Biografi Trotsky – Salah Satu Tokoh Pendiri Komunisme Uni Soviet

Rahmad Ardiansyah

Leon Trotsky atau bernama lengkap Lev Davidovich Bronstein lahir pada tahun 1879 di Yanovka, Rusia yang kini merupakan wilayah Ukraina. Ia merupakan anak kelima dari delapan bersaudara. Ayah dan ibunya merupakan petani Yahudi yang dengan kerja kerasnya mampu menjadi petani menengah. Kehidupan petani di pedesaan yang terhisap membuatnya menjadi pemuda yang membenci ketidakadilan.

Saat berumur sembilan tahun, Trotsky dikirim ayahnya ke kota Odessa untuk sekolah. Odessa merupakan sebuah kota metropolitan dengan kehidupan yang berbeda dengan kota – kota di Rusia lainnya dan sangat berbeda dengan desa asal Trotsky. Di Odessa, Trotsky menyerap segala yang urban. Pada kepulangannya, dia semakin merasakan perbedaan antara pedesaan -yang terbelakang dan feodal dengan kota- yang modern dan maju. Selama di sekolah, Trotsky merupakan seorang pemberontak terhadap ketidakaturan para gurunya dan sistem pendidikan Rusia yang mencekiknya hingga ia dikeluarkan dari sekolah karena melawan pihak sekolah.

Rusia pada akhir abad ke – 19 sedang memasuki masa industrialisasi. Rusia merupakan negara feodal dengan kaum tani yang terbesar, memasuki corak produksi kapitalis dengan bantuan kapital Eropa Barat. Industri – industri mulai berdiri. Kaum petani Rusia mulai termobilisasi ke pabrik – pabrik besar untuk pertama kalinya. Kaum proletariat ini tumbuh dengan pesat, tidak hanya dalam jumlah namun juga dalam kesadaran. Kaum buruh mulai melakukan aksi – aksi. Pada periode inilah, generasi Marxis Rusia lahir, tidak hanya Trotsky, namun juga Lenin, Kamenev, Zinoviev, Kollontai, Sverdlov, Bulkharin dan lain – lain.

Saat Trotsky berumur 17 tahun, ia mulai pertama kali bergerak dalam dunia gerakan. Aktivitas revolusionernya adalah membentuk Serikat Buruh Rusia Selatan pada awal tahun 1897. Dengan nama pena “Lvov”, Trotsky menulis selebaran, artikel, pamflet, deklarasi – deklarasi, untuk mengumandangkan ide revolusionernya pada buruh – buruh industri dan mahasiswa revolusioner. Rezim Tsar selaku pemerintah yang menduduki Rusia pada saat itu, meringkus Trotsky pada bulan Januari 1898 bersama 200 anggota serikat buruh. Ia kemudian dipenjara 2 tahun dan diasingkan ke Siberia pada tahun 1900 bersama kemerad – kemeradnya.

Awalnya, Trotsy bukanlah seseorang yang berpandangan Marxis. Seperti pemuda – pemuda pada zamannya, ia adalah seorang yang berpandangan populisme revolusioner dengan heroisme dan romantisme. Namun, berjalannya waktu ia menyadari keterbatasan dari populisme. Setelah melakukan diskusi dengan Marxis di kelompoknya – termasuk calon istri pertama Alexandra Sokolovskya – ia akhirnya menerima Marxis sebagai ideologi perjuangan dan tidak pernah menengok kebelakang lagi. 

Selama dipenjara dan pengasingan, Trotsky menghabiskan waktunya dengan mempelajari Marxis. Selama di pengasingan ia juga aktif menulis. Setelah mempelajari bahwa ada kelompok kaum lain yang sama – sama beraliran Marxis -salah satunya Lenin- dengan korannya Iskra yang bertujuan membentuk sebuah organisasi kaum revolusioner preofesional tersentralisasi. Trotsky memutuskan harus meninggalkan Siberia dan bergabung bersama Lenin. Keputusan yang berat karena Trotsky harus meninggalkan istri dan anaknya demi revolusi. Dengan paspor palsu, Trotsky lari dari Siberia pada musim panas tahun 1902 menemui rekan seperjuangannya di London yang tak disangkanya suatu saat akan melahrikan gerakan revolusi Oktober 15 yang akan dipimpin Trotsky.

Pagi – pagi buta, Trotsky mengetuk pintu apartemen Lenin di 30 Holford Square, London. Krupskaya membukakan pintu dan berteriak pada Lenin yang saat itu baru saja terbangun : “Pero telah tiba!“. Sebuah pertemuan ini yang kemudian mengubah sejarah manusia.

Trotsky menjadi murid para editor Iskra, dimana ia menyerap Marxisme dari para tetua Marxis Rusia terutama Axelrod dan Zasulich yang sangat dekat dengannya. Namun, perpecahan mulai terjadi pada Iskra. Pada tahun 1903 diadakan kongres Partai Buruh Demokrat Rusia 1903, hubungan antara Lenin dan Trotsky mulai retak. Lenin ingin memperkecil dewan editor Iskra dari 6 anggota menjadi 3 dengan mengeluarkan Axelrod dan Zasulich. Trotsky yang dekat dengan keduanya kemudian merasa tidak mengerti pemikiran Lenin dan menganggap bersikap terlalu kejam. Pada bagian ini  Trotsky memihak pada kubu Menshevik, namun tidak berlangsung lama. Perbedaan politik segera mencuat ke permukaan, dimana tendensi reformis mulai terlihat diantara kaum Menshevik. Trotsky akhirnya keluar dari Menshevik pada tahun 1904. Selama 13 tahun, Trotsky berada diluar kubu Bolshevik dan Menshevik dan berusaha menyatukan kedua kubu demi kemenangan kelas proletariat. Namun, gagasan ini secara politik lebih dekat dengan kubu Bolshevik, sementara Trotsky terus menerus mengkritik tendensi – tendensi reformis kaum Menshevik.

Di kemudian hari, Trotsky mengakui kekeliruannya dalam usaha menggabungkan dua kubu yang secara fundamental berbeda. Kaum Stalinis terus menggali episode ini untuk mendiskreditkan Trotsky dan menggambarkannya sebagai sosok musuh dari Lenin. Disisi lain, Lenin mengatakan kepada kemerad – kemeradnya untuk melupakan hal tersebut dan semenjak Trotsky bergabung dengan Bolshevik pada tahun 1917, tidak ada Bolshevik lain yang lebih baik dari dirinya. Trotsky dipercaya sebagai Komite Militer Revolusioner Petrograd yang megorganisir perebutan Petrograd dan Istana Musim Dingin. Ia juga dipercaya oleh Lenin untuk membentuk Tentara Merah yang beranggotakan kaum Bolshevik dan memimpinnya mempertahankan Uni Soviet dari Tentara Putih dan 21 pasukan negara imperialis yang mengepungnya. Nasib Revolusi Oktober dan Uni Soviet sepenuhnya berada di tangan Trotsky. Begitu besarnya kepercayaan Lenin dibalik seteru masa lalunya, Trotsky.

Pada tahun 1905 dilakukan percobaan revolusi yang gagal dan selanjutnya berhasil pada tahun 1917. Situasi ekonomi yang semakin parah mendorong rakyat turun ke jalan. Mereka dipimpin oleh Pendeta Gapon pada hari Minggu dengan damai dan menyampaikan petisi kepada Tsar untuk meringankan beban mereka. Raja Tsar justru memerintahkan serdadunya untuk menembaki para demonstran. Ribuan orang meninggal dan peristiwa tersebut dikenal dengan nama Minggu Berdarah. Peristiwa inilah yang kemudian menjadi gerbang Revolusi 1905.

Kaum buruh Rusia untuk pertama kalinya mendobrak pintu sejarah. Pada bulan Januari saja sebanyak 400 ribu buruh mogok di seluruh Rusia. Soviet untuk pertama kali terbentuk di St. Petersburg (Petrograd).

Trotsky yang mendengar adanya tindakan yang mengarah pada revolusi di Rusia segera kembali ke St. Petersburg pada bulan Februari 1905. Ia terjun langsung ke pusaran revolusi. Koran Ruskaya Gazeta diambil alih dan dibawah Trotsky, media ini dijadikan sarana revolusi yang sangat popular. Sirkulasinya meningkat dari 30.000 menjadi 500.000 perbulan Desember. Trotsky kemudian dipilih menjadi Presiden Soviet Petersburg.

Tentara Tsar akhirnya mengepung pemerintahan muda Soviet Petersburg dan membubarkannya. Trotsky dan anggota Soviet lain ditangkap dan untuk pertama kalinya, kaum buruh mengetahui Trotsky dan menerimanya sebagai pemimpin Revolusi 1905. Bahkan setelah Trotsky ditangkap, banyak tentara bawahan bersikap baik dan hormat kepadanya.

Pada tahun 1907, untuk kedua kalinya, Trotsky diasingkan ke Siberia. Namun berhasil melarikan diri di tengah perjalanan menuju pembuangan. Ia menetap di Vienna dan terus menulis koran. Trotsky menerbitkan koran Pravda yang diselundupkan ke Rusia untuk kaum buruh. Trotsky pada saat itu tetap berada di luar Bolshevik dan Menshevik. Dari tahun 1912 – 1914, ia menjadi koresponden Perang Balkan.

Perang Dunia I pecah pada tahun 1914 dan tidak sedikit sosialis Eropa mendukung perang imperialis ini. Trotsky hadir dalam Konferensi Zimmerwald pada tahun 1915 yang menyatukan segelintir sosialis yang menentang perang. Sementara, perang ini menyeret Rusia dan mempersiapkan untuk diadakannya revolusi.

Pada bulan Februari 1917, pemogokan demi pemogokan terjadi di Petrograd. Tsar memerintahkan pembubaran kaum buruh yang berdemo namun justru direspon pembangkangan. Tanpa kekuatan angkatan bersenjata, akhirnya monarki Tsar tumbang. Soviet pun lahir. Trotsky yang saat itu berada di New York ketika Revolusi Februari terjadi, segera kembali ke Rusia dan tiba pada bulan Mei.

Ia segera berdiskusi dengan Lenin dan Bolshevik untuk menggabungkan kelompok Mezhraiontsy yang beranggotakan 4000 orang. Kemudian pada bulan Juli, Trotsky secara formal bergabung dengan Bolshevik. Dengan nama yang semakin naik, Bolshevik meraih suara mayoritas dalam soviet – soviet. Di Petersburg, Trotsky terpilih menjadi Presiden Soviet.

Pada bulan September dan Oktober, Trotsky memerankan sebagai organisator bersenjata di St. Petersburg. Ia memimpin Komite Militer Revolusioner yang bertnggung jawab atas perebutan kota St. Petersburg dan Istana Musim Dingin, tempat Pemerintahan Provisional. Dibawah kepemimpinan Trotsky, St. Petersburg direbut hanya dengan 10 korban jiwa. “Atas nama Komite Militer Revolusioner, saya menyatakan bahwa Pemerintahn Provisional sudah ditumbangkan”, begitu Trotsky membuka pertemuan Soviet St. Petersburg pada tanggal 25 Oktober.

Soviet menjadi pemerintahan baru Rusia dan menjadi negara buruh pertama dalam sejarah. Trotsky diangkat menjadi Komisaris Luar Negeri dengan tugas menghentikan keterlibatan Rusia dalam Perang Dunia I. Dengan taktik revolusioner, Trotsky membuka semua rahasia perjanjian Rusia dengan negara lain kepada publik. Sementara bernegosiasi dengan rezim Jerman untuk gencatan senjata, ia mengobarkan semangat juang pekerja dan tentara Jerman untuk menumbangkan pemerintahan mereka sendiri. PD 1 berakhir pada tahun 1918 karena pemberontakan rakyat dan tentara Jerman.

Negara – negara kapitalis tidak mau membiarkan Uni Soviet, negara yang masih muda berkembang dengan pahamnya. Dua puluh satu pasukan negara imperialis segera mengepung Uni Soviet dan membantu Tentara Putih untuk menumbangkan negara buruh. Perang Sipil berkecamuk di bulan Oktober 1918 – 1921.

Trotsky kemudian diangkat menjadi Komisaris Perang dan Pemimpin Tentara Merah dalam waktu yang paling genting di dalam negara Uni Soviet. Dari puing – puing Rusia, Trotsky membentuk sebuah pasukan yang tidak hanya untuk membela Soviet, tetapi juga berjuang demi revolusi sosialis dunia. Tidak seperti jenderal – jenderal kapitalis yang memerintah pasukannya dari tempat yang aman, Trotsky langsung maju ke garis depan.  Dia faham pasukan Tentara Merah harus dibangun secara politik. Hanya prajurit yang percaya pada sosialisme dapat berjuang seratus kali lipat dari tentara kapitalis. Dengan kereta apinya, Trotsky bergerak ke medan perang, tidak hanya demi kemenangan melainkan untuk menyebarkan faham sosialisme ke pasukannya. Keretanya menjadi legenda. Dalam tiga setengah tahun, Trotsky dan keretanya menempuh 105.000 km atau dua setengah kali mengelilingi dunia.

Keberhasilan mengalahkan Tentara Putih dan tentara imperialis , Uni Soviet memiliki tantangan membangun perekonomian Uni Soviet yang porak poranda. Selain itu, gelombang revolusi yang menyapu Eropa setelah Revolusi Oktober di Rusia gagal semua. Uni Soviet terisolasi dalam keterbelakangan tanpa adanya bantuan ekonomi dari negara lain. Dalam situasi inilah perlahan lapisan birokrasi menguat. Rakyat yang sudah letih secara fisik dan mental memilih mengundurkan diri dalam keterlibatan kehidupan politik partai dan negara. Mereka lebih sibuk mencari nasi. Pertemuan Soviet menjadi kosong. Sementara, ratusan ribu mantan birokrat Tsar Rusia mulai memasuki institusi negara Soviet, karena buruh dan tani tidak terdidik dan tidak mampu baca tulis. Mereka dianggap layaknya buah apel yang luarnya merah tetapi dalamnya putih.

Pada kubu Bolshevik, hal yang sama terjadi. Kaum fungsionaris semakin kuat. Seperti pada posisi sekretaris yang awalnya bersifat administratur (mencatat notulensi,menjadwalkan pertemuan dan lain – lain) menjadi posisi politik dengan kekuasaan yang besar. Stalin kemudian dipilih menjadi general secretary (sekretaris umum) pada tahun 1922 sebenarnya hanya bertugas sebagai administrasi sekertaris saja dan bukan menjadi pemimpin sama sekali. Posisi general secretary tidak memiliki kekuasaan politik sama sekali. Lenin sendiri dan pemimpin ulung Bolsevik seperti Kamenev, Zinoviev, dll tidak pernah menjabat sebagai general secretary. Kepemimpinan Bolshevik ada di tangan kepemimpinan kolektif Komite Pusat. Menguatnya lapisan birokrasi mengakibatkan posisi sekretaris memiliki kekuatan politik dan general secretary (sekretaris umum) pun menjadi Sekretaris Jenderal, atau Sekjen Stalin, sang Sekjen pun lahir, perlahan – lahan dan mengendap – endap.

Trotsky segera membangun kekuatan guna melawan bangkitnya birokrasi ini. Pada tahun 1922, Trotsky dan Lenin bekerjasama melawan perpecahan internal dalam tubuh Soviet dan Bolshevik. Lenin jatuh sakit pada bulan Maret 1923 yang membuatnya lumpuh dan meninggal pada awal Januari 1924. Pasca meninggalnya Lenin, Stalin langsung menyerang Trotsky secara terbuka. Trotsky difitnah Stalin. Disini mulai muncul istilah Trotskisme oleh Stalin dan anak buahnya untuk memisahkan Trotsky dari Leninisme dan Marxisme.

Berulang kali, Trotsky menunjukkan ketepatan perspektifnya dalam Revolusi Jerman 1923 dan Revolusi Tiongkok 1926 – 1927. Namun justru kekalahan revolusi – revolusi ini semakin menyudutkan Uni Soviet, tidak peduli seberapa benarnya Trotsky. Pada tahun 1927, Trotsky bersama kamerad – kamerad dari Oposisi Kirinya dipecat dari partai. Trotsky dibuang ke Khazakstan dn kemudian ke Turki.

Di luar Uni Soviet, Trotsky mengorganisir Oposisi Kiri untuk mengembalikan Partai Komunis Uni Soviet dan Komunis Internasional ke jalan sosialisme. Dilain sisi, kemerad – kemerad Trotsky satu persatu menyerah kepada Stalin, namun Trotsky masih terus melawan. Ia dibenci kaum Stalinis, kaum reformis sosial demokrat dan kaum kapitalis, yang beralasan dia terus berjuang untuk revolusi sosialis sedunia.

Dengan kekuatan pena yang dimiliknya, Trotsky terus menulis guna mewariskan semangat Revolusi Oktober kepada generasi penerusnya. Dia mengekpos kebangkrutan Stalinisme dalam buku yang berjudul Revolusi yang Dikhianati. Dalam buku tersebut, ia menjawab musuhnya yang menelikung teori Revolusi Permanen dengan fitnah – fitnah dalam buku Revolusi Permanen. Dalam buku Sejarah Revolusi Rusia, Trotsky digambarkan sebagai tokoh penting dalam Revolusi 1905 dan 1917.

Pada pengasingannya, Trotsky menemui kesulitan dalam mencari negara yang memberikan visa ijin tinggal. Ia dianggap terlalu berbahaya dalam dunia politik. Selain itu, Stalin juga menekan banyak pemerintah guna menolak kedatangan Trotsky. Akhirnya pada tahun 1933, Trotsky berhasil meninggalkan Turki dengan visa ke Prancis. Dua tahun setelahnya, pemerintah Prancis menendangnya dan dia pindah ke Norwegia. Namun di Norwegia, kebebasannya -dalam dunia politik- dikekang. Situasi politik dunia yang memanas memaksa Trotsky mencari negara dimana ia bebas beraktivitas. Pada tahun 1937, Trotsky diterima secara terbuka oleh Presiden Meksiko, Lazaro Cardenas pada tahun 1937, seorang presiden populis yang cukup progresif. Meksiko menjadi tempat pemberhentian selanjutnya sekaligus terakhir bagi Trotsky.

Stalin semakin memperketat jeratannya. Pengikut Trotsky mulai diburu dan dibunuh, tidak hanya di Rusia namun juga diseluruh muka bumi. Anak laki – laki Trotsky, Lev Sedov juga dibunuh di Paris. Anak laki – laki yang ada di Uni Soviet, Sergei Sedov, seorang insinyur yang tidak pernah masuk dalam dunia politik, ditangkap dan dijadikan pekerja paksa dan terakhir dieksekusi. Tiga cucunya hilang tanpa bekas, empat menantunya dieksekusi. Begitu bencinya Stalin terhadap Trotsky karena Trostsky dianggap sebagai ancaman bagi birokrasi Soviet. Hingga akhir hayatnya, Trotsky tidak pernah menyerah. Dia melawan semua musuhnya, Stalinis, reformis, sosial demokrat, kapitalis, dan fasis. Oleh karenanya, kapitalis menyerangnya sebagai komunis, oleh Stalinis ia difitnah sebagai agen fasis dan kapitalis.

Pada tahun 1938, Trotsky memproklamirkan Internasional Keempat sebagai kekuatan baru guna mengobarkan revolusi sosialis dunia. Menurutnya, Komunis Internasioanal (Internasional Ketiga) sudah bukan lagi organ perjuangan dan hanya menjadi instrumen asing Moskow. Benar, tidak lama setelahnya, Stalin kemudian membubarkan Komintern dengan sepihak, tanpa diskusi, tanpa kongres, dengan sebuah surat pernyataan singkat sepanjang 2 halaman atau 1100 kata. Alasan yang dikemukakan Stalin diantaranya partai komunis telah mandiri dan tidak perlu organisasi internasional; situasi politik tiap negara sudah terlalu kompleks untuk bisa dipecah oleh sebuah organisasi internasional. Namun pada kenyataanya, doktrin “sosialisme di satu negeri” kaum birokrasi, yang tidak ingin mengobarkan sosialis dunia dan ingin hidup bersama (co-exist) dengan kapitalisme.

Trotsky harus dihabisi. Gagasan Trotsky semakin berbahaya. Fitnah tidak cukup lagi membendung pemikiran Trotsky. Begitulah yang dipikirkan Stalin. Akhirnya, agen rahasia Stalin berhasil menyusup ke lingkaran Trotsky. Ramon Mercader, pada tanggal 20 Agustus 1940, masuk ke ruang belajar Trotsky tanpa kawalan dan kemudian menancapkan kapak es ke kepala Trotsky. Namun, Trotsky masih bisa melawan walaupun dari kepalanya mengucur darah dan menghentikan Ramon Mecader dari hantaman selanjutnya. Penjaga Trotsky langsung meringkus Ramon Mercader. Ketika dipaksa mengaku, awalnya, Ramon Mercader tidak mengakui kalau dirinya adalah agen dari Stalin dan mengaku bahwa dia kecewa dengan Trotsky. Namun akhirnya kedoknya terbuka, bahwa ia merupakan agen dari Stalin.

Trotsky meninggal pada pukul 7.25 malam, 21 Agustus 1940 dengan luka yang sangat parah. Dokter tidak bisa menyelamatkannya. Keesokan harinya, iring – iringan jenazah Trotsky sepanjang 13 kilometer memadati jalanan Meksiko. Permintaan untuk mengadakan pelayanan pemakaman di New York ditolak oleh pemerintah Amerika yang takut kepada Trotsky walaupun dirinya telah meninggal. Akhirnya jenazahnya dikremasi dan abunya disimpan di rumah terakhirnya yang kini menjadi museum.

Di meja tulisnya, dimana ia diserang, terdapat manuskrip buku terakhir yang tercecer berlumuran darah. Manuskrip yang belum selesai itu merupakan biografi Stalin yang sedang ia kerjakan. Layaknya manuskrip tersebut, tugasnya untuk menyelamatkan Uni Soviet belum selesai namun nyawanya telah terenggut dengan kejam.Namun, kematian Trotsky tidak menghentikan gerakannya. Gagasan dan semangat revousionernya terus membahana dan memanggil umat manusia untuk berdiri melawan penindasan.

Bagikan:

Tags

Rahmad Ardiansyah

Perkenalkan, saya Rahmad Ardiansyah, S.Pd. Guru lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Kota Semarang dan kontributor Modul Pembelajaran MGMP Sejarah Kota Semarang.

Leave a Comment

Bantu kami untuk lebih berkembang dengan subcribe channel youtube idsejarah