Peradaban Mesir Kuno – Sistem Kerajaan, Peninggalan, dan Kepercayaannya

Rahmad Ardiansyah

Mesir merupakan pusat peradaban tertua di benua Afrika yang berdiri sejak 4000 SM. Hal ini diketahui dari penemuan sebuah batu tulis yang ditemukan di daerah Rosetta oleh pasukan Napoleon Bonaparte. Batu tulis tersebut kemudian dibaca oleh seorang berkebangsaan Prancis bernama Jean Francois Champollion (1800). Sejak tahun itu terbukalah sedikit demi sedikit misteri sejarah Mesir Kuno. Lembah Sungai Nil berperan sangat vital dalam perkembangan kebudayaan Mesir Kuno. Sungai terpanjang di dunia ini bukan hanya sebagai penopang pertanian Mesir namun juga merangsang adanya peradaban baru di sepanjang lembah Sungai Nil. 

Mesir hulu dan hilir

Setiap pertengahan Juli hingga November, peningkatan curah hujan dan salju yang terjadi di dataran tinggi Ethiopia mengakibatkan debit air di Sungai Nil meningkat dan mengakibatkan banjir. Ketika banjir telah surut, Sungai Nil meninggalkan endapan lumpur yang subur yang kemudian dimanfaatkan untuk pertanian orang – orang Mesir.

Baca Juga : Mengenal Sejarah Hieroglyph Mesir

Sekitar 5000 SM, muncul desa – desa pertanian di sepanjang lembah Sungai Nil. Dalam perkembangannya, desa – desa ini berubah menjadi sebuah kerajaan. Sekitar tahun 3300 SM terdapat dua kerajaan besar bernama Mesir Hulu (Upper Egypt) dan Mesir Hilir (Lower Egypt). Mesir Hulu terletak di selatan delta Sungai Nil, sedangkan Mesir Hilir berada di dekat delta Sungai Nil. Sekitar 3100 SM, Firaun Menes mempersatukan kedua kerajaan ini. Penyatuan kedua kerajaan inilah yang kemudian menghasilkan peradaban Mesir dengan sejumlah peninggalan menakjubkan yang masih bisa kita lihat hingga sekarang.

Sistem Kekuasaan Raja

Pemerintahan Mesir berbentuk kerajaan dengan kekuasaan tertinggi dipegang oleh raja. Kekuasaan raja bersifat mutlak (absolut) sesuai kehendak para dewa. Mereka percaya bahwa raja merupakan keturunan dewa matahari bernama “Re“. Dewa Re dianggap sebagai dewa pertama di Mesir.

Dewa Ra

Raja dianggap orang yang paling suci dan rakyat tidak diperbolehkan berhadapan bertatap muka langsung dengan raja atau bahkan menyebut nama raja. Bila menyebut nama raja, rakyat Mesir Kuno biasanya menyebut dengan istilah “Per-O” yang artinya Istana Agung sebagai ganti nama raja. Dari istilah ini kemudian berkembang menjadi Pharao atau Firaun untuk menyebut raja Mesir Kuno.

Tugas raja Mesir

  • Memerintah dengan adil
  • Memeilihara keseimbangan alam semesta
  • Mengatur kelancaran sistem panen dan irigasi
  • Mengatur pemerintahan, hukum dan kebijakan luar negeri
  • Memimpin angkatan perang
  • Memimpin upacara keagamaan

Organisasi Pemerintahan Mesir

Mesir Kuno didukung oleh pemerintahan yang sangat maju dengan raja serta sejumlah pegawai dan pejabat yang menjalankan pemerintahan. Masing – masing memiliki tugas dan kedudukan yang jelas. Pejabat tertinggi dibawah raja adalah raja vasal (raja wilayah bagian) yaitu di kerajaan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Vassal Mesir Hulu bertempat di Mempis, sedangkan vasaal Mesir Hilir berada di Thebe. Tugas utama vassal adalah melakukan pemantauan pelaksanaan kebijakan pusat dan pengumpulan pajak di masaing – masing wilayah.

Kerajaan vassal membawahi sejumlah pegawai, juru tulis, dan duta. Tugas pegawai adalah memanangani urusan keuangan, bangunan kerajaan, lumbung dan peternakan. Juru tulis bertugas sebagai pencatat kegiatan pemerintah untuk mengetahui sejauh mana kebijakan atau aturan dijalankan. Sedangkan duta bertugas menangani hubungan luar negeri.

