Program Kerja dan Kemunduran Kabinet Syahrir III

Rahmad Ardiansyah

Latar Belakang Terbentuknya Kabinet Syahrir III

Pada pertengahan bulan Agustus 1946, KNIP yang bersidang di Yogyakarta membuat usulan tentang perubahan kabinet Syahrir yang kedua menjadi kabinet koalisi, yang bertanggungjawab pada KNIP. Berhubung keadaan sudah mulai normal kembali, pada tanggal 2 Oktober Maklumat Presiden No.1 1946 dengan harapan kabnet dan badan resmi lainnya dapat bekerja kembali. Untuk menanggapi usul KNIP presiden menunjuk Syahrir untuk ketiga kalinya sebagai formatur kabinet koalisi. Pada tanggal 2 Oktober diumumkan kabinet koalisi baru dibawah perdana mentri Syahrir. 

Susunan Kabinet Syahrir III

Adapun susunan kabinet Syahrir II, adalah sebagai berikut:

No.Bidang MenteriNama Menteri
1.Menteri AgamaFaturrachman
2.Menteri Dalam NegeriMohammad Roem
3.Menteri EkonomiA.K. Gani
4.Menteri Keamanan Rakyat Amir Sjarifuddin
5.Menteri KehakimanSusanto Tirtoprodjo
6.Menteri Muda Pertahanan Abdurrahman Wahid
7.Menteri KehakimanSuwandi
8.Menteri KesehatanDarma Setiawan
9.Menteri KeuanganSyafrudin Prawiranegara
10.Menteri Komunikasi Djuanda Kartawidjaja
11.Menteri Luar Negeri Sutan Syahrir
12.Menteri NegaraSri Sultan Hamengkubuwono IX
13.Menteri Pekerjaan UmumPutuhena
14.Menteri NegaraWahid Hasjim
15.Menteri NegaraWikana
16.Menteri NegaraSudarsono
17.Menteri NegaraTan Po Gwan
18.Menteri Negara Setiabudi (Douwes Dekker)
19.Menteri Pendidikan dan KebudayaanSuwandi
20.Menteri Penerangan Mohammad Natsir
21.Menteri Sosial       Maria Ulfah Santoso
22.Wakil Menteri Dalam NegeriWijono
23.Wakil Menteri Ekonomi Wijono
24.Wakil Menteri Keamanan Rakyat Harsono Tjokroaminoto
25.Wakil Menteri Kehakiman Hadi Thayeb
26.Wakil Menteri Kesehatan J. Leimena
27.Wakil Menteri KeuanganLukman Hakim
28.Wakil Menteri Komunikasi Setiadjid
29.Wakil Menteri Luar Negeri Agus Salim
30.Wakil Menteri Pekerjaan UmumLaoh
31.Wakil Menteri Pendidikan dan KebudayaanGunarso
32.Wakil Menteri Penerangan     A.R. Baswedan
33.Wakil Menteri Sosial  Abdul Madjid Djojohadiningrat

Program Kerja Kabinet Syahrir III

Tanggal 25 Februari 1947 guna meratifikasi persetujuan Linggarjati, melalui penambahan anggota sehingga berjumlah 500 orang lebih. Ahirnya meskipun melalui jalan yang alot dan berbelit-belit akibat ulah Parlemen Belanda, Persetujuan Linggarjati ditanda tangani juga pada tanggal 25 Maret 1947.  

Penyebab Runtuh Kabinet Syahrir III

Tanggal 8 Juni Syahrir menyetujui adanya pemerintah sementara yang dimakudkan Belanda dan dua belas hari kemudian menerima staf khusus wakil Belanda. Keputusan Sjahrir ini dilakukan setelah berunding dengan A.K. Gani (PNI), Natsir (Masyumi) dan Abdulmadjid (PS). Ketiganya anggota kabinet.    Abdulmajid lalu dikirim ke Yogyakarta untuk menjelaskan konsesi Syahrir. Apa yang dilakukan Abdulmajid ternyata tidak sesuai yang diprediksi. Amir yang juga datang ke Yogyakarta, bersama Abdulmajid menemui sejumlah tokoh Sayap Kiri yang anti terhadap konsesi Sjahrir, dua diantaranya adalah Tan Ling Djie dan Wikana. Abdulmajid dan Amir malah menusuk Sjahrir dari belakang. Syahrir yang gusar memutuskan untuk menjelaskan sendiri keputusannya terkait penerimaan permintaan Belanda pada 26 Juni di Yogyakarta. Melihat tangan-tangan kanannya sudah bergerak tidak sesuai kemauan, Sjahrir memutuskan untuk menaruh jabatannya pada 27 Juni 1947. Kabinet yang digalang Syahrir kembali runtuh.

Bagikan:

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah