Sejarah Singkat Candi Kidal

Rahmad Ardiansyah

Candi Kidal berada di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Candi Kidal oleh masyarakat sekitar dianggap sebagai candi pemujaan yang berumur paling tua di wilayah Jawa Timur. Candi ini didirikan pada 1248 M setelah upacara pemakaman Cradha untuk Raja Anusapati dari Kerajaan Singasari. Dibangunnya Candi Kidal bertujuan untuk mendarmakan Raja Anusapati agar dapat mendapatkan kemuliaan sebagai Syiwa Mahadewa. Dibangunnya candi ini yaitu berdekatan dengan masa transisi kejayaan kerajaan di Jawa Tengah yang berpindah ke Jawa Timur sehingga pada struktur candi ini masih ditemukan unsur – unsur perpaduan candi bercorak Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebagian pendapat para ahli menganggap candi ini merupakan prototype atau versi beta dari candi Jawa Timuran.

Struktur Candi Kidal terbuat dari batu andesit dan berbentuk geometri vertikal. Terdapat pagar berupa batu yang berada di pelataran candi. Badan candi berdiri pada batur setinggi 2 m. Terdapat tangga untuk mencapai selasar candi. Tangga ini dilengkapi dengan pipi tangga dengan bentuk ukel layaknya tangga – tangga di candi lain namun perbedaannya pada anak tangga pertama terdapat badug (tembok rendah) disisi kiri dan kanan yang berbentuk siku yang menutup samping serta sebagian sisi depan kaki tangga. Badug yang ada di Candi Kidal tidak ditemukan di candi – candi lain.

Candi Kidal menghadap ke barat dengan pintu yang dilengkapi kalamakara yang berada pada ambang pintu. Atap Candi Kidal bersusun tiga dengan bentuk semakin keatas semakin kecil dengan bagian paling atas berbentuk persegi. Pada tepi tepi atap candi terdapat hiasan berupa ukiran bungan dan sulur – suluran. Pada kaki candi terdapat hiasan pahatan dengan motif medalion yang berjajar diselingi bingkai dengan motif bunga serta sulur – suluran. Pada pangkal candi terdapat arca berbentuk singa dengan satu kaki terangkat ke atas layaknya sedang mengangkat pelipit atas kaki candi.

Tubuh candi ini terbilang ramping bila dibandingkan dengan bagian kaki candi. Ruangan dalam candi juga terhitung sempit. Ruangan ini dalam keadaan kosong sekarang. Pada dinding candi terdapat hiasan pahatan dengan motif medalion. Dinding samping dan belakang terdapat tempat untuk meletakkan arca. Relung – relung arca tersebut terdapat kalamakara diatasnya. Saat ini tidak ada satupun arca yang tersisa di Candi Kidal. Konon arca Syiwa yang indah di Museum Leiden berasal dari Candi Kidal ini.

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah