Sejarah Singkat Candi Penataran, Blitar

Rahmad Ardiansyah

Candi Penataran merupakan salah satu candi di Blitar dengan corak relief, arca dan struktur bergaya Hindu. Candi Penataran berlokasi di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kota Blitar, Provinsi Jawa Timur. Bukti bahwa candi ini bercorak Hindu adalah adanya pahatan Kala (raksasa menyeringai), Patung Dwarapala (Raksasa penjaga pintu gerbang), arca Ganesha (perlambang dewa ilmu pengetahuan dalam mitologi Hindu), dan relief Ramayana. Selain bernama Candi Penataran atau Panataran, beberapa ahli menganggap bahwa candi ini bernama Candi Palah.

Candi Penataran dibangun pada tahun 1194 yang tergambar pada Prasasti Palah yang ada di area Candi Penataran yang menyebutkan bahwa candi ini mulai dibangun pada pemerintahan raja Syrenggra Kerajaan Kediri dan selesai pada masa pemerintahan Majapahit. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa kerajaan ini dibangun pada tiga masa yaitu masa Kerajaan Kediri, masa Kerajaan Singosari, dan masa Kerajaan Majapahit. Candi ini memiliki peran penting dalam ketiga kerajaan tersebut yaitu sebagai tempat pengangkatan raja serta sebagai tempat diadakannya upacara pemujaan bagi Sang Pencipta.

Menurut kitab Negarakertagama yang dikarang oleh Mpu Prapanca, Candi Penataran sangat dihormati oleh kalangan raja dan petinggi kerajaan – kerajaan di Jawa Timur. Candi ini pernah menyimpan abu dari Ken Arok (pendiri Singasari) dan Raden Wijaya (pendiri Majapahit). Bahkan ada yang mengatakan bahwa Sumpah Pallapa atau sumpah sakral yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara di ucapkan di candi ini.

Sejarah Candi Penataran

Candi Penataran ditemukan pertama kali oleh Raffles pada tahun 1815. Namun, hingga tahun 1850 kompleks Candi Penataran belum banyak dikenal masyarakat luas. Prasasti Palah menyebut candi ini dengan Candi Palah yang dibangun pada tahun 1194 M pada masa pemerintahan raja Syrengga dengan gelar Sri Maharaja Sri Sarweqwara Triwikramawataranindita Crengalancana Digwijayottunggadewa yang memerintah Kerajaan Kediri pada tahun 1190 – 1200 M. Candi Penataran dianggap sebagai sarana keagamaan dan pemujaan untuk menghindarkan Kerajaan Kediri dari letusan Gunung Kelud yang sering terjadi.

Latar Belakang Pembangunan Candi Penataran

Melihat kemegahan Candi Penataran, maka dapat disimpulkan peranan penting bagi beberapa kerajaan di Indonesia. Beberapa raja di Kerajaan Kediri, Singasari dan Majapahit pernah berada di tempat ini. Mpu Prapanca dalam Kitab Negarakertagama menyebutkan bahwa Hayam Wuruk pernah mengunjungi Candi Palah. Beliau mengunjungi beberapa candi di sekitar kaki Gunung Kelud untukmelakukan pemujaan kepada Hyang Acalapat yang merupakan perwujudan Dewa Syiwa sebagai penguasa gunung.

Penguasa gunung dalam kitab disebutkan sebagai Girindra atau Giri Indra yang ternyata memiliki kemiripan nama dengan Ken Arok yaitu Girindra atau Girinatha. Dari fakta tersebut, para ahli kemudian menghubungkan bahwa Candi Palah kemungkinan sebagai tempat perabuan raja Ken Arok.

Dari pemerintahan Kediri, Singasari, dan Majapahit, Candi Penataran mendapatkan perhatian. Mulai dari masa pemerintahan Raja Syrengga, Kediri pada tahun 1194 M, dilanjutkan pada masa pemerintahan Kertanegara, Singasari pada tahun 1208, kemudian Raja Jayanegara, Tribuwanatunggadewi, Hayam Wuruk dan kemudian diresmikan oleh Wikramawardhana pada tahu 1415.

Struktur Candi Penataran

A. Halaman  Depan 

Terdapat dua arca dwarapala yang akan menyambut sebelum memasuki komplek Candi Penataran. Arca dwarapala ini memiliki angka tahun 1320 Masehi yang tertera pada arca.

  • Bale Agung
    Bale Agung merupakan bangunan yang akan kita temui setelah melewati pintu masuk pelataran Candi Penataran. Bale Agung memiliki ukuran 37 m x 18,84 m  dengan tinggi 1,44 m. Bentuk bangunan Bale Agung mirip dengan pendopo dengan tiang kayu dan atap sirap. Bale Agung merupakan pelataran yang dianggap sebagai tempat untuk berkumpul atau bermusyawarah diantara para tetua.
  • Pendopo Teras
    Pendopo Teras berada pada tenggara Bale Agung dengan ukuran lebih kecil yaitu 29,05 m x 9,22 m dan tinggi 1,5 m. Pendopo Teras memiliki angka tahun 1375 M. Diperkirakan Pendopo Teras berfungsi sebagai tempat meletakkan sesaji.
  • Candi Angka Tahun
    Candi Angka Tahun atau dikenal dengan Candi Brawijaya berangka tahun 1369 M berupa candi kecil dengan ruang tengah yang terdapat arca Ganesha.

B. Halaman Tengah

Sebelum memasuki halaman tengah komplek Candi Penataran, kita akan disambut dua arca dwarapala yang berukuran lebih kecil daripada sebelumnya. Kedua arca ini berangka taun 1319 M.

  • Candi Naga
    Candi Naga berada di bagian tengah halaman Candi Penataran dan hanya tersisa kaki candi. Badan Candi Naga berukuran 4,83 m x 6,57 m dengan tinggi 4,70 m. Tubuh candi dililliti ular dan disokong sembilan orang berbusana mirip seorang raja di sisi – sisinya
  • Pondasi Bata
    Terdapat ponasi bata yang berada di halaman tengah Candi Penataran tepatnya di sebelah timur candi.

C. Halaman Belakang

Halaman belakang merupakan bagian yang paling sakral dari Candi Penataran. Terdapat sembilan bangunan yang terbuat dari batu bata yang hanya tertinggal sisa – sisanya yang tidak beraturan. Dua diantaranya dikenal dengan Candi Induk dan Prasasti Palah yang dapat dikenali.

  • Candi Induk
    Candi Induk berukuran tinggi 7,19 m yang terdiri dari 3 teras. Pada sisi – sisi candi terdapat tangga dengan patung Mahakala berangka tahun 1347 M. Pada dinding candi utama terdapat relief cerita Ramayana. Pada sisi barat daya terlihat dua buah sisa bangunan. Yang pertama merupakan bekas candi kecil yang dibuat bersamaan dengan Prasasti Palah. Dan yang kedua merupakan pondasi dari bata. Selain itu juga terdapat kolam dengan angka tahun 1415 M.
  • Prasasti Palah
    Prasasti Palah dibuat oleh Mpu Amogeswara atau Mpu Taluluh yang merupakan monumen yang menceritakan ungkapan kebahagiaan Kertajaya atas tidak terjadinya bencana. Disini dijelaskan fungsi bangunan yaitu untuk menyembah Bathara Palah seperti yang ditulis dengan bunyi “Sdangnira Cri Maharaja sanityangken pratidina i sira paduka bhatara palah” yang berarti “Ketika beliau Sri Maharaja senantiyasa setiap hari berada di tempat Bathara Palah”.

Peranan Penting Candi Penataran

Selain berfungsi sebagai tempat pemujaan dan tempat berlangsungnya upacara keagamaan, Candi Penataran juga memberikan data mengenai kejadian penting selama dibangunnya Candi Penataran yang dibangun kira – kira selama 250 tahun yang meliputi 3 kerajaan besar di Jawa.

Candi Penataran merupakan candi perabuan Ken Arok yang merupakan pendiri dari Kerajaan Singasari dan Raden Wijaya pendiri dari Kerajaan Majapahit. Candi Penataran juga diyakini digunakan sebagai tempat pengangkatan para raja. Menurut cerita dari mulut ke mulut, Candi Penataran merupakan tempat yang digunakan Gajah Mada ketika mengumandangkan Sumpah Palapa.

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah