Proses Rekonstruksi Candi

Rahmad Ardiansyah

Ada beberapa hal yang menyebabkan candi rusak dan dalam kondisi terpendam. Berikut adalah hal – hal yang menyebabkan rusaknya candi baik disebabkan oleh alam maupun dari manusia.

  • Ditinggalkan Penganutnya

    Candi rusak karena ditinggalkan oleh penganut dari ajaran candi yang bersangkutan. Ketika penganut dari ajaran yang bersangkutan sebagai perawat dari bangunan candi meninggalkan candi tersebut, maka candi berangsur – angsur akan mulai rusak tanpa penanganan serta perawatan yang baik. 
  • Panas dan Hujan

    Panas dan hujan kemudian menjadikan batu candi menjadi keropos dan mengurangi kepadatan batu. 
  • Angin

    Angin membawa komponen debu, pasir dan terkadang benih tumbuhan yang akan merusak candi. Benih tumbuhan yang hidup di candi terutama bagian akarnya akan merusak batu candi serta menyusupi celah – celah batu dan terakhir membuat candi menjadi semakin tertutupi rerimbunan pohon. 
  • Bencana
    Alam
    Gempa bumi akan membuat bangunan candi roboh dan membuat batu – batu candi tercerai berai satu sama lain. 
  • Pencurian

    Batu dari reruntuhan candi dicuri dan kemudian dimanfaatkan untuk bahan bangunan yang sangat diminati penduduk sekitar.

Selama berabad – abad bangunan reruntuhan candi hilang sampai adanya ilmu arkeologi yang kemudian melakukan rekonstruksi bangunan candi. Candi tersebut kemudian di temukan dalam keadaan runtuh dan terkadang hanya tersisa puing – puing tumpukan batu. Candi – candi yang berdiri sekarang ini merupakan hasil restorasi dari pemerintah. Tujuan restorasi tersebut adalah untuk menjaga keutuhan bentuk candi walaupun disisi lain banyak bangunan candi yang sudah diganti dengan unsur baru untuk mendukung bentuk asli dari candi tersebut dan menjaga agar tidak terjadi kerusakan lebih parah pada bangunan candi.

Restorasi berarti memperbaik, perbaikan candi tergantung pada ketersediaan bahan asli candi yaitu berupa sisa – sisa batu candi. Restorasi akan dilakukan apabila batu – batu candi dapat dikumpulkan kembali dan disatukan dalam satu tempat, kemudian batuan – batuan tersebut direstorasi dengan direkonstruksi diatas kertas sebelum dilakukan pembangunan ulang candi yang telah runtuh. Apabila batu – batu reruntuhan candi tidak memenuhi syarat untuk dilakukan rekonstruksi, maka bebatuan tersebut dibarkan begitu saja tanpa adanya penanganan dan hanya dikumpulkan di satu tempat.

Candi yang telah ditemukan seringkali telah hilang bagian atapnya, pada bagian tubuh candi juga terkadang hilang sebagian terutama bagian luar tubuh candi, yang seringkali utuh hanya bagian dasar candi. Reruntuhan candi yang tertimbun tanah akan membentuk bukit kecil yang ditutupi tanah dan tumbuhan. Selain itu, batuan dari tubuh maupun atap candi biasanya dicuri untuk dijadikan bahan bangunan. Hal inilah yang kemudian menyulitkan arkeolog untuk menganalisa bentuk asli dari bangunan candi.

Tiga fase dalam restorasi candi


 

  1. Fase pertama yaitu pengumpulan puing – puing candi dan menyeleksi batu sesuai tipe, bentuk, lokasi ditemukan serta ukuran. 
  2. Fase kedua yaitu mencocokkan antar bagian dari reruntuhan candi. Pencocokan dimulai dari dua bagian candi kemudian apabila terjadi kecocokan maka langkah selanjutnya dikembangkan lagi susunannya ke atas dan ke bawah serta kekanan dan kekiri. Ketika terdapat kecocokan kemudian dilakukan sketsa bentuk prototype candi dalam sebuah gambar diatas kertas. 
  3. Dari skesta satu bagian yang telah dibuat kemudian dicocokkan lagi dengan sketsa yang lain yang telah selesai dicocokkan. Dari kegiatan ini bagian perbagian akan memperlihatkan bentuk asli dari bangunan tersebut. Karena candi memiliki 4 sisi, maka rekonstruksi candi akan melibatkan 4 sisi bangunan pula. Rekonstruksi paling sulit yaitu pada bagian dalam candi. Bagian dalam candi berbahan batu polos tanpa ukiran yang sulit untuk dicocokkan satu dengan yang lainnya.