Sejarah Pemerintahan Mesir Kuno

  • Kerajaan Mesir Tua (3100 – 2134 SM)
    Kerajaan Mesir Tua berlangsung sejak masa pemerintahan Firaun Menes hingga Firaun Pepi II. Dua kerajaan yang ada di tanah Mesir disatukan dalam pemerintahan pusat yang kuat. Sebagai raja Mesir pertama, Firaun Menes memiliki gelar Nesut-biti yang berarti raja bermahkota kembar. Mahkota Kembar adalah perlambang keberhasilan mempersatukan dua kerajaan yang ada di Mesir yaitu Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Masa Kerajaan Mesir Tua dikenal sebagai Abad Piramida. Pada masa ini banyak dibangun bangunan besar seperti Piramida. Firaun terkenal selain Firaun Menes pada masa Mesir Tua antara lain Zoser, Cheops, Chefren dan Mekaure.Ibu kota Mesir Tua ada di Memphis. Mesir Tua terdiri atas 42 distrik administratif bernama nomes. Masing – masing nomes dipimpin oleh seorang pejabat. Pada awalnya, masing – masing pejabat yang menempati nomes hanya berlangsung singkat. Setelah menjabat di nomes mereka kembali ke Memphis, namun pada perkembangannya para pejabat tersebut menetap secara permanen dan kemudian dikenal dengan nomarch. Para nomarch berkuasa di nomes masing – masing. Bahkan pada perkembangannya, jabatan nomarch menjadi jabatan seumur hidup dan turun temurun.   Pada masa pemerintahan Firaun Pepi II, pemerintahan pusat mulai melemah karena adanya persaingan dengan nomarch. Masing – masing nomarch memiliki kepentingan ekonomi dan politik. Persengketaan yang berlarut – larut akhirnya tak terbendung dan membuat Mesir terpecah. Setelah Firaun Pepi II meninggal, Mesir terpecah belah dan keadaan inilah yang kemudian menjadi akhir dari masa Kerajaan Mesir Tua.
  • Kerjaan Mesir Pertengahan (2040 – 1640 SM)
    Pemerintahan Kerajaan Mesir Pertengahan diawali dari keberhasilan Firaun Mentuhotep II dari Thebe yang menaklukkan Herakleopolis. Mesir kembali dipersatukan dibawah pemerintahan Firaun Mentuhotep dan Kerajaan Mesir beribukota di Thebe. Untuk memperkuat pemerintahannya, Firaun Mentuhotep II melakukan pembersihan terhadap siapa saja yang melawann kebijakannya. Ia juga mengangkat sejumlah tokoh yang loyal terhadap pemerintah untuk menjabat di posisi – posisi penting.Pengaruh nomarch pada masa awal pemerintahan Kerajaan Mesir Pertengahan masih sangat kuat. Maka dari itu, untuk mengatasinya Senusret III melakukan kebijakan penghapusan nomes dan sebagai gantinya Mesir dibagi menjadi tiga wilayah administratif bernama waret. Sejak masa pemerintahan Ratu Sobek-Neferu pemerintahan pusat semakin lemah, sedangkan disisi lain mulai muncul persaingan diantara pejabat pemerintahan.   Mesir kembali pecah dan kondisi ini mengundang pihak luar untuk menginvasi Mesir. Akhir Kerajaan Mesir Pertengahan ditandai oleh serangan bangsa Hyksos dan Timur Tengah. Selanjutnya, wilayah Mesir dipimpin oleh bangsa dan rumpun Semit. Ibukota Mesir berpindah ke Awaris.
  • Kerajaan Mesir Baru (1552 – 1069 SM)
    Kerajaan Mesir Baru diawali oleh adanya keberhasilan Mesir dibawah pimpinan Ahmosis yang mengusir bangsa Hyksos dari Mesir. Pada masa ini, Mesir mengalami kegemilangan bila dibandingkan masa – masa sebelumnya. Mesir mempunyai armada yang kuat dan dengan wilayah kekuasaan hingga ke Asia Barat. Dengan kekuatan militernya, Mesir disegani di wilayah sekitar Laut tengah.Raja – raja pada masa Kerajaan Mesir Baru diantaranya :
    – Ahmosis
    – Tutmosis III
    – Amenhotep IV
    – Tutankhamun
    – Ramses II
    – Ramses II  

    Pada masa Kerajaan Mesir Baru juga ditandai munculnya para ratu. mereka memiliki pengaruh dalam bidang politik. Bahkan, Hatshepsut (permaisuri Tutmosis II) pernah berkuasa di Mesir sebelum putranya Tuthmosis III naik tahta. Kerajaan Mesir Baru mulai runtuh setelah Ramses III meninggal. Adanya persaingan antara kalangan pejabat tinggi dan pemimpin agama, serta korupsi yang merajalela membuat Mesir kembali mengalami masa kemunduran. Sejumlah wilayah taklukan mulai memisahkan diri dan bahkan melakukan perlawanan kepada pemerintah Mesir, seperti yang dilakukan Libya dan Nubia. Mulai tahun 1069 SM, Mesir berada di bawah kendali kerajaan – kerajaan lain seperti Nubia, Assyria, Persia, Macedonia dan Romawi.
Kekuasaan Mesir


Sistem Kepercayaan

Mesir menyembah banyak dewa (polytheisme). Sebanyak 2000 dewa disembah baik dewa yang bersifat nasional maupun lokal. Dewa yang bersifat nasional adalah dewa yang disembah seluruh rakyat Mesir. Sedangkan dewa yang bersifat lokal adalah dewa yang disembah rakyat Mesir dalam kalangan tertentu atau di wilayah tertentu saja.

Antara satu wilayah dengan wilayah lain, cara penyembahannya pun berbeda. Pada masa Kerajaan Mesir Tua, pemujaan utama adalah pada Dewa Re, dewa matahari dengan membangun sebuah kuil di Heliopolis. Pada masa Kerajaan Mesir Pertengahan pemujaan diarahkan ke Dewa Osiris, dewa hakim di alam baka. Sedangkan pada masa Kerajaan Mesir Baru, pemujaan diarahkan kepada Dewa Amun, raja para dewa.

Dewa Amun yang paling sering disembah bersama Dewa Re, dewa matahari sehingga digabung menjadi Dewa  Amun-Re. Pada masa Amenhotep IV terjadi pembaharuan keagamaan saat Kerajaan Mesir Baru. Kepercayaan yang sebelumnya berupa polytheisme diubahmenjadi monotheisme meskipun ditentang pada kalangan pendeta Amun-Re. Amenhotep IV menciptakan ibadah kepada Dewa Aten yang dilambangkan dengan cakram matahari. Dewa dan dewi lain dianggap tidak ada. Setelah Amenhotep IV meninggal, peribadatan ke para dewa kembali ke pemujaan Amun-Re dan dewa dan dewi lain.

Dewa – Dewi Mesir

  • Amun : raja para dewa 
  • Re : dewa matahari
  • Shu : dewa udara
  • Set : dewa gurun, badai dan bencana
  • Osiris : dewa hakim di alam baka
  • Min : dewa kesuburan
  • Khonsu : dewa bulan
  • Anubis : dewa kematian
  • Ma’at : dewi keadilan dan kebenaran

Kerajaan Mesir Kuno tidak bisa dilepaskan dari pengawetan jenazah yang disebut teknik mummi. Dalam tradisi ini, mereka menganggap bahwa orang yang telah mati akan kekal abadi apabila raganya tetap utuh.

Sistem Tulisan

Sejak 3300 SM, Mesir sudah mengenal tulisan berupa gambar (pictogram). Bangsa Mesir kuno menamainya dengan “sabda para dewa”. Bangsa Yunani menyebut tulisan bangsa Mesir Kuno adalah hieroglyph yang artinya tulisan suci. Tulisan hieroglyph bisa ditemui di dinding Piramida dan Obelisk. Selain itu bangsa Mesir juga menulis menggunakan kuas atau pena dan tinta pada lembaran papyrus. Lembaran ini terbuat dari dedaunan yang banyak tumbuh di Timur Tengah. Dari kata papyrus inilah kemudian berkembang menjadi paper yang kita kenal sekarang.

Tidak semua orang Mesir mampu menulis hieroglyph. Penulisan hieroglyph membutuhkan keahlian khusus. Seorang yang mampu menulis huruf hieroglph akan diistimewakan di Mesir. Mereka dipekerjakan di kuil – kuil dan pemerintahan. Pada perkembangannya, tulisan hieroglyph dipergunakan untuk keperluan keagamaan (dalam kitab suci) dan pemerintahan (hukum, laporan pajak, dan urusan pemerintahan lain). Sedangkan untuk penulisan lain menggunakan cara penulisan yang berbeda yaitu hieratis dan demofis. Tulisan hieratis, digunakan semasa Kerajaan Mesir Tua sedangkan tulisan demotis digunakan sekitar 700-an SM.

Sistem Penanggalan

Mesir sebagai sebuah peradaban tinggi sudah mengenal ilmu astronomi (ilmu perbintangan). Ilmu astronomi dimanfaatkan Mesir sebagai sistem penanggalan. Penanggalan ini didasarkan pada peredaran bintang – bintang. Tokoh yang berjasa dalam pembuatan sistem penanggalan adalah Imhotep, seorang imam agung, arsitek dan dokter semasa pemerintahan Firaun Sozer. Penanggalan ini dalam satu tahun terdiri dari 365 hari. Ketika Romawi ditangan Julius Caesar menguasai Mesir, ia terkagum – kagum atas sistem penanggalan Mesir. Kemudian, Julius Caesar membuat sistem penanggalan Romawi atas dasar sistem penanggalan Mesir.

Bangunan Peninggalan

Mesir Kuno meninggalkan bangunan – bangunan menakjubkan. Bangunan – bangunan tersebut  sangat megah dan mempunyai ciri khas tersendiri dari segi arsitektur. Sebelum membangun bangunan – bangunan, arsitek Mesir Kuno melakukan sketsa model bangunan yang akan dibuat kemudian diajukan ke raja dan mulai dipekerjakan oleh para budak. Bangunan – bangunan tersebut diantaranya :

Piramida Giza, Sphinx, Obelisk dan salah satu kuil di Mesir
  • Piramida
    Piramida merupakan bangunan makam raja yang berbentuk sangat megah. Piramida pertama dibangun oleh Imhotep untuk makam Firaun Sozer. Piramid ini terletak di Sakkara. Piramida lain yang termasyur diantaranya Piramida Giza untuk Firaun Cheops (Khufu), Chefren dan Mekaure.Pembangunan Piramida merupakan bentuk penghargaan rakyat kepada raja Mesir. Sebagai keturunan dewa, jenazah raja – raja Mesir diawetkan dan dimakamkan dalam sebuah piramida yang akan dikenang sepanjang masa. Untuk membangun piramida dibutuhkan tenaga yang sangat banyak serta waktu yang panjang.
  • Sphinx
    Spinx merupakan raksasa singa dengan kepala manusia berwajah raja Mesir. Sphinx dianggap perwujudan Dewa Re. Biasanya Sphinx dibangun di depan piramida yang seolah menjaga piramida. Sphinx terbesar terdapat di Giza.
  • Obelisk
    Obelisk merupakan bangunan batu berupa tugu. Pembangunan Obelisk dimaksudkan untuk memuja Dewa Re. Bangunan berfungsi sebagai pencatat kejadian penting ketika masa Mesir Kuno. Inilah sebabnya, pada dinding obelisk banyak terdapat hyroglyph.
  • Kuil
    Banyaknya kuil di Mesir didasarkan pada adanya kepercayaan polytheisme. Kuil – kuil tersebut dipergunakan untuk menyembah dewa tertentu diantaranya :
    – Kuil Dewa Re di Heliopolis
    – Kuil Hatshepsut di Deir – el Bahari
    – Kuil Aten di Tel el Amarna
    – Kuil Dewa Amun di Karnak
    – Kuil di Medinet Habu

Video Peradaban Mesir Kuno

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang. Sejak menjadi pelajar saya hobi terkait IT terkhusus pengelolaan blog. Selain mengelola website Idsejarah.net, saya juga menjadi admin web mgmpsejarahsmg.or.id, admin web sma13smg.sch.id sekaligus menjadi salah satu penulis LKS di Modul Pembelajaran MGMP Sejarah SMA Kota Semarang. Saat ini saya sedang menjalankan program Calon Guru Penggerak angkatan 10. Projek web Idsejarah.net saya harapkan akan menjadi media untuk mempermudah guru sejarah dalam mengakses artikel, video, dan media pembelajaran terkait pembelajaran sejarah. Website ini akan terus dikelola dan dikembangkan agar semakin lengkap. Kedepannya besar harapan saya untuk mengembangkan aplikasi android untuk guru sejarah. Selain mengelola website, saya juga aktif mengelola channel Youtube Idsejarah sebagai media berekspresi platform video online.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah