Penyatuan Jerman Timur dan Barat sebelumnya pernah diajukan oleh Stalin pada tahun 1952. Stalin mengajukan Jerman bersifat netral dengan perbatasan Oder-Neisse dan Sekutu dipindahkan pada tahun itu juga. Diusulkan pula agar Jerman nantinya bergabung dengan Pakta Warsawa. Namun sebaliknya, pemerintahan Jerman Barat dibawah Konselir Konrad Adenauer menghendaki agar Jerman lebih dekat ke Eropa Barat dan meminta penyatuan kembali dirundingkan dengan syarat pemilihan umum seluruh Jerman serta dipantau oleh dunia internasional. Karena tidak menemukan titik temu, maka usulan ini tidak menjadi kenyataan.
Ketegangan antara keduanya memuncak setelah Konselir Jerman Barat, Konrad Adeneur mengklaim bahwa Jerman lebih mengakui partai politiknya daripada pemerintahan yang bercokol baik di Jerman Barat dan Jerman Timur. Kemudian Jerman Barat dan Jerman Timur menandatangani hubungan kedua negara pada tahun 1972.
Harapan untuk penyatuan Jerman Barat dan Timur semakin kuat manakala Mikhail Gorbachev pada tahun 1985 mereformasi politik Uni Soviet yang berhembus hingga ke Jerman Timur. Pada bulan Agustus 1989, pemerintah reformis Hungaria melonggarkan peraturan ketat yang sebelumnya berlaku pada rezim Stalin. Akibatnya, rakyat Jerman Timur banyak yang berpindah ke Hungaria. Ribuan warga Jerman Timur juga melarikan ke Jerman Barat melalui Polandia.
Pada awal tahun 1990 muncul ide untuk menyatukan (unifikasi) kembali wilayah Jerman. Ide ini muncul setelah adanya pertemuan di Ottawa, ibukota Kanada pada bulan Februari 1990 yang dihadiri oleh empat negara dari pihak Sekutu dan menteri luar negeri dari Jerman Barat dan Jerman Timur. Pertemuan ini kemudian dikenal dengan rumusan Dua Plus Empat yang terdiri dari Jerman Barat dan Jerman Timur serta Amerika, Uni Soviet, Inggris dan Prancis.
Pertemuan – pertemauan selanjutnya terus berlanjut terkait unifikasi Jerman. Pertemuan pertama diselenggarakan di Bonn, ibukota Jerman Barat pada bulan Mei 1990. Sebulan selanjutnya pasca pertemuan di Bonn diadakan pertemuan di Berlin Timur dan Paris. Babak akhir pertemuan yang menyangkut proses unifikasi Jerman yaitu diselenggarakannya pertemuan di Moskow, Uni Soviet. Pada pertemuan tersebut tercipta rumusan mengenai penyatuan Jerman.
Pertemuan Dua Plus Empat mengawali permulaan yang menghubungkan satu perundingan dengan perundingan lainnya, salah satunya Sidang Pertemuan Puncak Ekonomi Internasional pada bulan Juli 1990, selanjutnya Pertemuan Puncak NATO, serta pertemuan mengenai pengurangan persenjataan di Wina, Austria pada bulan Agustus 1990, pertemuan khusus dari Konferensi Keamanan dan Kerja Sama Eropa di sela – sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa – Bangsa.
Disisi lain, berhasilnya proses penyatuan Jerman Timur dan Barat tidak lepas dari peran Mikhail Gorbachev yang telah berhasil mengeluarkan satu arus pandangan yang berbeda pada Politik Luar Negeri Uni Soviet. Demokratisasi dari Uni Soviet yang dicetuskan oleh Gorbachev kemudian menyebar ke negara – negara komunis lain di Eropa Barat, Tengah dan Timur yang menjadi faktor pendorong proses Unifikasi Jerman.
Implementasi baru yang dibuat oleh Gorbachev ini kemudian merusak tatanan politik yang sebelumnya diberlakukan oleh Stalin di Jerman Timur dan Tengah. Tatanan baru ini memungkinkan rakyat Jerman turun ke jalan dan menyuarakan penyatuan tanah air mereka. Pada 9 November 1989, Tembok Berlin dibuka. Penyatuan Jerman kedalam satu kewilayahan terwujud pada tanggal 3 Oktober 1990 yang berlangsung relatif cepat.
Pembukaan perbatasan Tembok Berlin |
Proses Unifikasi Jerman
Konselir Jerman Barat Helmut Kohl pada tanggal 28 November 1989 menyerahkan “Rencana 10 Pasal” tentang penyatuan Jerman secara bertahap dalam beberapa tahun kedepan. Keadaan Jerman Timur kembali bergejolak setelah bergantinya Egon Krenz oleh Hans Modrow yang melakukan pertemuan dengan Helmut Kohl terkait kesepakatan unifikasi Jerman.
Meskipun Tembok Berlin telah terbuka, namun ide penyatuan Jerman Barat dan Timur baru resmi muncul pada Pertemuan Ottawa (Kanada) pada tanggal 13 Februari 1990. Pertemuan yang lebih dikenal pertemuan “Dua Plus Empat” terdiri dari Jerman Barat dan Jerman Timur, serta Amerika, Prancis, Inggris dan Uni Soviet. Pada tanggal 14 Februari 1990, Konselir Helmut Kohl dan Hans Modrow setuju untuk mempersiapkan penyatuan mata uang dan ekonomi kedua negara. Pada tanggal 24 April 1990, Kohl dan De Meiziere menetapkan eknomi dan moneter yang dilanjutkan dengan penetapan mata uang deutsche mark sebagai mata uang Jerman.
Runtuhnya Tembok Berlin |
Sasaran penyatuan Jerman selanjutnya yaitu pada bidang militer. Pada awalnya, menteri luar negeri Uni Soviet, Edward Shevardnadze pada pertemuan “Dua Plus Empat” pertama di Bonn mengajukan usulan Jerman bersatu dalam masa percobaan yaitu selama lima tahun pertama dan tetap dalam Pakta Warsawa atau netral. Namun usul tersebut ditolak NATO yang pada pertemuan tanggal 16 Juli 1990 di Moskow disepakati Jerman bergabung dengan NATO dan tidak menilai Pakta Warsawa sebagai musuh.
Seiring dengan kesepakatan – kesepakatan tersebut, parlemen Jerman pada tanggal 13 Agustus 1990 menyepakati penetapan hari penggabungan Jerman Barat dan Jerman Timur pada tanggal 3 Oktober 1990. Enam hari selanjutnya, Tembok Berlin yang sebelumnya memisahkan antara Jerman Barat dan Jerman Timur dirubuhkan. Setelah itu, pada tanggal 2 Desember 1990 diadakan pemilu pertama dan koalisi Partai Demokrat (CDU/FDP) dibawah Konselir Helmut Kohl memenangkan pemilu. Dengan demikian Kohl menjadi konselir pertama setelah Jerman bersatu.
Masalah yang muncul setelah bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur adalah adanya kesenjangan ekonomi diantara keduanya. Jerman Barat yang sangat maju sedangkan Jerman Timur yang cenderung lamban dalam perekonomian, inflasi yang sangat tinggi dan banyak pengangguran. Dengan bersatunya Jerman Barat dan Timur menimbulkan kekhawatiran akan bangkitnya kekuatan Jerman seperti pada masa lalu. Maka dari itu diperlukan pembatasan dalam hal senjata nuklir, biologi, kimia dan disepakati Jerman harus masuk NATO agar lebih mudah diawasi.