Peran Aktif Indonesia dalam Perang Dingin

Rahmad Ardiansyah

Sejak proklamasi kemerdekaan, Indonesia menerapkan kebijakan politik luar negeri bebas aktif. Kebijakan tersebut menegaskan bahwa Indonesia tidak ikut dalam blok mana pun, karena cita-cita bangsa Indonesia adalah mewujudkan perdamaian dunia. Dampak Perang Dingin yang mengancam negara-negara di dunia mendorong Indonesia turut berperan aktif dalam upaya meredakan Perang Dingin. Sebagai negara berkembang, Indonesia tetap berusaha menunjukkan perannya bagi dunia internasional.

Usaha untuk mewujudkan perdamaian dunia ditunjukkan Indonesia dengan peran aktif berikut :

a. Aktif dalam Gerakan Nonblok (Nonaligned Movement)

1) Latar Belakang

Pemikiran awal terhadap perlunya organisasi yang tidak memihak blok Barat dan blok Timur adalah tercetusnya Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955. KAA menghasilkan Dasasila Bandung. Pada kelanjutan dari KAA, beberapa negara dari KAA setuju untuk membentuk suatu organisasi yang bebas dari pengaruh dua negara adidaya yang selanjutnya bernama Gerakan Nonblok.

Gerakan Nonblok sendiri didirikan tanggal 1 September 1961 di Beograd, Yugoslavia. Pendiri GNB adalah Presiden Soekarno dari Indonesia, Presiden Joseph Broz Tito dari Yugoslavia, Presiden Gamal Abdul Nasser dari Mesir, Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru dari India, dan Presiden Kwame Nkrumah dari Ghana.

2) Tujuan

Tujuan GNB antara lain sebagai berikut.

  • Memelihara perdamaian dan keamanan internasional.
  • Mengusahakan tercapainya pelucutan senjata secara umum dan menyeluruh di bawah pengawasan internasional yang efektif.
  • Mengusahakan agar PBB berfungsi secara efektif.
  • Mengusahakan terwujudnya tata ekonomi dunia baru.
  • Mengusahakan kerja sama di segala bidang dalam rangka mewujudkan pembangunan ekonomi dan sosial serta tercapainya perdamaian dunia.

3) Asas Pembentukan GNB didasarkan atas asas tertentu sebagai berikut

  • GNB bukan merupakan satu blok tersendiri dalam Perang Dingin dan tidak berafiliasi dalam blok yang saling bertentangan.
  • GNB menjadi wadah perjuangan negara-negara yang sedang berkembang yang gerakannya tidak pasif.
  • GNB mendorong perjuangan dekolonisasi di semua negara, memegang teguh perjuangan anti imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme, apartheid, dan zionisme.

4) KTT Nonblok

Konferensi Tingkat Tinggi GNB adalah forum tertinggi dari organisasi GNB. KTT dihadiri oleh para kepala negara maupun kepala pemerintahan dari negara- negara anggota. Berikut adalah pertemuan – pertemuan yang mendahului KTT GNB.

  • Pernyataan Joseph Broz Tito dan Jawaharlal Nehru pada tahun 1954.
  • Konferensi Asia Afrika termasuk diantarnya Konferensi Colombo dan Konferensi Bogor.
  • Pertemuan Brioni antara negara India, Yugoslavia, dan Mesir pada 1956.
  • Pertemuan antara kelima negara pendiri Nonblok yang meminta agar Amerika dan Uni Soviet menyelesaikan pertikaian.
  • Pertemuan Kairo, mengenai syarat anggota GNB dan pokok kegiatannya.

KTT GNB pertama diadakan pada 16 September 1961 di Beograd, Yugoslavia. Pihak yang diundang guna menghadiri KTT di Beograd adalah negara-negara yang memenuhi syarat sebagai berikut.

  • Negara yang bersangkutan harus menganut politik bebas yang didasarkan atas prinsip-prinsip nonblok dan hidup berdampingan secara damai dengan negara lainnya tanpa memperhatikan perbedaan sistem sosial politik mereka masing-masing.
  • Negara yang bersangkutan harus senantiasa memberikan perhatian serta dukungan bagi gerakan- gerakan pembebasan nasional guna tercapainya kemerdekaan.
  • Negara yang bersangkutan bukan anggota dari persekutuan militer multilateral yang dibentuk dalam rangka Perang Dingin. Apabila negara yang tersebut terikat oleh perjanjian militer bilateral dengan salah satu negara besar atau menjadi anggota pakta pertahanan regional. Maka perjanjian tersebut tidak boleh dikaitkan secara langsung dalam pertentangan negara-negara besar. Seandai- nya negara yang bersangkutan mempunyai pangkalan militer asing di wilayahnya, hal tersebut juga tidak boleh dikaitkan dalam pertentangan negara-negara besar.

5) Peran Serta Indonesia dalam GNB

Berikut adalah peran serta Indonesia dalam GNB.

  • Indonesia adalah salah satu negara pemrakarsa GNB.
  • Indonesia adalah salah satu negara pengundang KTT I GNB di Beograd, Yugoslavia.
  • Pernah menjadi ketua GNB pada tahun 1992-1995 dan dipercaya menjadi tuan rumah KTT X GNB di Jakarta pada bulan September 1992. Peserta KTT GNB X berjumlah 106 negara.
  • Indonesia turut memecahkan masalah-masalah dunia berdasarkan perdamaian dunia, memperjuangkan HAM, serta tata ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas keadilan.

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah