Sejarah Peradaban Aztec

Rahmad Ardiansyah

Pada tahun 1325 bangsa Aztek mulai membangun kerajaan besar di Meksiko. Bangsa Aztek mendirikan ibu kota yang menakjubkan di Tenochtitlan. Kota ini dibangun di tengah Danau Tekskoko dan dihiasi dengan sejumlah piramida besar. Pada tahun 1500 kota Tenochtitlan berkembang menjadi salah satu kota besar di dunia dengan dihuni oleh 300.000 penduduk. Para penduduk tinggal dalam rumah-rumah adobe yang terbuat dari batu bata mentah.

Kehidupan Pemerintahan dan Hukum

Dalam pemerintahan, bangsa Aztek dipimpin oleh seorang raja yang diperlakukan seperti dewa. Raja hanya dapat diajak bicara oleh para pendeta dan bangsawan. Pada waktu berhadapan dengan raja, orang biasa harus terus menundukkan kepala. Selain bertindak sebagai kepala pemerintahan, raja Aztek bertindak sebagai imam agung. Raja memimpin berbagai upacara penting pengorbanan dan keagamaan, termasuk upacara pengorbanan manusia yang dipersembahkan kepada dewa Huitzilopochti. Para antropolog mengemukakan tiga hipotesis mengenai alasan pengorbanan manusia kepada dewa yang dilakukan suku Aztek. Berikut hipotesis para antropolog.

  • Pengorbanan manusia dilakukan untuk mengurangi jumlah penduduk terutama sejak jumlah tawanan perang meningkat dengan pesat dibandingkan dengan tingkat kelahiran.
  • Mayat-mayat yang telah dikorbankan merupakan sumber protein dan vitamin bagi masyarakat Aztek. Hipotesis ini sangat Iemah karena bangsa Aztek menghasilkan banyak tumbuhan jagung, kacang-kacangan, dan tomat.
  • Untuk menakut-nakuti para pembangkang dan pemberontak agar mereka tidak melakukan perlawanan terhadap kekuasaan raja.

Kehidupan Ekonomi

Bangsa Aztek sudah mengembangkan sistem pertanian yang canggih dan memiliki pengetahuan yang tinggi tentang hidrologi atau teknik pengairan. Bangsa Aztek mem-bangun pulau buatan sendiri yang disebut Chinampa (dibangun di tengah Danau Tekskoko). Pembangunan pulau tersebut dengan cara mengisi daerah rawa-rawa menggunakan lumpur yang dikeruk dari dasar danau dan tanah yang dibawa dari daratan dengan sampan. Bangsa Aztek memanfaatkan Chinampa sebagai wilayah pertanian yang subur. Mereka menanami sayur dan buah-buahan.

Kehidupan Sosial Budaya

Bangsa Aztek merupakan pejuang yang tangguh dan profesional. Semua kaum laki-laki dikenai wajib militer dan harus berdinas dalam ketentaraan sejak berusia tujuh belas hingga dua puluh tahun. Ada beberapa kaum laki-laki yang berdinas lebih lama karena mendapat pangkat kemiliteran yang tinggi. Masyarakat Aztek dibagi ke dalam beberapa golongan yaitu sebagai berikut.

  • Keluarga raja dengan pimpinan tertinggi adalah kaisar.
  • Golongan bangsawan atau pejabat kekaisaran yang bertindak seperti golongan feodal di Eropa pada zaman pertengahan. Mereka adalah para pangeran atau bangsawan yang disebut techutli.
  • Golongan para tentara atau prajurit. Golongan ini mendapat kedudukan istimewa dalam negara karena mereka yang mampu menangkap tawanan untuk dijadikan budak atau korban bagi dewa. Namun, apabila mereka gagal dalam menjalankan tugas, mereka akan dijadikan buruh atau bahkan dijadikan korban untuk dewa.
  • Warga biasa (petani, tentara rendahan, serta buruh untuk membangun kuil, jalan, dan jembatan) yang disebut dengan maceuatli atau pekerja.
  • Golongan pekerja yang tidak memiliki tanah atau disebut thalmaitl. Golongan ini memiliki hak kewarganegaraan dan lebih tinggi dari budak. 6) Budak atau tlatocotin. Golongan ini memiliki hak-hak tertentu yang berbeda dengan golongan budak di Eropa. Golongan ini diperbolehkan menyembah dewa dan memiliki tanah atas kemampuan sendiri.

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah