Situs Candi Karangkamulyan – Sejarah dan Lokasi

Rahmad Ardiansyah

Situs Karangkamulyan atau biasanya disebut dengan Candi Karangkamulyan, merupakan salah satu candi yang berada di Ciamis Jawa Barat. Buat anda yang senang dengan sejarah peninggalan-peninggalan, anda bisa menyimak ulasan singkat mengenai sejarah candi berikut ini.

Lokasi Situs Karangkamulyan

Lokasi keberadaan candi ini berada di 17 km pada sebelah timur Kota Ciamis, Jawa Barat. Untuk anda yang penasaran dengan keberadaan salah satu peninggalan sejarah ini, anda bisa mengunjunginya dengan menempuh waktu 30 menit dari pusat kota Ciamis. Waktu yang lumayan dekat untuk anda yang ingin menikmati pemandangan sejarah.

Dengan luas kurang lebih 25 hektar, pada situs ini memiliki benda-benda yang merupakan peninggalan dari sejarah Kerajaan Galuh. Kerajaan Galuh sendiri merupakan Kerajaan yang telah ada sebelum adanya Majapahit serta Pajajaran. Kebanyakan bebatuan yang tersebar berada di dalam sebuah ruangan kamar yang terbuat dari beberapa tumpukan bebatuan dengan satu pintu.

Candi Karangkamulyan ini diyakini ada sejak abad ke 9. Hal itu ditandai dengan ditemukannya keramik Cina yang berasal dari dinasti Ming. Candi ini pula berbatasan dengan dua sungai besar yaitu sungai Citanduy serta sungai Cimuntur. Suasana yang ditawarkan pada area candi ini sangat sejuk. Sehingga cocok untuk anda yang ingin berwisata sembari menikmati pemandangan peninggalan sejarah.

Penamaan Situs di Karangkamulyan

Situs pertama yaitu  Pelinggihan atau Pangcalikan. Pelinggihan ini sendiri adalah batu dengan susunannya yang bertingkat-tingkat serta memiliki warna yang putih. Bentuknya menyerupai bentuk segi empat, dan termasuk ke dalam golongan atau jenis yoni. Yoni sendiri memiliki artian sebagai tempat pemujaan.

Peletakan Yoni ini juga terbalik dan biasanya digunakan sebagai altar. Pada bagian Yoni juga terdapat beberapa bebatuan dengan ukuran kecil yang seolah-olah sebagai penyangga. Maka dari itu bebatuan kecil ini memberikan kesan seperti dolmen atau kubur batu. Letaknya pun berada di dalam struktur tembok yang memiliki lebar 17,5×5 meter.

Selanjutnya ada pula ruangan dengan ukuran 6×6 meter yang disebut sebagai Sahyang Bedil. Ruangan ini dikelilingi dengan tembok yang memiliki tinggi kisaran 80cm. Selain itu ada pula pintu yang menghadap ke arah utara. Pada bagian dalam terdapat 2 menhir dengan ukuran kisaran 60x40cm dan juga ukuran 20×8 cm.

Berikutnya ada situs Penyabungan Ayam, yang mana tempat ini mirip seperti lapangan kecil. Letaknya penyabungan ayam pun memiliki lokasi yang lebih rendah daripada yang lainnya. Pada tempat ini digunakan pula sebagai tempat berdemokrasi, pemilihan raja, dan tempat pemilihan pemimpin mereka pada zamannya.

Di bagian lain dari Candi Karangkamulyan ini, juga terdapat lambang peribadatan. Bentuknya pun terbilang indah karena dihiasi oleh pahatan-pahatan sederhana yang merupakan peninggalan dari agama Hindu. Lokasi batu ini berada di dalam struktur tembok dengan ukuran 3x3x0.6 meter.

Pada tempat ini juga terdapat dua unsur budaya yang berbeda yaitu adanya kemuncak serta struktur tembok. Yang mana struktur tembok yang ditampilkan terlihat tersusun dengan rapi, dan menunjukkan lapisan budaya megalitik. Untuk kemuncak sendiri adalah peninggalan dari agama Hindu.

Selanjutnya ada pula Cikahuripan. Sebenarnya tidak terdapat adanya tanda-tanda peninggalan arkeologis. Namun Cikahuripan adalah sumur yang letaknya berada dekat dengan pertemuan sungai Citanduy serta Sungai Cimuntur. Sumur ini adalah sumur abadi dikarenakan air yang dialiri tidak pernah mengalami kekeringan selama sepanjang tahun.

Lokasi terkahir yang termasuk dalam area candi Karangkamulyan yaitu adanya makan Dipati Panaekan. Dipati Panakean sendiri adalah putra dari Prabu di Galuh. Menurut cerita, Dipati Panaekan dibunuh oleh adik iparnya yang bernama Dipati Kertabumi karena perselisihan salah paham.

Demikian penjelasan singkat mengenai candi atau batu-batuan yang berada di situs Karangkamulyan. Tentunya setiap batu atau candi memiliki cerita sejarahnya masing-masing. Jika anda tertarik untuk menambah wawasan seputar sejarah, anda bisa berkunjung candi yang berlokasi di Jawa Barat ini.

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang. Sejak menjadi pelajar saya hobi terkait IT terkhusus pengelolaan blog. Selain mengelola website Idsejarah.net, saya juga menjadi admin web mgmpsejarahsmg.or.id, admin web sma13smg.sch.id sekaligus menjadi salah satu penulis LKS di Modul Pembelajaran MGMP Sejarah SMA Kota Semarang. Saat ini saya sedang menjalankan program Calon Guru Penggerak angkatan 10. Projek web Idsejarah.net saya harapkan akan menjadi media untuk mempermudah guru sejarah dalam mengakses artikel, video, dan media pembelajaran terkait pembelajaran sejarah. Website ini akan terus dikelola dan dikembangkan agar semakin lengkap. Kedepannya besar harapan saya untuk mengembangkan aplikasi android untuk guru sejarah. Selain mengelola website, saya juga aktif mengelola channel Youtube Idsejarah sebagai media berekspresi platform video online.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah