Bangladesh salah satu negara yang menderita kemiskinan parah menurut standar World Bank. Bangladesh adalah negara yang lahir dengan memisahkan diri dari Pakistan. Pemerintahan mereka menggunakan ideologi sekuler, sangat berlawanan dengan pemerintahan Pakistan yang berbasiskan sharia/syariat. Di Bangladesh, terdapat dua partai yang selalu berseteru satu sama lain yaitu Bangladesh National Party dan Awami League. Begitu parahnya perseteruan di antara kedua partai tersebut sampai-sampai sebuah pemerintahan dapat dikudeta sampai lebih dari dua puluh kali dalam kurun waktu 1977-1980. Usaha kudeta pun masih kerap terjadi di Bangladesh sampai hari ini.
Situasi politik yang tidak stabil semacam itu menyebabkan kebijakan-kebijakan kesejahteraan yang dicanangkan negara tidak berjalan, menyebabkan kemiskinan akut, kurangnya infrastruktur, dan tingkat edukasi yang rendah. Namun hebatnya, kondisi semacam itulah yang membuat berbagai pemikir ternama dunia terkait kemiskinan dapat lahir. Muhammad Yunus, pemenang Nobel Perdamaian yang mendapatkan hadiah tersebut berkat konsep microfinance yang diterapkannya di Bangladesh. Dia membuka Grameen Bank, setiap orang dapat meminjam tanpa agunan sama sekali untuk tujuan membuka usaha. Hasilnya luar biasa dan warga Bangladesh cukup terbantu dengan hal itu.