Setelah dilakukan tahapan restorasi, batu yang telah diseleksi tersebut kemudian dikelompokkan lagi kedalam sub bagian didalam struktur candi. Ketika semua sudah siap, candi kemudian dibangun kembali bagian perbagian. Candi baru akan dibangun kembali ketika analisa dari bentuk candi telah didapatkan. Pengalaman membuktikan bahwa bagian – bagian candi tidak pernah 100% ditemukan dalam bentuk utuh. Batu – batu yang hilang tersebut kemudian diganti dengan batu baru dengan bentuk polos.
Rekonstruksi menggunakan bahan asli dari puing bangunan lama disebut anatylosis. Rekonstruksi jenis ini hanya akan dilakukakn apabila puing – puing bangunan ditemukan secara utuh. Namun hal ini terkendala bahan dari candi yang sebagian hancur dan hilang. Bagian yang paling sering hilang adalah keystone atau batu kunci. Keystone adalah batu yang digunakan untuk mengunci dan menyambung batu satu sama lain dalam penyusunan batu candi pada sistem interlock. Pembangunan ulang candi tidak dapat dilakukan apabila batu kunci tersebut tidak ditemukan.

Keputusan untuk membangun kembali bangunan candi sepenuhnya diserahkan kepada bidang arkeologi. Spekulasi dan juga keinginan melihat bangunan yang telah runtuh sangat dihindari dalam ilmu arkeologi apabila data – data pendukung belum sepenuhnya terpenuhi. Bahkan ketika bagian candi telah ditemukan 90 % dan sketsa perbagian telah dirancang namun ada 2 bagian candi baik secara vertikal maupun horizontal belum tersambung maka candi tersebut tidak boleh dibangun.

Pemugaran Candi Sojiwan

Penggunaan batu baru harus diminimalkan oleh para arkeologi dan bisa diganti apabila benar – benar dibutuhkan untuk menjaga integritas bangunan candi tersebut. Oleh karena inilah, banyak lubang – lubang dicandi yang dibiarkan. Batu – batu pengganti harus berbentuk polos dan tidak boleh memiliki ukiran walaupun tujuannya sebagai penyelaras dengan bagian lain. Selain itu, batu – batu pengganti pada candi harus ditandai dengan metal atau logam penanda atau bisa juga bahan kimia yang menandakan bahwa batu tersebut adalah batu pengganti. Penandaan batu pengganti ini sangat penting mengingat adanya peraturan bahwa batu berukir yang telah rusak tidak boleh digantikan dengan batu baru berpola sejenis. Apabila tidak dapat diganti dengan batu baru maka bagian candi tersebut dibiarkan kosong tanpa batu pengganti. Sebagai contoh pada sebuah arca yang kehilangan kepala maupun tangan, bagian arca tersebut tidak bisa diperbaiki ulang dan dibiarkan tidak lengkap.

Rekonstruksi candi selalu dimulai dari bagian dasar candi. Bagian dasar candi merupakan komponen penting karena bagian ini adalah penopang candi. Penelitian pada bagian dasar candi akan dilakukan mendalam sebelum melanjutkan ke bagian tubuh candi.

Rekonstruksi Candi Gunung Sari

Restorasi candi berbahan dasar batu andesit dan batu bata memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Pada batu bata akan ditemui bentuk dan ukuran sama yang akan menyulitkan para arkeolog untuk merekonstruksi kembali candi barbahan batu bata. Restorasi bangunan candi berbahan batu bata tidak akan dilanjutkan apabila bentuk dari candi tidak diketahui secara pasti. Restorasi hanya akan akan dilakukan dalam hal penguatan komponen – komponen batu bata candi yang telah rusak. Pemugaran akan dilakukan pada candi berbahan batu bata apabila sangat diperlukan dan merasa yakin untuk dibongkar. Pembangunan kembali batu bata tersebut akan dilakukan dengan persyaratan ketat dari metode anastylosi.

Sumber : Wacana.co

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang. Sejak menjadi pelajar saya hobi terkait IT terkhusus pengelolaan blog. Selain mengelola website Idsejarah.net, saya juga menjadi admin web mgmpsejarahsmg.or.id, admin web sma13smg.sch.id sekaligus menjadi salah satu penulis LKS di Modul Pembelajaran MGMP Sejarah SMA Kota Semarang. Saat ini saya sedang menjalankan program Calon Guru Penggerak angkatan 10. Projek web Idsejarah.net saya harapkan akan menjadi media untuk mempermudah guru sejarah dalam mengakses artikel, video, dan media pembelajaran terkait pembelajaran sejarah. Website ini akan terus dikelola dan dikembangkan agar semakin lengkap. Kedepannya besar harapan saya untuk mengembangkan aplikasi android untuk guru sejarah. Selain mengelola website, saya juga aktif mengelola channel Youtube Idsejarah sebagai media berekspresi platform video online.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah