Homo Floresiensis, Ciri – Ciri dan Sejarahnya

Rahmad Ardiansyah

Sejarah Homo Floresiensis

Homo Floresiensis merupakan manusia purba yang ditemukan peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional yang dipimpin oleh R.P. Soedjono dan peneliti Australia Mike Morwood di Flores. Dalam penelitian yang dilakukan pada tahun 2003 berhasil menemukan fosil kerangka manusia kecil jenis hobit yang diperkirakan berusia 18.000 tahun. Fosil ini ditemukan di Liang Bua, sebuah gua kapur yang ada di Ruteng, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Fosil manusia purba yang ditemukan berjenis kelamin wanita dengan ukuran yang jauh lebih kecil daripada manusia normal. Selain fosil manusia, juga ditemukan fosil tikus seukuran kucing, gajah kerdil yang dinamakan stegodon, fosil komodo dan peralatan dari batu yang digunakan Homo Erectus, namun berukuran jauh lebih kecil. Selanjutnya, temuan ini kemudian dinamakan Homo Floresiensis atau manusia purba dari Flores.

Ciri – Ciri Homo Floresiensis

  • Tinggi badan 100 cm dengan berat badan 30 kg 
  • Sudah berjalan tegak
  • Tidak memiliki dagu 
  • Diperkirakan hidup sekira 18.000 tahun yang lalu di Kepulauan Flores

Penyebutan Homo Floresiensis sebagai manusia baru menuai kontroversi. Menurut Sydney Morning Herald yang terbit 19 November 2009, menurut para ahli, hobit yang ditemukan merupakan spesies yang belum diketahui. Adapun menurut Jacob, seorang ahli paleoanthropology dari Universitas Gadjah Mada, Homo Floresiensis bukan spesies baru, melainkan nenek moyang orang – orang katai Flores yang menderita microchepalia (bertengkorak kecil dan berotak kecil). Penyakit tersebut hingga kini masih dapat ditemukan pada penduduk di sekitar Gua Liang Bua.

Bagikan:

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah