Pada akhir abad ke-15, Eropa sedang dilanda demam penjelajahan samudra. Dua negara dengan kekuatan maritim terbesar saat itu, Portugis dan Spanyol, berlomba-lomba mencari jalur baru menuju Asia untuk mendapatkan rempah-rempah yang sangat berharga. Dari ambisi inilah, dunia kemudian terbagi dua lewat sebuah perjanjian bersejarah yang dikenal dengan nama Perjanjian Tordesillas.
Persaingan Dua Bangsa Maritim
Spanyol dan Portugis memiliki cita-cita yang sama: menjadi penguasa jalur perdagangan dunia. Spanyol mengirim Christopher Columbus untuk mencari jalur ke Asia melalui barat, sementara Portugis berusaha mencapainya lewat jalur timur, mengitari Afrika.
Tahun 1493, kabar keberhasilan Columbus menemukan benua baru di seberang Samudra Atlantik membuat Spanyol semakin percaya diri. Raja Ferdinand dan Ratu Isabella pun meminta Paus Alexander VI untuk menetapkan bahwa wilayah yang ditemukan Columbus adalah milik Spanyol, sekaligus melarang bangsa lain, termasuk Portugis, ikut campur di sana.
Namun, langkah itu membuat Portugis marah besar. Mereka menilai keputusan tersebut tidak adil karena mengabaikan upaya panjang Portugis yang selama ini berlayar di sisi timur Afrika. Ketegangan antara dua negara Katolik itu akhirnya membuat Paus Alexander VI turun tangan sebagai penengah.
Lahirnya Perjanjian Tordesillas
Untuk mencegah konflik yang lebih besar, Paus mengusulkan sebuah kesepakatan pembagian wilayah penjelajahan. Maka, pada 7 Juni 1494, di kota kecil Tordesillas, Spanyol dan Portugis menandatangani sebuah perjanjian penting yang kemudian dikenal sebagai Perjanjian Tordesillas.
Isi utama perjanjian ini adalah membagi dunia menjadi dua bagian melalui garis demarkasi yang ditarik sejauh sekitar 1.850 km sebelah barat Kepulauan Tanjung Verde (dekat pantai barat Afrika).
- Wilayah di sebelah barat garis menjadi hak Spanyol.
- Wilayah di sebelah timur garis menjadi hak Portugis.
Dengan pembagian itu, Spanyol mendapatkan hak untuk menjelajah dan menguasai wilayah di benua Amerika, sementara Portugis berhak menguasai jalur ke Asia dan Afrika. Uniknya, karena posisi garis itu, sebagian kecil wilayah Brasil justru masuk ke bagian timur — itulah sebabnya hingga kini Brasil berbahasa Portugis, berbeda dengan negara-negara Amerika Selatan lainnya yang berbahasa Spanyol.

Dampak Perjanjian Tordesillas
Perjanjian ini menandai awal era kolonialisme global. Spanyol menjadi kekuatan besar di Dunia Barat dengan koloni di benua Amerika, sementara Portugis menguasai jalur perdagangan laut dari Afrika hingga Asia, termasuk Nusantara. Dari sinilah pula sejarah mencatat kedatangan bangsa Portugis ke Malaka dan Indonesia bagian timur.
Namun, pembagian itu tidak berlangsung damai selamanya. Ketika kedua bangsa akhirnya bertemu kembali di Maluku, muncul sengketa baru yang diselesaikan melalui Perjanjian Zaragoza (Saragosa) pada tahun 1529.






Leave a Comment