Perjalanan Bartolomeu Dias: Penemu Tanjung Harapan di Ujung Afrika

Pada akhir abad ke-15, bangsa Portugis menjadi pelopor dalam penjelajahan samudra untuk menemukan jalur perdagangan baru ke Asia. Salah satu tokoh penting dalam masa penjelajahan itu adalah Bartolomeu Dias (atau Bartholomeus Diaz), seorang pelaut ulung yang berhasil mencapai Tanjung Harapan di ujung selatan Benua Afrika pada tahun 1488.

Latar Belakang Penjelajahan

Ekspedisi Dias merupakan bagian dari upaya Raja John II dari Portugal untuk membuka rute laut langsung menuju Asia. Saat itu, jalur darat melalui Timur Tengah dikuasai bangsa Arab dan Turki Utsmani, sehingga Eropa memerlukan jalur alternatif.
Selain mencari jalur dagang rempah-rempah, Dias juga membawa misi religius: mencari keberadaan Prester John, seorang raja Kristen legendaris yang diyakini tinggal di wilayah Afrika bagian dalam.

Persiapan dan Awal Ekspedisi

Bartolomeu Dias ditunjuk secara resmi pada 10 Oktober 1486 sebagai pemimpin ekspedisi kerajaan. Ia merupakan kesatria istana yang berpengalaman dalam pelayaran dan pernah tergabung dalam pasukan Saint Christopher.
Ekspedisi Dias mengikuti jalur yang sebelumnya ditempuh oleh Diogo Cão, penjelajah Portugis yang telah mencapai pantai Namibia. Dalam perjalanannya, Dias membawa enam orang Afrika yang sebelumnya dibawa ke Portugal untuk dijadikan penerjemah dan pembawa pesan. Mereka diturunkan satu per satu di berbagai pelabuhan sepanjang pantai Afrika guna menyebarkan kabar tentang kebesaran Portugal dan mencari informasi tentang Prester John.

Menyusuri Pantai Afrika

Seperti penjelajah Portugis lain, Bartolomeu Dias selalu menancapkan padrao, yaitu pilar batu bertuliskan lambang kerajaan Portugal, di setiap titik penting yang dicapai. Pilar ini berfungsi sebagai penanda wilayah penjelajahan dan simbol klaim kekuasaan bangsa Portugis.
Setelah singgah di Porto Alexandre (Angola) untuk meninggalkan kapal logistik, armada Dias melanjutkan perjalanan menuju selatan. Pada Desember 1487, mereka melewati Walvis Bay (Namibia) — titik terjauh yang sebelumnya pernah dicapai oleh Diogo Cão — dan terus berlayar mengikuti arus kuat Samudra Atlantik hingga mencapai ujung selatan Afrika.

Penemuan Tanjung Harapan

Pada 4 Februari 1488, ekspedisi Dias tiba di Teluk Mossel, yang menandai bahwa mereka telah memasuki perairan Samudra Hindia. Laut di kawasan itu terasa lebih hangat, menandakan bahwa mereka telah melewati ujung selatan benua Afrika.
Namun, karena kondisi kapal mulai rusak dan persediaan makanan menipis, para awak kapal memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan ke arah timur. Dalam perjalanan pulang ke Portugal, mereka melewati sebuah tanjung besar yang kini dikenal sebagai Tanjung Harapan. Dias semula menamainya Tanjung Badai karena ombaknya yang sangat ganas, tetapi Raja John II kemudian mengganti namanya menjadi Cabo da Boa Esperança (Tanjung Harapan) — melambangkan harapan baru untuk menemukan jalur laut menuju Asia.

Akhir Ekspedisi dan Dampaknya

Setelah menempuh perjalanan panjang selama 16 bulan, Bartolomeu Dias dan rombongannya akhirnya tiba kembali di Lisabon pada Desember 1488. Kepulangannya disambut dengan penuh kegembiraan, karena penemuan tersebut membuktikan bahwa Asia dapat dicapai melalui jalur laut dari Eropa.
Keberhasilan Dias membuka jalan bagi penjelajahan selanjutnya, termasuk ekspedisi Vasco da Gama yang pada 1498 berhasil mencapai India melalui Tanjung Harapan.

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment