman serta Mulawarman yang menegaskan bila budaya Hindu di wilayah Jawa, terutama Jawa Barat memiliki persamaan dengan budaya serupa yang berada di Kalimantan.

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang. Sejak menjadi pelajar saya hobi terkait IT terkhusus pengelolaan blog. Selain mengelola website Idsejarah.net, saya juga menjadi admin web mgmpsejarahsmg.or.id, admin web sma13smg.sch.id sekaligus menjadi salah satu penulis LKS di Modul Pembelajaran MGMP Sejarah SMA Kota Semarang. Saat ini saya sedang menjalankan program Calon Guru Penggerak angkatan 10. Projek web Idsejarah.net saya harapkan akan menjadi media untuk mempermudah guru sejarah dalam mengakses artikel, video, dan media pembelajaran terkait pembelajaran sejarah. Website ini akan terus dikelola dan dikembangkan agar semakin lengkap. Kedepannya besar harapan saya untuk mengembangkan aplikasi android untuk guru sejarah. Selain mengelola website, saya juga aktif mengelola channel Youtube Idsejarah sebagai media berekspresi platform video online.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah