Sejarah Proyek Manhattan : Pengembangan Bom Atom PD II

Rahmad Ardiansyah

Proyek Manhattan merupakan upaya Sekutu mengakhiri Perang Dunia II dengan mengembangkan penelitian nuklir. Proyek ini dipimpin oleh Mayjen Leslie Groves dan J. Robert Oppenheimer yang difasilitasi oleh Amerika Serikat. Proyek inilah yang kemudian mengakhiri Perang Dunia II dengan jatuhnya bom Hiroshima dan Nagasaki.

Latar Belakang Proyek Manhattan

Pada tanggal 2 Agustus 1939, Presiden Amerika Serikat Franklin Roosevelt menerima surat dari seorang ilmuwan terkenal, Einstein-Szilard, yang berisi dorongan untuk mengembangkan senjata nuklir mendahului Nazi Jerman yang sebelumnya juga akan mengembangkan senjata nuklir. Dari surat ini, Roosevelt kemudian menindaklanjuti dengan membentuk Komite Penelitian Pertahanan Nasional dalam rangka meneliti nuklir. Untuk mengatasi kebutuhan nuklir, NDRC membentuk S-1 Komite Uranium dibawah bimbingan Lyman Briggs.

Pada musim panas itu, Komite S-1 dikunjungi oleh fisikawan Austria, Marcus Oliphant, anggota Komite Maud. Inggris juga menginginkan keterlibatan dalam pengembangan nuklir pada PD II. Oliphant berusaha meningkatkan penelitian Amerika mengenai nuklir untuk mendahului penelitian Inggris.

Proyek Manhattan

Proyek Manhattan atau bisa disebut juga Manhattan Engineering District merupakan proyek riset pengembangan pada Perang Dunia II yang bertujuan untuk mengembangkan senjata pemusnah massal, senjata nuklir. Proyek Manhattan dipimpin oleh Amerika Serikat yang dibantu Inggris dan Kanada.

Mesipun riset ini melibatkan lebih dari 30 tempat riset dan produksi yang berbeda, Proyek Manhattan sebagian besar terfokus pada tiga tempat rahasia yang didirikan oleh kuasa eminet domain: Hanford, Washington, Los Alamos, New Mexico dan Oak Ridge, Tennessee. Los Alamos National Laboratory dibangun atas sebuah “mesa” yang sebelumnya merupakan tempat Los Alamos Ranch School.

Proyek Manhattan menghasilkan rancangan, produksi dan peledakan dari tiga bom nuklir pada tahun 1945. Pertama, penggunaan plutonium dibuat di Hanford yang kemudian dilakukan pengetesan pada tanggal 16 Juli di Situs Trinity, tes nuklir pertama dilakukan didekat Alamogdro, New Mexico. Kedua, bom uranium yang digunakan untuk mengebom Hiroshima, Jepang atau yang dinamakan Little Boy. Ketiga, bom plutonium untuk peledakan Nagasaki yang bernama Fat Man.

Lokasi utama pengembangan nuklir berada di Situs Hanford, Los Alamos National Laboratory, Oak Ridge National Laboratory, National Complex dan beberapa pabrik lain. Sebanyak 130.000 orang dipekerjakan pada tahun 1945 dan puncaknya Amerika Serikat mendanai uang sebesar 2 milliar dollar AS.

Ilmuwan Proyek Manhattan

Terdapat ribuan ilmuwan dalam Proyek Manhattan, namun hanya ada beberapa nama besar saja yang akan kami ulas, diantaranya :

  1. Julius Robert Oppenheiner
    Julius bisa dikatakan yang memimpin Proyek Manhattan. Orang inilah yang banyak memiliki andil dalam bom atom Amerika Serikat.
  2. Enrico Ferni
    Enrico Ferni berasal dari Italia. Ia hijrah ke Amerika Serikat karena merasa tidak sejalan dengan ideologi fasis di Italia dan kekhawatirannya atas keselamatan istrinya yang merupakan keturunan Yahudi. Ferni memiliki banyak pengaruh ada penelitian bom atom.
  3. Edward Teller
    Edward Teller adalah ilmuwan Yahudi yang pindah ke Amerika Serikat akibat kebijakan rasial Adolf Hittler. Edward Teller juga merupakan bapak hidrogen yang memiliki andil besar dalam bom atom Amerika Serikat.
  4. Niels Bohr
    Niels Bohr adalah tokoh ilmu mekanika kuantum dan struktur atom. Dia merupakan seorang keturunan Yahudi yang hijrah ke Amerika Serikat untuk menghindari ancaman genosida.

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah