Setelah sekian lama Belanda menduduki Indonesia, pada 1942 Jepang melakukan serangan ke beberapa tempat di Indonesia dan memaksa Belanda mengakui kedudukan dan menjadi penguasa pengganti di tanah Indonesia. Indonesia berpindah tangan dari Sekutu ke negara Jepang. Jepang pada saat itu dapat dikatakan lebih kuat dibandingkan kekuatan Sekutu. Jepang memiliki ambisi untuk menguasai Asia dengan cara menyatukan wilayah jajahan dan menyatukan kekuatan dengan militer Jepang sebagai pusatnya untuk membendung pengaruh Sekutu di wilayah Asia. Oleh karena itu selama Jepang menjajah wilayah – wilayah di Asia, Jepang mendirikan organisasi – organisasi kemiliteran guna mempertahankan wilayah – wilayah jajahan.
Organisasi militer dan semi milter dibangun oleh Jepang. Organisasi militer Jepang adalah organisasi yang dikhususkan untuk melakukan melakukan pertahanan secara militer guna mempertahankan wilayah Indonesia, seperti prajurit tentara. Dalam organisasi militer, pendidikan kemiliteran sangat ditekankan. Sedangkan organisasi semi militer Jepang adalah organisasi yang dikhususkan untuk melakukan pertahanan secara militer, namun bersifat keamanan dan ketertiban serta kecenderungan kesejahtaraan rakyat. Pelatihan di bidang kemiliteran tetap ada, namun tidak begitu ditekankan. Berikut ini adalah organisasi militer dan semi militer yang dibentuk oleh Jepang beserta penjelasannya :
PENGERAHAN TENAGA PEMUDA
Menurut Jepang, pemuda di Indonesia saaat itu belum terpengaruh dunia luar (pengaruh faham Barat). Pemuda Indonesia secara fisik memiliki kekuatan, sifat berani dan memiliki semangat. Disamping itu, jumlahnya juga cukup besar dan memiliki peranan penting terhadap Indonesia. Dari pertimbangan tersebut, maka Jepang memutuskan memanfaatkan potensi tenaga pemuda sebagai sasaran utama propaganda Jepang. Jepang mengeluarkan propaganda yang dikenal dengan Gerakan 3A yang cukup menarik perhatian pemuda di Indonesia. Pernyataan akan kesamaan nasib menjadi senjata untuk memikat para pemuda Indonesia untuk bergabung dengan organisasi – organisasi kepemudaan Jepang.
Sebelum mendirikan organisasi militer dan semi militer, Jepang memberikan pendidikan kepada pemuda di Indonesia guna meningkatkan kedisiplinan, semangat juang dan jiwa kesatria para pemuda dengan memberikan pendidikan umum (sekolah dasar dan menengah) dan pendidikan khusus (pelatihan oleh Jepang). Adapun bentuk pelatihan yang dilakukan oleh Jepang diantaranya :
- BPAR (Barisan Pemuda Asia Raya)
- San A Seinen Kutenso di bawah Gerakan 3A
ORGANISASI SEMI MILITER
1. Seinendan
Seinendan atau Korps Pemuda adalah organisasi bentukan Jepang yang beranggotakan para pemuda berusia 13-22 tahun. Seinendan didirikan pada tanggal 29 April 1943 yang beranggotakan 3.500 pemuda dari Jawa. Seinendan didirikan bertujuan untuk melatih dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri. Namun dibalik tujuan tersebut terdapat tujaun lain mengapa Jepang melatih Seinendan. Jepang bermaksud memanfaatkan pemuda Jawa guna membantu memenangkan perang Asia Timur Raya melawan Sekutu.
Seinendan difungsikan sebagai pasukan cadangan yang mengamankan barisan belakang. Agar lebih efektif dan efisien, pengkoordinasian Seinendan diserahkan kepada penguasa setempat. Untuk menambah keanggotaan Seinendan, maka pihak Jepang juga menggerakkan pemuda puteri (Josyi Seinendan). Seiring berjalannya waktu keanggotaan Seinendan terus bertambah hingga mencapai 500.000 pemuda. Adapun tokoh nasional yang lahir dari keanggotaan Seinendan adalah Latif Hendradiningrat dan Sukarni.
2. Keibodan
Keibodan atau Korps Kewaspadaan adalah organisasi semi militer bentukan Jepang yang beranggotakan pemuda berusia antara 25 – 35 tahun. Organisasi ini dibentuk pada 29 April 1943 yang bertujuan membantu Polisi Jepang pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Syarat masuk Keibodan adalah badan yang sehat dan berkepribadian baik. Jika dilihat dari segi umur, Keibodan lebih matang daripada Seinendan guna membantu tentara Jepang dalam keamanan dan ketertiban.
Contoh tugas Polisi pada saat itu adalah membantu mengatur lalu lintas dan pengamanan desa.
Organisasi Seinendan dan Keibodan didirikan di seluruh daerah di Indonesia walaupun penamaan tiap daerah berbeda – beda. Seprti di Sumatera yang dikenal dengan nama Bogodan dan di Kalimantan dengan nama Borneo Konen Kokokudan / Sameo Konen Hokokudan. Selain di Indonesia, di daerah jajahan Jepang lain yaitu di Cina juga dikenal dengan sebutan Kakyo Keibotai.
3. Fujinkai
Fujinkai atau Perkumpulan Wanita merupakan organisasi bentukan Jepang yang beranggotakan para wanita yang dibentuk pada bulan Agustus 1943. Pembentukan organisasi Fujinkai diprakarsai oleh para istri pegawai daerah dan diketuai oleh istri – istri dari kepada daerah. Anggota Fujinkai berusia minimal 15 tahun dengan tugas meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat melalui kegiatan pendidikan dan kursus – kursus. Ketika situasi di Indonesia semakin memanas, Fujinkai diikutsertakan pada pelatihan militer guna membantu Jepang dalam perang Asia Timur Raya. Bahkan pada tahun 1944 dibentuk “Pasukan Srikandi” yang beranggotakan para wanita dari Fujinkai.
4. Suishintai
Suisintai atau Barisan Pelopor adalah organisasi khusus yang dibentuk pemerintah Jepang pada tanggal 1 November 1944. Pembentukan Suishintai dilatarbelakangi dari keputusan rapat Chuo-Sangi-In (Dewan Pertimbangan Pusat). Dalam rapat tersebut, salah satu keputusan yang didapat yaitu merumuskan cara untuk memenuhi kewajiban dan membangun persaudaraan dalam rangka mempertahankan tanah airnya dari serangan musuh.
Rapat tersebut menghasilkan keputusan rapat pada tanggal 1 November 1944 yang kemudian dibentuk organisasi bernama “Suishintai” yang berarti Barisan Pelopor. Suishintai diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat sehingga siap untuk membantu Jepang dalam mempertahankan Indonesia.
Seperti organisasi semi militer lainnya, Suisintai juga mendapat pelatihan militer walaupun hanya menggunakan peralatan sederhana seperti bambu runcing dan senapan kayu serta dilatih untuk menggerakkan massa. Organisasi Suishintai tergolong organisasi unik karena pemimpinnya berasal dari kaum nasionalis yaitu Ir. Soekarno yang dibantu R.P. Suroso, Otto Iskandardinata dan Buntaran Martoatmojo.
Dibawah naungan Jawa Hokokai, keanggotaan Suishintai mencapai 60.000 orang. Didalam organisasi ini juga dibentuk “Barisan Pelopor Istimewa” sejumlah 100 orang yang anggotanya dipilih dari berbagai asrama terkenal. Anggota “Barisan Pelopor Istimewa” diantaranya seperti Supeno, D.N. Aidit, Johan Nur, Asmara Hadi dan Sudiro sebagai ketuanya.
Karena berada dibawah pemimpin nasionalis, organisasi Suishintai berkembang dengan pesat. Organisasi semi militer ini dapat mengobarkan semangat nasionalisme dan rasa persaudaraan di Indonesia.
5. Kaikyo Seinen Teishinti (Hizbullah)
Hizbullah atau Tentara Allah adalah organisasi semi milier bentukan Jepang yang beranggotakan dari sukarelawan pemuda Islam. Akibat perang Asia Timur Raya melawan Sekutu, Jepang merasa terdesak dan mengharuskan menambah kekuatan dengan merekrut pasukan cadangan sebanyak 40.000 orang. Rencana ini disambut positif oleh tokoh – tokoh Masyumi, Pemuda Islam Indonesia dan pihak lain.
Sehubungan dengan hal tersebut, para pemimpin Masyumi mengusulkan pembentukan pasukan sukarelawan khusus pemuda Islam. Pada tanggal 15 Desember 1944 dibentuklah organisasi Kaikyo Seinen Teishinti yang beranggotakan para sukarelawan pemuda Islam yang menamakan diri sebagai Hizbullah. Organisasi ini berada pada naungan Masyumi.
Tugas pokok Hizbullah diantaranya :
1. Sebagai tentara cadangan
- Membantu tentara Dai Nippon
- Melatih diri, jasmani dan rohani dengan segiat – giatnya
- Menjaga bahaya udara dan mengintai mata – mata musuh
- Menggiatkan dan menguatkan usaha – usaha untuk kepentingan perang
2. Sebagai pemuda Islam
- Membela agama dan umat Islam di Indonesia
- Menyiarkan agama Islam
- Memimpin umat Islam untuk taat beragama
- Keanggotaan organisasi Hizbullah
Guna pengkoordinasian Hizbullah, maka dibentuklah struktur organisasi kepengurusan. Ketua Hizbullah dipegang oleh K.H. Zainul Arifin dengan wakil Moh. Roem. Pengurus lain diantaranya Kyai Zarkasi, Prawoto Mangunsasmito dan Anwar Cokroaminoto.
Anggota Hizbullah menyadari bahwa tanah Jawa merupakan pusat pemerintahan Indonesia dan oleh sebab itu menjadi keharusan Hizbullah mempertahankannya dengan semangat nasionalisme yang tinggi. Semangat ini tentunya bukan untuk membela Jepang melainkan untuk tanah air tercinta.
6. Gokukutai
Gokukutai atau Barisan Pelajar merupakan organisasi semi militer yang beranggotakan pelajar yang dididik untuk mempersiapkan perang karena adanya desakan militer akibat perang Asia Timur Raya.
ORGANISASI MILITER RESMI
1. Heiho
Heiho atau Pasukan Pembantu Prajurit Jepang adalah organisasi militer yang beranggotakan prajurit Indonesia untuk melaksanakan pertahanan militer, baik di Angkatan Darat maupun Angkatan Laut. Heiho terbentuk atas instruksi dari Angkatan Darat Markas Besar Umum Kerajaan Jepang pada tanggal 2 September 1942 yang kemudian terealisasikan pada bulan April 1943. Tujuan didirikannya Heiho adalah sebagai pembantu angkatan perang Jepang. Adapun kegiatannya diantaranya :
- Membangun pertahanan
- Menjaga kamp
- Membantu tentara Jepang dalam peperangan
Heiho memang dikhususkan pada bagian kemiliteran dan lebih terlatih bila dibandingkan dengan organisasi lain. Heiho terbagi menjadi tiga bagian yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Kepolisian. Untuk dapat menjadi anggota Heiho tidaklah mudah. Terdapat syarat – syarat yang harus dipenuhi diantaranya :
- Berusia antara 18 hingga 25 tahun
- Berbadan sehat baik jasmani maupun rohani
- Berperilakuan baik
- Berpendidikan minimal sekolah dasar
Sejak didirikannnya Heiho, organisasi ini telah mencapai 42.000 anggota dengan 25.000 orang berasal dari suku Jawa. Namun, dari sekian banyak anggotanya, tidak ada satupun pribumi yang memiliki pangkat pejabat atau perwira, karena pangkat tersebut hanya boleh disandang oleh orang Jepang.
2. PETA
PETA atau singkatan dari Pembela Tanah Air merupakan organisasi militer yang bertujuan menambah kesatuan tentara Jepang guna memperkuat organisasi Heiho. Organisasi ini dibentuk karena Jepang menganggap Heiho belum cukup untuk membendung kekuatan Sekutu, maka dibentuklah organisasi PETA guna memperkuat organisasi Heiho yang sebelumnya sudah berdiri.
PETA didirikan pada tanggal 3 Oktober 1943 oleh usulan dari Gatot Mangkupraja kepada Letnan Jenderal Kumakici Harada (Panglima Tentara Jepang ke 16). Pembentukan PETA didasarkan pada putusan pemerintah Jepang yang diebut Osamu Seinendan nomor 44. Keanggotaan PETA banyak berasal dari Seinendan yang mendaftarkan diri menjadi anggota PETA. Anggota PETA berasal dari berbagai elemen masyarakat.
Karena kedudukannya yang fleksibel di struktur organisasi Jepang, struktur organisasi di PETA memungkinkan orang Indonesia untuk memiliki pangkat sebagai perwira. Hal inilah yang kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi pribumi Indonesia untuk menjadi anggota PETA. Jumlah anggota PETA di Jawa mencapai 37.000 orang sedangkan di Sumatera mencapai 20.000 orang. Di Sumatera, PETA lebih dikenal sebagai Giyugun atau Prajurit Sukarela.
Organisasi PETA melahirkan orang – orang yang terampil dalam bidang militer. Dari organisasi PETA lah kemudian melahirkan tokoh – tokoh militer pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Adapun tokoh terkenal yang berasal dari PETA diantaranya Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, dan Jenderal Ahmad Yani.
Perbedaan Heiho dan PETA
Heiho
- Organisasi Heiho didirikan secara resmi dan ditempatkan pada struktur organisasi tentara Jepang baik di Angkatan Darat maupun Angkatan Laut.
- Heiho memiliki tugas untuk mengumpulkan pajak dari rakyat.
- Heiho didirikan dengan tujuan untuk membantu tentara Jepang dalam berperang melawan Sekutu.
- Dalam struktur organisasi Heiho, tidak ada orang Indonesia yang berpangkat sebagai perwira karena jabatan tersbut hanya disandang oleh orang – orang Jepang.
PETA
- Organisasi PETA tidak secara resmi ditempatkan dalam struktur organisasi tentara Jepang namun langsung berada di bawah pemerintah Jepang.
- Organisasi PETA bertugas sebagai mata – mata Jepang baik membela atau mempertahankan tanah air dari Sekutu.
- PETA dibentuk dengan tujuan membantu Heiho dalam perjuangan melawan Sekutu.
- Bila dibandingkan dengan Heiho, organisasi PETA lebih fleksibel dalam kedudukannya, dalam struktur organisasi kepangkatan orang Indonesia diperbolehkan menjabat sebagai perwira.