Candi Malad, Lasem

Rahmad Ardiansyah

Candi Malad merupakan perabuan dari raja Kerajaan Lasem pertama yaitu Bhre Lasem Dewi Indu yang bergelar Duhitendu Dewi. Candi ini terletak di lereng sebelah utara Gunung Argasoka, Desa Gowak, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Dewi Indu merupakan adik dari raja Hayam Wuruk, raja Kerajaan Majapahit. Dewi Indu diangkat menjadi Bhre Lasem I pada tahun 1351 M dan meninggal pada tahun 1385 M, abu jasadnya disimpan di Candi Malad. Berbeda dengan candi – candi pada umumnya yang memiliki arsitektur megah, candi ini hanya berupa bangunan kecil yang berada di bawah pohon beringin dengan tempat abu yang diletakkan di sebuah pondok kecil. Candi ini merupakan penanda bahwa pernah ada kerajaan besar di Lasem dibawah kerajaan Majapahit (Kerajaan Vassal Majapahit). 

Berikut adalah lima bhre yang pernah menjadi raja di Kerajaan Lasem :

  • Bhre Lasem I, Duitendu Dewi (1351 – 1383 M)
  • Bhre Lasem II, Kusuma Wardhanii (Bhre Lasem Jeng Ahayu)
  • Bhre Lasem III, Nagara Wardani (Bhre Lasem Jeng Alemu) (1400 M)
  • Bhre Lasem IV, Rani Bhre Kertawijaya (1451 M)
  • Bhre Lasem V, Putri Bhre Pandan Salas / Rani Bhre Tumapel (1468 M)

Dewi Indu meninggal pada tahun 1304 Saka, sedangkan suaminya Pangeran Rajasawardhana meninggal pada tahun 1304, abu perabuan keduanya dibuatkan candi di Gunung Argasoka sebelah utara tepat di timur Candi Ganapati Pucangan di bukit Ngendhen.

Dalam Carita Sejarah Lasem (CSL) disebutkan :

“Candi perabuan Dewi Indu dan Pangeran Rajasawardhana dibuat dari batu Gombong, dilapisi batu Chendani, diapit teduh pohon beringin Brahmastana kembar di sebelah utara dan selatan candi. Puncak candi terukir arca Sang Hyang Buddha Sakyamuni, dikurung dalam kelopak puspa widuri, tingkat di bawahnya ditempati arca Dewi Indu yang diukir seperti Sang Bathari Sri Lokeswara didalam Sanabangta. Undhag bertingkat seperti bukit yang tingginya sedada, pada muka candi sebelah timur diukir gambar Sang Panji Maladresmi akan berangkat berperang, berpamitan kepada Dewi Purnamawulan (Dewi Indu). Muka candi sebelah barat nampak gambar Sang Panji sedang merayu dan menentramkan Dewi Purnamawulan yang bersedih karena ditinggal perang sampai akhir mengepung prajurit Pasundhan yang mengabdi sampai mati kepada Sang Baduga Rajanya.”

Candi Malad telah dipugar hingga berbentuk seperti yang kita lihat sekarang. Pondok perabuan Candi Malad sekarang dilengkapi dinding candi yang berbahan batu bata sedangkan pondok perabuan terbuat dari kayu yang dilengkapi atap payon berupa genteng dan serabut.

Lampiran Gambar Candi Malad

 

 

 

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang. Sejak menjadi pelajar saya hobi terkait IT terkhusus pengelolaan blog. Selain mengelola website Idsejarah.net, saya juga menjadi admin web mgmpsejarahsmg.or.id, admin web sma13smg.sch.id sekaligus menjadi salah satu penulis LKS di Modul Pembelajaran MGMP Sejarah SMA Kota Semarang. Saat ini saya sedang menjalankan program Calon Guru Penggerak angkatan 10. Projek web Idsejarah.net saya harapkan akan menjadi media untuk mempermudah guru sejarah dalam mengakses artikel, video, dan media pembelajaran terkait pembelajaran sejarah. Website ini akan terus dikelola dan dikembangkan agar semakin lengkap. Kedepannya besar harapan saya untuk mengembangkan aplikasi android untuk guru sejarah. Selain mengelola website, saya juga aktif mengelola channel Youtube Idsejarah sebagai media berekspresi platform video online.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah