Ciri – Ciri dan Sejarah Australopithecus Afarensis

Rahmad Ardiansyah

Sejarah Australopithecus Afarensis

Spesies yang satu ini merupakan nenek moyang manusia yang paling terkenal karena jumlah penemuannya cukup besar. Mulai dari jejak kaki fosil hingga kerangka fosil juga ditemukan, sehingga informasinya lengkap. Selama tahun 1970an, terdapat 2 tim pemburu fosil yang mulai mengungkap bukti bahwa nenek moyang manusia purba ada di Afrika timur. Satu tim dimpin oleh Donald Johanson, kemudian satu lagi di pimpin oleh Mary Leakey.

Fosil pertama dari Australopithecus Afarensis ditemukan pada tahun 1974 di Ethiopia oleh D. Johanson, M. Taeib dan Y. Coppens pada lapisan pleistosen. Fosil yang ditemukan ini diperkirakan berumur 4 juta tahun yang lalu.

Menurut buku Sangiran Menjawab Dunia, Australopithecus afarensis dikenal dengan nama Lucy. Diperkirakan Lucy memiliki tinggi sekitar 1,2 m. Lucy sendiri memiliki julukan ibu kemanusiaan dengan sifat purba yang dimilikinya. Hingga saat ini sebanyak 324 spesimen kerangka Lucy ditemukan di Lembah Hadar dan tiga puluh spesimen di Tanzania. Tubuh Lucy menurut rekonstruksi para ahli mirip dengan simpanse dengan ukuran otak 425 cc, muka menonjol ke depan, leher kuat, perkembangan otot nyata, serta rahang yang kekar. Lucy memiliki tangan panjang dan kaki pendek serta tulang pinggul dan tulang paha yang menunjukkan bahwa Lucy telah mampu berdiri tegak bipedal. Oleh karena itu ahli sepakat bahwa Australopithecus afarensis merupakan percabangan pertama dari kera ke manusia.

Ciri Australopithecus Afarensis

  1. Betina sendiri tumbuh dengan tinggi sekitar 105 – 110 sentimeter saja, sedangkan pejantan lebih besar dan tingginya sekitar 150 cm.
  2. Tulang rusuknya berbentuk kerucut seperti kera.
  3. Otak kecil, ukuran rata-ratanya sekitar 430 cc, beratnya sekitar 1,3 % dari berat tubuhnya.
  4. Gigi taringnya lebih runcing dan panjang dari gigi lainnya, ukuran taringnya adalah intermediate antara kera dan manusia.
  5. Tungkai ditampilkan seperti fitur manusia yang bisa berjalan dengan dua kaki.
  6. Pelvis sama seperti manusia, pendek dan lebar.
  7. Rahangnya relative panjang dan sempit.

Kehidupan Australopithecus Afarensis

Spesies ini menggunakan alat sederhana seperti batang pohon dan batu yang digunakan sebagai alat untuk berburu maupun bertahan hidup, tetapi tidak ada bukti batu dibentuk atau dimodifikasi dengan cara apapun. Dimungkinkan pula alat batu digunakan untuk mengeluarkan daging dan menghancurkan tulang untuk dapat sumsum. Australopithecus afarensis diperkirakan tinggal di dalam suatu kelompok kecil dengan anggota laki-laki dan perempuan, anak-anak hingga orang dewasa.

Australopithecus afarensis sendiri diperkirakan menempati berbagai lingkungan, ada yang tinggal di padang rumput / hutan yang jarang, dan ada pula yang tinggal di hutan yang lebih padat di samping danau. Analisis dari gigi, tengkorak dan bentuk tubuh mereka mengindikasikan Australopithecus afarensis bertahan hidup dengan memakan tanaman.

Analisis mikroskopis enamel gigi pada Australopithecus afarensis menunjukkan bahwa mereka kebanyakan makan buah dan daun jika dibanding dengan biji dan bahan tanaman keras. Sangkar tulang kerucut yang mereka miliki menunjukkan bahwa perutnya besar karena makanan berkualitas rendah yang dimakan.

Video Australopithecus Afarensis

Bagikan:

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah